Cerita Emak ini hanyalah sedikit dalam keseluruhan jagad raya. Pengalaman Emak hanyalah segelintir dari kisah di luar sana. Emak hanya ingin berbagi cerita. Dengan berbagi kita jadi mengerti banyak hal yang bisa diketahui tanpa harus mengalaminya sendiri. Atau kita jadi tahu ada persamaan yang kita miliki. Semoga cerita Emak ini bermanfaat. Selamat membaca.
Rabu, 20 Oktober 2021
Ternyata Mengenali Emosi dan Bisa Mengelolanya, Membuat Kita Jadi Bisa Selalu Berprasangka Baik dan Mengundang Keberuntungan Lho!
Senin, 11 Oktober 2021
Sudahkah Kalian Berdamai dengan Diri Sendiri? Berdamai dengan Diri, Berdamai dengan Innerchild. Bahagia pun Menanti.
Minggu, 26 September 2021
Emang Bisa Ya Menyembuhkan Sendiri Innerchild yang Terluka? Cari Tahu Jawabannya di Sini! Innerchild Bahagia, Dewasa Bermakna.
Keajaiban Maindfulness Innerchild Healing Meditation. Sudahkah Anda Merasakannya?
Kamis, 23 September 2021
Ternyata Cerdas Itu Bukan Hanya Masalah Akademik. Kecerdasan Emosi Juga Perlu Dimiliki Untuk Mencipta Kebahagiaan.
Minggu, 05 September 2021
Masa Iya Sih, Innerchild Bisa Menghambat, Tapi Juga Menghebatkan Masa Dewasa?
Alam bawah sadar kita merekam kejadian traumatis yang pernah
dialami dan berusaha melindungi kita agar tidak terjadi lagi. Contohnya anak yang
melihat orangtuanya bertengkar, dalam pikiran bawah sadarnya menjaga agar anak
tersebut tidak mengalami hal yang sama. Bagaimana biar tidak terjadi
pertengkaran di antara suami istri, pikiran bawah sadar mengatakan, jangan
menikah. Karena itu ada orang yang tidak bisa menikah, bahkan ketika sudah akan
ijab kabul, membatalkan pernikahan itu.
Trauma innerchild bisa terjadi sejak masa di dalam kandungan. Ada
wanita yang tidak hamil-hamil sekian lama padahal kondisi normal. Setelah
diselidiki ternyata ketika dia berusia tiga bulan di dlm kandungan, ibunya
pernah berusaha menggugurkannnya. Padahal tidak ada yang menceritakan hal ini.
Tetapi janin merekamnya, dan tubuh dewasanya menolak untuk hamil agar dia tidak
mengulang kisah ibunya yang ingin menggugurkan kandungan. Setelah diterapi dan
sembuh dari traumanya, empat bulan kemudian dia bisa hamil.
Sadari Luka Innerchild
Luka innerchild bisa berlapis-lapis. Seringkali tidak
disadari oleh penderitanya. Kita bisa melihat seseorang mempunyai luka
innerchild atau tidak, dari tingkah lakunya. Misalkan seorang ayah yang tidak
mau mengalah kepada anaknya, kemungkinan masa kecilnya mengalami luka
innerchild yang membuatnya enggan mengalah. Seorang tentara yang gagah perkasa
dan tidak takut menghadapi senjata, menangis seperti anak kecil ketika disuntik
vaksin. Saat menangis ini diri innerchildnya yang menangis, bukan diri
dewasanya.
Sangat penting menyembuhkan luka innerchild dan memberinya
rasa aman, agar tidak menyabotase perilaku kita ketika dewasa.
Psikodinamika Innerchild Dalam Pernikahan
Dari materi yang disampaikan oleh Pak Asep Haerul Gani, Emak mengerti bahwa masa kecil bisa mempengaruhi tindakan kita di masa dewasa. Innerchild yang terluka dan belum diobati akan mempengaruhi kehidupan di dalam pernikahan. Pertengkaran atau konflik yang terjadi di antara suami istri bisa jadi disebabkan oleh innerchild yang terluka ini.
Emak pun pernah merasakan hal yang seperti itu. Dulu Emak merasa mudah sekali baper. Hal yang kecil bisa jadi besar karena sebenarnya ketika mengalami suatu kejadian, dia membawa luka innerchild di dalamnya yang membuat sesuatu yang sebenarnya sepele menjadi terlihat besar karena dia melihatnya sebagai seorang anak kecil yang ketakutan. Bahkan sesuatu yang sebenarnya bukan masalah menjadi masalah besar. Tentu saja ini mengganggu relasi dengan Bapak dan anak-anak mereka.
Ketika luka innerchild telah sembuh, Emak menjadi lebih obyektif dan tidak mudah baper lagi.
Topeng Dalam Kehidupan
Manusia selalu memakai topeng di depan orang lain. Ketika topeng yang dipakainya tepat waktu dan tempat, maka dia akan bisa diterima oleh orang lain. Tetapi bila memakai topengnya di waktu dan tempat yang salah, akan terjadi konflik.
Apakah yang dimaksud topeng itu?
Memakai topeng adalah bagaimana cara kita berperilaku. Saat bersama orang tua, kita memakai topeng anak. Saat bersama istri, kita memakai topeng suami. Saat bersama suami, kita memakai topeng istri. Saat bersama anak kita memakai topeng orang tua. Di kantor kita memakai topeng atasan atau bawahan. Kapan kita tidak memakai topeng dan menjadi diri sendiri? Saat sendirian.
Yang menjadi masalah adalah ketika kita memakai topeng yang salah di waktu yang
salah. Misal saat menghadapi mertua, kita memakai topeng sebagai atasan, tentu
terjadi konflik karena sikap kita bisa jadi dianggap kurang ajar.
Trauma Mungkin Terlupakan, Tetapi Tidak Akan Hilang
Banyak trauma yang terlupakan, namun tidak hilang. Trauma
ini muncul bila ada pemicu yang mentriggernya. Contoh ada seorang istri yang
selalu merasa terpojok ketika berbicara dengan suaminya. Setelah diselidiki
ternyata gerakan tangan suaminya mentrigger masa kecilnya. Saat itu dia pernah
masuk ke ruangan kerja ayahnya untuk menunjukkan gambar, tetapi ayahnya marah
dan menodongkan pistol ke arahnya. Gerakan tangan suaminya mentrigger ingatan
bawah sadarnya tentang tangan ayahnya yang menodongkan pistol padanya. Setelah
dia mengenali traumanya dan bisa menyembuhkannya, gerakan tangan suaminya tidak
lagi menjadi masalah.
Contoh lainnya ada seorang istri yang selalu histeris ketika didekati suaminya. Ternyata itu disebabkan oleh bau parfume favorit suaminya yang mentrigger pada masa lalunya.
Pertengkaran Dalam Diri
Di dalam diri kita banyak bagian diri yang lainnya. Dalam
kehidupan berumahtangga, seringkali bila suami istri bertengkar, yang
bertengkar bukan hanya dua orang itu, tetapi banyak bagian diri yang ikut
bertengkar. Bahkan sebelum suami istri bertengkar, di dalam diri mereka sendiri
sudah terjadi pertengkaran bagian-bagian dari diri sendiri.
Penyebab Trauma
Banyak kejadian yang bagi orangtua adalah hal yang biasa,
tetapi bagi anak-anak menimbulkan luka dan trauma. Contohnya ketika pak Asep
didatangi klien yang seorang boss, tetapi setiap akan menjawab pertanyaan
selalu meminta persetujuan istrinya dulu. Setelah diselidiki ternyata hal itu
disebabkan ketika kecil dulu dia tidak pernah ditanya oleh ibunya, apa
keinginannya. Sedangkan kakak dan adiknya ditanya.
Jangan pernah berkata, cuma kayak gitu doang... Karena yang
menurutmu cuma kayak gitu, bagi orang lain bisa merupakan trauma yang berakibat
panjang.
Kenali Diri, Kenali Pasangan
Dalam pernikahan penting untuk mengenali egostate kita,
kemudian mengetahui egostate pasangan. Dengan demikian kita bisa memaklumi apa
yang kita dan pasangan rasakan. Penting juga untuk selalu mengingat apa tujuan
kita menikah, sehingga kita tidak mudah goyah dalam menghadapi masalah-masalah
yang timbul dalam pernikahan. Cintai innerchild kita dan pasangan kita,
sehingga bisa sama-sama berproses menjadi lebih baik.
Selalu ada insight ketika Emak mengikuti webinar dari ruang pulih. Karena itu Emak merasa bersemangat dan tidak ingin ketinggalan di setiap acaranya.
