Mengikuti parade Webinar Innerchild Healing for Indonesia dan menjadi salah satu Innerchild Healing Ambassador for Indonesia adalah sebuah keajaiban buat Emak. Bagaimana tidak, hanya karena izin dan kehendak Allah sajalah Emak bisa bertemu dengan ibu ketua IIDN Widyanti Yuliandari dan founder Ruangpulih.com Intan Maria Lie yang kemudian menariknya menjadi bagian dari event ini. Emak tahu, Alloh telah memilihnya. Maka dia harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Emak bisa merasakan gelombang energi positif yang dia pancarkan yang membuat semakin banyak gelombang positif menghampirinya.
Seperti yang dikatakan coach Fena Wijaya, alam semesta tidak pernah bohong. Alam semesta memberikan apa yang kita minta dengan cara merespon gelombang energi yang kita pancarkan. Maka bila kita meminta A kok yang datang B, coba dicek kembali apakah yang kita minta selaras dengan energi yang kita pancarkan?
Ini berkaitan dengan pikiran bawah sadar kita. Semisal ada anak yang melihat pertengkaran orangtuanya, melihat sang ayah melakukan kekerasan pada ibunya, lalu pikiran bawah sadarnya merekam hal tersebut dan menjadi standar dirinya bahwa seperti itulah seharusnya seorang laki-laki. Maka ketika dewasa, walaupun dia berdoa meminta laki-laki yang baik yang menghampirinya, karena standar pikiran bawah sadarnya laki-laki seharusnya tidak sebaik itu, maka dia menolak kehadirannya. Yang terjadi, laki-laki seperti yang ada pada standar pikiran bawah sadarnyalah yang selalu datang. Karena itulah yang terpancarkan ke alam semesta dan menarik peristiwa atau orang-orang untuk mendatanginya.
Penting bagi kita untuk melihat kembali ke dalam diri, untuk memastikan apakah energi yang kita pancarkan sudah sesuai dengan yang kita inginkan? Benahi dulu standar mindset kita. Lihat dulu apakah innerchild kita memiliki luka yang harus disembuhkan?
Selain itu coach Fena Wijaya juga menerangkan bahwa fibrasi energi dari orang-orang di sekitar bisa mempengaruhi kita. Contohnya, saat tiba-tiba kita merasa sedih, bisa jadi kesedihan itu adalah milik orang di dekat kita. Demikian juga dengan rasa takut. Ketakutan yang berlebihan bisa jadi disebabkan oleh vibrasi dari orang-orang di sekitar kita. Misal ketakutan akan covid-19 yang membuat seseorang tidak berani beraktivitas, atau terlalu sering mencuci tangan.
Menjadi penting untuk kita melihat apakah rasa takut dan sedih itu benar-benar milik kita?seperti misalnya, kita mencium bau tidak enak. Kita pikir bau itu dari badan kita. Maka kita pun mandi. Tapi kok baunya tidak hilang? Berarti bau itu bukan berasal dari badan kita. Kalau kita tidak bisa mencari di mana sumber baunya dan tidak bisa melakukan apa-apa, ya sudah, tidak usah dipikirkan. Kita bisa memikirkan hal-hal yang positif saja.
Kita Adalah Pemimpin
Sedangkan uraian dari Bapak Prasetya M Brata membuat Emak lebih menyadari bahwa dirinya adalah seorang pemimpin. Paling tidak, pemimpin bagi dirinya sendiri. Dia harus bisa memimpin pikiran dan perasaannya.
Kalau orang tidak menyadari bahwa dirinya adalah pemimpin untuk pikiran dan perasaannya, yang terjadi dia dipimpin oleh pikiran dan perasaannya. Orang seperti ini menjadi kehilangan akal sehatnya. Setinggi apapun pendidikannya, sebanyak apapun titelnya, dia bisa menjadi bodoh maksimal. Ini bisa dilihat dari orang-orang yang terlalu fanatik mendukung seseorang atau suatu partai dalam pemilu. Dia tidak bisa melihat keburukan dari yang didukungnya karena dia tidak bisa memimpin pikiran dan perasaaannya.
Seperti halnya orang yang jatuh cinta. Dia dibutakan oleh perasaannya sehingga pikirannya tidak bekerja dengan baik. Seringkali jatuh cinta berakhir dengan penderitaan dan kemarahan. Namun, ketika bertahun kemudian dia melihat kembali peristiwa itu, dia sudah memiliki persepsi yang berbeda. Bila masih ada emosi yang tertinggal, dirinya yang sudah lebih dewasa bisa kembali menemui dirinya yang patah hati, dan mengajaknya memaknai peristiwa tersebut dengan sudut pandang diri yang sekarang. Hal ini juga bisa berlaku untuk luka innerchild. Kita bisa kembali menemui innerchild kita dan mengajaknya memandang masalah di waktu lalu dalam sudut pandang kita yang dewasa.
Pak Prasetya M Brata mengajarkan untuk mindfulness pada keadaan saat ini, sehingga masa lalu tidak merecoki kenikmatan yang sedang kita alami saat ini. Contohnya saat makan. Karena kita teringat pernah memakan makanan yang lebih enak daripada yang kita makan sekarang, rasa makanan menjadi kurang enak karena kita bandingkan dengan masa lalu. Namun bila kita mindfulness saat makan, kita bisa menikmati makanan yang ada saat ini dengan penuh rasa syukur dan hati yang gembira.
Begitu pula dengan luka innerchild yang kita alami. Luka itu membuat kita memiliki persepsi berbeda tentang kejadian di masa kini. Bila kita terganggu oleh innerchild, dia menyabotase pikiran dewasa kita, menariknya ke masa lalu sehingga tidak bisa mindfulness dengan masa kini. Karena kita adalah pemimpin pikiran dan perasaan, maka kita bisa kembali mengunjungi innerchild kita dan mengajakqnya berpikir dan merasa seperti apa yang kita rasakan saat dewasa, saat mindfulness dengan sesuatu.
Terima Kasih Tuhan, Terima Kasih Diri ini
Mengikuti webinar tentang masalah kesehatan mental, khususnya innerchild, membuat Emak semakin menyadari pentingnya mengatasi masalah innerchild. Apalagi di komunitas yang Emak ikuti ternyata banyak yang merasa terganggu dengan innerchild tetapi enggan untuk membicarakannya. Menjadi PR untuk dirinya, bagaimana mengajak teman-teman untuk mau membuka diri dan berdamai dengan innerchildnya.
Emak bersyukur Alloh menunjukkan jalan ini dan membimbing melaluinya. Alhamdulillah. Terima kasih Alloh.. Terima kasih diri ini, yang telah mau membuka diri dan mencari jalan untuk pulih, terus berlatih dan semakin berkembang.
Tentang innerchild ini bisa dibaca di buku Luka Performa Bahagia, yang ditulis oleh Mbak Intan Maria Lie serta Mas Adi Prayuda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar: