Rabu, 20 Oktober 2021

Ternyata Mengenali Emosi dan Bisa Mengelolanya, Membuat Kita Jadi Bisa Selalu Berprasangka Baik dan Mengundang Keberuntungan Lho!

Kamu Orangnya Emosian Ya? 

Ketika mendengar kata emosi, langsung deh yang kepikiran di kepala Emak adalah marah. 
Kalau ada yang tanya, "kamu emosian ya?" Emak langsung mengartikannya, "Kamu gampang marah ya?"

Padahal.... Ternyata emosi itu banyak banget lho. Kalau diperinci bikin Emak bingung menghapalkannya. Coba deh lihat gambar di bawah ini:
Wkwk... Ketahuan ini foto discreenshoot dari HP. Biar ketahuan sumbernya jadi biar saja tidak dipotong gambarnya. 

Gambar di atas adalah gambar Roda Emosi Plutchik. Di sana bisa dilihat betapa beragamnya emosi yang ada pada diri seseorang. Namun, umumnya orang mengenal lima emosi dasar yaitu: senang, sedih, takut, marah dan jijik. Kalau kalian pernah menonton film Inside Out, begitulah perasaan dasar manusia diterjemahkan. 


Alangkah baiknya kita belajar mengenali semua emosi yang ada pada diri kita. Marah, senang, sedih, takut dan jijik, hanyalah sebagian dari emosi yang ada. Dibalik kelima emosi itu dan emosi-emosi yang lain ada pesan-pesan tersembunyi yang mereka bawa. 

Mengenal Emosi di Dalam Diri

Dengan mengenali emosi, Emak jadi tahu apa yang terjadi dengan perasaannya dan jadi punya kesadaran untuk mengelolanya. Waktu belum mengenal dan memiliki kesadaran tentang emosi, Emak seringkali galau dan uring-uringan tanpa tahu sebabnya. Emak jadi galak dan gampang marah, tapi Emak tidak tahu kenapa bisa begitu. 

Alhamdulillah Emak belajar dari bu Sovia Sahid, founder Motiva Consulting dan komunitas Strong Shalihah, waktu ikut kelas Healing Before Parenting. Dari sana Emak jadi tahu tentang roda emosi Plutchik dan pesan apa yang dibawa oleh masing-masing emosi tersebut. 

Tapi namanya ilmu, kalau jarang dipraktekkan ya banyak lupanya. Alhamdulillah, Emak diingatkan lagi tentang emosi dari kelas Embrace Your Innerchild & Be Happy dari Ruangpulih.com bersama dr. Rai dan Mbak Intan
Emak jadi semakin paham apa itu emosi. Dari bu Sovia Emak mengetahui bahwa emosi berasal dari bahasa Perancis emotion dan bahasa Latin emovere yang berarti bergerak ke luar. Hal ini menunjukkan bahwa emosi adalah faktor yang menggerakkan kita untuk melakukan sesuatu. 

Emosi marah misalnya. Kemarahan bisa membuat kita melakukan sesuatu yang disesali kemudian. Emosi senang, bisa membuat kita menjadi berani dan bersemangat melakukan sesuatu. Emosi takut, membuat kita menghindari hal yang membahayakan. Emosi sedih, bisa membuat kita mengingat orang-orang yang kita cintai dan betapa mereka sangat berarti. Emosi jijik bisa menyelamatkan kita dari penyakit dengan cara menjauhi hal yang menjijikkan itu. 

Jadi semua emosi membawa pesan dan energi untuk kita melakukan sesuatu. Dengan mengenali emosi yang ada, kita jadi bisa mengambil jeda dan berpikir untuk memilih respon apa yang akan kita lakukan. Kalau memilih respon positif, hasilnya akan positif. Demikian pula sebaliknya. 

Contohnya orang yang marah. Marah mempunyai energi yang besar. Apabila orang yang marah langsung bertindak tanpa memilih respon, biasanya yang dilakukan adalah sesuatu yang spontan. Marah langsung tonjok, misalnya. Tapi kalau orang yang marah mengenali emosinya, dia bisa mengambil jeda untuk berpikir, mungkin dia akan memilih mengalihkan energinya untuk hal baik. Daripada nonjok orang yang bisa berakibat panjang, lebih baik mengalihkan energinya untuk nyangkul di sawah. Energi tersalurkan, sawah pun bisa ditanami. Eh, tentu saja ini buat yang punya sawah ya. Jangan sawah orang asal dicangkul. Bisa berabe nanti. 

Contoh lainnya emosi sedih. Orang yang sedih cenderung berdiam diri, melamun, menangis. Tapi kalau dia memiliki kesadaran emosi, mengenali emosinya dan bisa memilih energi kesedihannya diarahkan ke mana, daripada melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat, dia bisa lebih mendekatkan diri pada Allah Swt. Daripada diam melamun, lebih baik berdzikir, perbanyak doa dan beribadah. 

Emosi takut bisa menyelamatkan, bisa membuat seseorang punya kekuatan yang luar biasa. Contohnya pada saat terjadi tsunami di Aceh. Ada seorang ibu rumah tangga yang selamat karena memanjat pohon kelapa. Dalam kondisi biasa, dia tidak bisa memanjat pohon setinggi sepuluh meter itu. Tetapi karena takut, dia jadi bisa melakukannya. 

Nah, coba ingat-ingat bagaimana cara kalian menyalurkan energi emosi? Langsung tersalurkan secara impulsive, alias begitu ada stimulus langsung merespon secara langsung, atau kalian sempat mengambil jeda dan memilih respon yang kalian anggap baik? 

Emosi Positif dan Negatif

Menurut Emak semua emosi itu baik. Semua emosi itu adalah anugerah dari Alloh Swt yang sangat luar biasa. Emosi memberitahu kita apa yang seharusnya kita lakukan. 

Seperti halnya emosi marah tadi. Kemarahan membuat kita berani menghadapi sesuatu. Kita diingatkan untuk bisa terus melangkah mencapai tujuan kita. 
Emosi sedih membuat kita mengingat orang-orang yang kita sayangi. Betul tidak, kalau lagi sedih biasanya kita ingat ibu? Juga ingat orang-orang yang dekat dengan kita. 
Contoh lain misalnya saat kaget, kita dipaksa untuk fokus pada apa yang kita hadapi.  Sedang naik motor ngantuk, hampir nabrak dan kita kaget. Setelah itu ngantuk hilang dan kita bisa fokus mengemudi. 
Rasa malu, membuat kita memeriksa kembali kesalahan yang telah kita lakukan dan berusaha memperbaikinya. 
Rasa senang membuat kita bersemangat. 
Rasa syukur membuat kita bahagia.
Dan banyak lagi pesan yang dibawa oleh emosi. Kalian bisa coba amati sendiri, apa perasaan kalian saat ini dan pesan apa yang dibawanya? 

Terima semua emosi yang kita rasakan. Tapi emosi negatif harus segera dialihkan. Karena tubuh kita, mengeluarkan gelombang energi ke alam semesta ini yang akan menarik peristiwa seperti yang kita pikirkan. 

Dari video dr. Aisah Dahlan Emak belajar bahwa tubuh manusia itu terbagi menjadi dua, yaitu badan seluler dan bioplasmik. Badan seluler adalah badan yang tampak ini, sedangkan badan bioplasmik berujud energi yang tidak kelihatan. 


Enargi terbesar yang dipancarkan tubuh berasal dari jantung, kemudian dari otak, dan seluruh tubuh. Enargi ini dipancarkan melalui Pembuluh meridian yang terletak di bawah kulit. Energi ini terpancar ke alam semesta dan menarik peristiwa seperti yang kita pikirkan dan rasakan. 

Pernah dengar istilah sudah jatuh tertimpa tangga pula? Nah, itu adalah salah satu gambarannya kalau kita terus-terusan memancarkan energi emosi negatif kita ke alam semesta. Yang kita rasa dan pikirkan sebenarnya belum tentu terjadi, tetapi karena kita pikirkan terus bisa kejadian beneran dan lebih parah dari yang kita pikirkan. Naudzubillahi min dzalik. 

Begitu juga dengan pikiran dan perasaan positif. Saat kita terus-terusan memikirkan dan merasakannya, maka Alloh akan membuat alam semesta ini membantu kita mendapatkannya. Bahkan kita bisa mendapatkan lebih dari yang kita kira. Karena Alloh itu beserta prasangka hamba-Nya. Dan barang siapa yang bersyukur maka Alloh akan menambah nikmat-Nya. 

Beberapa kali Emak pernah mengalami hal ini. Ketika berprasangka baik, banyak sekali kebaikan yang Emak terima. Contohnya, ketika tetiba ada tawaran menulis buku bareng salah satu idolanya, yaitu ibu Sovia Sahid. Memang buku itu sekarang belum jadi, insyaAlloh masih berlangsung penulisannya, tapi Emak masih takjub dengan tawaran yang datang itu. Emak tidak mencari peluang, bahkan tidak berharap akan bisa menulis buku bareng Bu Sovia. Emak hanya berpikir kepingin bisa menulis yang menginspirasi banyak orang dan tulisan itu bisa menjadi amal jariyah untuk Emak. 

Keberuntungan itu yang mendatangi Emak, atas kehendak Alloh tentu. Setelah sholat istikhoroh, Emak pun menerima tawaran itu. Bukan hanya bisa berproses menulis buku berdua, Emak bahkan bisa berjumpa dengan Bu Sovia di Surabaya, ditraktir makan di Tunjungan Plaza lagi. Padahal Surabaya adalah sebuah tempat yang seolah jauh dari jangkauan Emak yang berdomisili di Semarang. 

Kemudian tanpa diduga, Emak dihubungi oleh orang nomor satu di IIDN, siapa lagi kalau bukan buketu sekaligus Emaknya Bloger, Bu Widyanti Yuliandari. Beliau memberikan informasi tentang menjadi kandidat Innerchild Healing Ambassador for Indonesia dan meminta Emak mempertimbangkannya. Sungguh sesuatu tidak disangka yang membuat Emak bersyukur. Ternyata buketu diminta oleh Mbak Intan Maria Lie, founder Ruangpulih.com untuk menghubungi Emak. Emak pun sholat istikhoroh sebelum memutuskan mengambil kesempatan tersebut. 

Rasanya gimanaaaa gitu, bisa bersama-sama para blogger sungguhan mengikuti acara ini. Ya gimana, Emak satu-satunya yang blognya gratisan dan sudah lama tidak aktif. Kok bisa ya mendapatkan tawaran mengikuti acara keren ini? Jawabannya, bisa saja! Karena bagi Alloh segalanya mudah. 

Emak hanya berpikir, bagaimana agar bisa lebih banyak mempelajari tentang innerchild dan bisa membantu orang-orang yang bermasalah dengan innerchild agar mereka bisa menjadi lebih baik dan bahagia? Ternyata di sinilah jawabannya. 

Sekali lagi, sebuah keberuntungan menghampiri Emak, yaitu ketika bisa mengikuti pelatihan Access Bars di Yogyakarta bersama Mbak Intan. Mengikuti pelatihan ini butuh biaya yang banyak. Butuh waktu juga. Tapi Emak mendapatkan dukungan dari suami dan bisa ikut acaranya. Buat Emak ini kejadian luar biasa! Apalagi di sana bisa bertemu dengan buketu Mbak Widya dan putrinya, Rania. 

Selain itu masih banyak kebaikan yang Emak dapatkan. Tapi segini dulu aja deh cerita tentang Emak.

InsyaAllah nanti Emak cerita lagi di lain kesempatan ya! 
Terima kasih sudah membaca tulisan Emak ini😍😘. 


Senin, 11 Oktober 2021

Sudahkah Kalian Berdamai dengan Diri Sendiri? Berdamai dengan Diri, Berdamai dengan Innerchild. Bahagia pun Menanti.

Bagian Diri yang Ribut Sendiri

Membaca kalimat berdamai dengan diri, timbul pertanyaan dalam diri Emak, apakah selama ini terjadi peperangan dalam diri sehingga harus berdamai? 

Ya nggak gitu juga kali. Tapi coba deh amati, di dalam diri kita ini ada banyak bagian diri yang mempunyai perasaan sendiri-sendiri. Pernah nggak kalian merasakan, ada bagian diri yang menginginkan sesuatu, tetapi ada bagian lain yang mengatakan kalau menginginkan sesuatu itu keliru? Lalu ada bagian lain lagi yang membangkitkan perasaan bersalah dll. 

Dulu Emak merasa begitu. Perasaan di dalam diri Emak ini ribut sendiri. Selalu muncul selftalk negatif. Hal ini membuat Emak galau, merasa kehabisan energi untuk menghendel perasaan sendiri. Jadi ya boro-boro bisa berbuat banyak untuk orang lain, lha untuk diri sendiri saja sudah kerepotan setengah hidup. 

Kisah perjalanan Emak menemukan dirinya sendiri, yang entah kapan pernah hilang, dan proses Emak berdamai dengan dirinya sendiri, Emak tuangkan dalam buku Semeleh, buku Antologi besutan IIDN. Silakan nanti dibaca kalau bukunya sudah terbit ya. 

Setelah mendapatkan kedamaian di dalam diri, bagian-bagian diri Emak sudah lebih jarang ribut sendiri. Kadang-kadang masih ada beda pendapat, tetapi dengan izin Alloh Swt bisa segera teratasi. 

Diri yang Utuh, Akan Mengembalikan Segalanya kepada Sang Penciptanya 

Diri yang damai ini seperti sebuah kesatuan yang saling mendukung dengan harmonis. Ketika ada kejadian tidak menyenangkan atau ada trigger dari luar, mereka bersatu mengatasinya. Saling memeluk dan menguatkan. Sehingga Emak merasa lebih tangguh menghadapinya. Sebelum menjadi diri yang damai, ketika mengalami kejadian yang tidak menyenangkan, Emak seperti mendapat serangan negative talk dari dalam dirinya, membuatnya semakin terpuruk. Namun, alhamdulillah, kini bila ada self talk negatif, Emak akan mengembalikan semuanya kepada Sang Pencipta. 

Emak ingat tentang 4 maqodirulloh. Yaitu bila diqodar nikmat, Emak harus bersyukur. Bila diqodar cobaan, Emak harus bersabar. Bila diqodar musibah, Emak harus istirja'. Bila diqodar salah, Emak harus bertaubat. 

Segala sesuatu di dunia ini tidak luput dari kekuasaan Alloh. Semua sudah ada qodarnya. Kita hanya tinggal menjalani sesuai dengan buku petunjuknya. Semua sudah ada aturannya, semua sudah ada petunjuk menjalaninya. 

Gelombang Energi yang Menarik Peristiwa

Emak merasa ketika dirinya damai, ada gelombang energi yang terpancar dari dirinya ke alam semesta. Gelombang energi ini menarik peristiwa seperti apa yang Emak pikirkan. 

Ketika Emak berpikir tentang semangat dan hal-hal yang menyenangkan, semakin banyak hal baik yang dirasakan Emak. Ketika Emak berprasangka baik pada sesuatu, hal itulah yang Emak dapatkan. Begitu pula yang sebaliknya. Kalau Emak berpikir tentang rasa cemas dan kekurangan, emak merasakan kegalauan dan semakin banyak kekhawatiran, meskipun itu belum tentu terjadi, banyak energi Emak yang terbuang yang membuatnya lowbat. 

Alloh beserta prasangka hambaNya. Maka berprasangka baiklah dan berdoa yang baik-baik, dan yakin dengan doanya itu. Ketika sudah terbiasa berprasangka dan berdoa yang baik, in syaa Alloh gelombang energi kita akan mudah menarik hal-hal yang baik. 

Kadangkala Emak tidak berdoa secara spesifik, tetapi hanya mengatakan atau menuliskannya di komentar media sosial. 

Seperti yang hari ini Emak alami. Beberapa waktu lalu Emak melihat postingan buketu IIDN Widyanti Yuliandari yang bertemu dengan Mbak Intan Maria Lie, founder Ruangpulih.com dan Emak menulis "yes in syaa Alloh next time saya yang ketemuan sama buketu dan Mbak Intan. Entah bagaimana caranya  πŸ˜„", dan memang entah bagaimana Alloh mempertemukan kami hari ini di kelas access bars. 

Bahagia Menjadi Diri Sendiri

Banyak hal baik yang Emak dapatkan ketika sudah berdamai dengan dirinya sendiri. Karena itu Emak ingin lebih banyak orang yang bisa merasakan kedamaian dengan dirinya sendiri dan merasakan kebahagiaan. Bahagia itu bukan berarti tidak pernah susah. Orang yang tidak pernah susah belum tentu bahagia. Mungkin dia merasa senang, tetapi mungkin merasa bosan juga. Akhirnya malah mencari-cari hal yang aneh-aneh untuk menghilangkan bosannya. 

Bahagia itu adalah bisa menerima semua emosi yang muncul dari dalam diri. Bahagia itu bisa menerima diri sendiri dalam segala kondisi. Bahagia itu menyayangi dan mencintai diri sendiri serta bersyukur dengan semua yang telah Alloh berikan. Syukur dan sabar. Bahagia menjadi dirinya sendiri. 

Rasa tidak bahagia, bisa terjadi karena kurangnya rasa syukur di dalam diri kita pada sang Pencipta dan ciptaanNya. Namun untuk menimbulkan rasa syukur yang benar-benar muncul dari dalam diri, Emak pikir itu lebih mudah dilakukan ketika mengenal diri sendiri. Mengenal kelebihan dan kekurangannya. Mensyukuri kelebihannya dan menerima kekurangannya. 

Automatic Pilot

Salah satu hal yang menyabotase diri kita sehingga sulit untuk bersyukur dan bahagia adalah innerchild yang terluka. Innerchild adalah diri kecil kita yang berada di dalam diri dewasa. Sering kan kita dengar kata selalu ada anak kecil dalam tubuh orang dewasa. 

Innerchild ini ada yang terluka, ada yang bahagia. Ada orang yang bisa mengatasi luka innerchildnya dan segalanya baik-baik saja saat dewasa. Yang baik-baik saja ini tidak perlu mengorek masa lalu untuk mengetahui tentang innerchildnya. Akan tetapi, banyak orang yang Innerchildnya seringkali mengambil peran sebagai automatic pilot dalam kehidupannya. Maksudnya, saat tertrigger oleh sesuatu, kadangkala dia langsung melakukan hal impulsive tanpa dapat dicegah. Pikirannya seperti terblokir dan tidak bisa bekerja dengan baik. Nah yang begini ini sebaiknya mencari tahu ada apakah gerangan? 

Contohnya, seorang ibu yang mengalami luka innerchild dalam pengasuhannya ketika anak-anak dulu, dia akan mengulang pola yang dilakukan oleh orangtuanya meskipun tahu dia tidak memginginkan hal itu. Ketika dia kecil diasuh dengan kekerasan, saat menjadi ibu dia melakukan hal yang sama pada anaknya. Padahal dia tidak ingin melakukan itu. Ketika anak-anak tertidur, timbul rasa menyesal karena telah berbuat keras pada anaknya dan berjanji besok tudak akan terulang lagi. Namun, keesokan harinya hal yang sama terjadi lagi. 

Bila luka innerchildnya diabaikan, tidak diobati, kemungkinan akan terus mengganggunya. Karena innerchild yang terluka itu sebenarnya menginginkan perhatian. Dia ingin perasaannya divalidasi, diberikan perhatian dan rasa aman. Kabar gembiranya, kita sendiri bisa mencukupi semua kebutuhan innerchild tersebut dengan re-parenting. Yaitu diri yang sudah dewasa ini, mengasuh kembali diri anak-anak yang ada di dalam dirinya. 

Wah, kok bisa ya? 

Buku Luka Performa Bahagia, Membantu Mengenali Innerchild dan Cara Mengatasinya. 

Kalian bisa mencari tahu tentang innerchild yang terluka di buku Luka Performa Bahagia. Buku ini berisi segala rupa tentang innerchild. 
Mbak Intan, penulis buku ini menceritakan dengan jelas tahapan-tahapan yang bisa kalian lakukan untuk mengenali innerchild dan belajar untuk menerima serta mengatasinya. Dalam buku ini ada gambar-gambar mandala yang bisa diwarnai. 


Harga buku ini hanya Rp. 149.000
Ini harga yang tidak mahal kalau  dilihat manfaat yang bisa didapatkannya. Emak beruntung ketika membeli buku ini masih banyak bonusnya. Yaitu kelas online gratis tentang innerchild bersama dr. I Gusti Rai Wiguna dan juga kelas bersama mas Adi Prayuda dan Mbak Intan Maria Lie. 

Tapi tanpa bonus yang lain pun buku ini worth it untuk dimiliki dan dibaca ya. Jangan hanya jadi pajangan dan punya-punyaan saja. 

Kalau ada yang berminat dengan buku ini, bisa  kontak Emak melalui link di bawah ini

Wa.me/6282221851127

https://linkr.bio/sitiadiningrum

Yogyakarta 11 Oktober 2021