Ohya apa yang disampaikan oleh Pak Adi dan Pak Asep, juga dipaparkan di buku Luka Performa Bahagia yang ditulis oleh Mbak Intan Maria Lie dan Mas Adi Prayuda. Buku yang sangat menarik dan bermanfaat ini bisa kalian dapatkan dengan harga Rp. 149.000 saja. Selain berisi kisah Mbak Intan kecil, buku ini juga dilengkapi dengan mandala yang bisa diwarnai lho. Kontak Emak bila menginginkan bukunya ya.
Yogyakarta 5 September 2021
Selasa, 31 Agustus 2021
Siapakah Kita? Tahukah Anda Bahwa Kita Adalah Energi, dan Kita Adalah Pemimpin?
Selasa, 24 Agustus 2021
Hei! Lihat Sini! Innerchild Sedang Memanggilmu!
Senin, 23 Agustus 2021
Percaya Nggak, Hidup Ini Misteri? Coba deh Amati, Perjalanan Hidup yang Telah Kita Lalui.
Sabtu, 14 Agustus 2021
Buku Antologi
Suatu malam Emak sedang membuka-buka facebook, ketika sebuah notif messengger muncul. Menandakan ada sebuah permintaan pesan dari orang asing.
Emak bertanya-tanya, siapakah gerangan yang mengiriminya pesan? Ah.. paling sales menawarkan barang. Atau mungkin Emak-Emak sosialita mengajak arisan online. Atau bisa juga orang menawarkan produk pelangsing... bibir Emak mengerucut. Dia sensi kalau ada yang menyinggung masalah berat badan.
Daripada penasaran, lebih baik dibuka saja pesannya.
Si pengirim pesan bernama Reni Sartika Srikandi Banjharan. Hmm...Nama yang panjang. Walau masih kalah panjang sama nama Emak.
Emak membaca pesannya:
"Assalamualaikum mbk. Salam kenal. Kita satu grup d ibu2 doyan menulis. Saya resa dr kab tanah datar Sumatera barat. Saya lagi nyari teman buat nulis antologi bersama2. Nanti kita terbitkan langsung. MBK mau ikutan?"
Alis Emak naik penuh tanya. Tidak ada hujan tidak ada angin..ya memang tidak berhubungan sih sama hujan dan angin, kok tetiba ada orang yang mengajak menulis buku?
Emak memang bergabung di grup FB IIDN -Ibu-ibu Doyan Nulis. Tapi Emak tidak pernah mengirimkan tulisan apa-apa di grup itu. Emak adalah member pasif yang hanya membuka grup sesekali. Itupun hanya sekilas.
Emak memutuskan untuk membalas pesan itu. Emak menyampaikan rasa senangnya karena diajak bergabung menulis buku. Emak juga menyatakan keraguannya, apakah tulisan Emak nanti layak untuk diterbitkan. Resa meyakinkan Emak bahwa teman-teman yang lain juga banyak yang penulis pemula. Harapannya karya perdana ini akan menjadikan semangat untuk menghasilkan karya-karya selanjutnya.
Emak tidak yakin, apakah bisa menulis dengan baik dan layak diterbitkan menjadi buku antologi -buku yang ditulis banyak orang. Tapi menulis adalah hobi Emak, dan diterbitkan menjadi sebuah buku adalah salah satu impian Emak.
Emak pun sebenarnya merasa curiga, jangan-jangan ini sebuah penipuan? Tapi apa yang bisa ditipu dari menerbitkan sebuah buku?
Emak membaca lagi persyaratan ikut bergabung menerbitkan buku itu. Buku antologi ini akan berisi karya dari 25-30 penulis. Masing-masing penulis membuat dua tulisan. Dan biaya penerbitannya adalah 3 juta untuk 50 eksemplar, dan 5 juta untuk 100 eksemplar. Penulis diwajibkan membeli buku itu minimal 2 buah. Uangnya untuk biaya penerbitan.
Hmmm.... jadi berapa harga bukunya ya?
Kalau 5 juta dibagi 30 orang, maka ketemunya adalah 166.666. Jadi setiap penulis akan dikenai biaya sebesar itu. Jumlah yang tidak sedikit buat Emak.
Tapi dipikir-pikir lagi, kapan lagi ada yang mengajak Emak untuk menerbitkan buku? Kalaupun ini sebuah penipuan, kerugian materi yang Emak alami kira-kira ya 167.000 itu. Kerugian non materi, tidak bisa dihitung. Tapi pasti ada manfaat yang bisa diambil. Contohnya pengalaman.
Emak ingat nasehat yang diberikan Bapak kepada anak-anak mereka, "Jangan takut mencoba hal yang baru. Jangan takut gagal. Habiskan jatah gagal kalian, mumpung kalian masih belum punya tanggungan dan ada orangtua sebagai backup. Jangan melulu belajar untuk mendapat nilai yang bagus, tapi ikutlah kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Ikut organisasi dan menjalin networking. Cobalah pengalaman-pengalaman yang baru." Begitu kata Bapak.
Keesokan harinya Emak meminta pendapat Bapak, bagaimana kalau Emak bergabung dengan Emak-Emak yang lain untuk menerbitkan buku antologi. Kata Bapak,
"Kalau dirasa bermanfaat, ikut saja."
Alhamdulillah Emak jadi lebih mantap hatinya. Dengan mengucap bismillah, Emakpun resmi menyatakan bergabung dengan Emak-Emak hebat yang lain untuk menulis buku antologi.
Karena ini baru buat Emak, maka Emak banyak bertanya kepada Resa tentang detil penulisan bukunya. Termasuk tanpa sungkang Emak menanyakan masalah royalty. Alhamdulillah Resa menjawab dengan sabar.
Saking bawelnya si Emak, Resa mendapuknya menjadi admin grup WA Antologi Emak-Emak Hebat. Alhamdulillah setelah Emak masuk di grup WA dan menjadi adminnya, grup yang kata Resa tadinya krik-krik karena sunyi, jadi ada gregetnya.
Emak juga yang mengusulkan agar dibuat deadline pengiriman tulisan. Karena menurut Emak, kalau tidak diberi deadline, kapan akan terbit bukunya?
Pertanyaan-pertanyaan Emak membuat Resa bercerita kalau dia pernah membuat buku antologi. Ada 2 buku yang telah diterbitkan. Yaitu Melipat Batas, dan Batu Daun Cinta Teman Setia Belajarku.
Emak jadi penasaran. Maka Emak berburu kedua buku itu melalui aplikasi bukalapak. Alhamdulillah ada yang jual. Keduanya dijual dengan harga 25.000. Entah buku ini asli atau bajakan, Emak tidak menanyakan. Emak sudah tidak sabar untuk mendapatkan buku-buku tersebut. Emak ingin tahu, apakah ada nama Reni Sartika di kedua buku itu?
Di grup WA Antologi Emak-Emak Hebat, mulai dilangsungkan perkenalan. Beberapa anggota memperkenalkan diri, nama, tanggal dan tahun lahir, alamat dan jumlah anak. Entah kenapa harus ada jumlah anak. Tapi menarik juga karena harus menuliskannya.
Tidak semua member grup mau menuliskan data diri. Atau lebih tepatnya belum bersedia membuka diri. Emak maklum. Kebanyakan member grup ini memang tidak saling mengenal, jadi mungkin belum timbul rasa percaya untuk saling terbuka.
Alhamdulillah hari ini Emak mendengar suara yang sudah dinanti-nantinya dari depan rumah, "Assalamualikum! Pakeeet!!"
Horeee !! Buku-buku yang ditunggu Emak datang juga. Tanpa menunda-nunda Emak segera unboxing paketnya. Dan Emak senang, karena pada dua buku itu ada nama Reni Sartika, alias Resa. Orang yang mengajaknya membuat buku Antologi.
Pada Buku Melipat Batas, Resa menceritakan pengalamannya menjadi mahasiswa di Amerika. Dan pada buku Batu Daun Cinta Teman Setia Belajarku, Resa menceritakan pengalamannya tentang mengajar.
Hati Emak yang tadinya masih ada keraguan, kini merasa mantap. Emak Yakin, Resa mengajaknya menerbitkan buku, karena memang ingin menerbitkan buku.
Buku yang bisa menginspirasi banyak orang, seperti buku pertama dan keduanya. Bukan untuk menipu atau mencari keuntungan sendiri dengan merugikan orang lain.
Deadline pengiriman naskah masih 2 bulan lagi. Emak optimis dengan izin Alloh, buku antologinya segera terbit dengan memuat karya-karya yang luar biasa dari Emak-Emak Hebat penulisnya.
Ayo Emak-Emak Hebat, kita tunjukkan karya-karya terbaik kita.
Tambun 7 Februari 2020