Senin, 21 Februari 2022

Menjadi Ibu Adalah Sebuah Anugrah


Anugerah dari Sang Pencipta

Itu adalah judul tulisan Emak di buku Parenting Melelahkan yang Penuh Cinta. 

Mengasuh anak memang melelahkan. Tapi Alloh memberi karunia cinta, yang menguatkan. 

Waktu hamil anak ketiga ini, Emak tidak tahu kalau hamil. Karena Emak tidak pakai jeda berhenti haid setelah melahirkan anak kedua. Selesai nifas, lanjut haid. Haidnya pun teratur setiap bulan. 

Waktu kehamilan sudah besar, Emak sering merasa sakit perutnya, dan pegal punggungnya. Emak pikir mungkin itu karena Emak lelah dengan aktivitasnya, yang meskipun ada yang membantu, mengurus dua batita di rumah dalam keadaan hamil itu tidak mudah. 

Hingga hari itu, saat duduk di masjid mengikuti pengajian, Emak merasa sakitnya makin menjadi. Malam itu Emak minta diantar Bapak ke rumah sakit untuk kontrol, meskipun jadwal kontrol masih beberapa hari lagi. 

Saat giliran diperiksa, dokter memegang perut Emak dan berseru, "Loh ini his! Kontraksi mau melahirkan!"

Emak pun dilarang pulang dan malam itu juga disesar untuk mengeluarkan bayinya. 

Btw ini gimana ceritanya, anak ketiga tapi Emak tidak tahu kalau mau melahirkan? 

Karena Emak belum pernah melahirkan normal. Kedua anak sebelumnya lahir sesar dan Emak belum pernah merasakan mulas mau melahirkan. Emak belum punya banyak ilmu soal melahirkan.
Sepertinya Emak masih haid saat awal kehamilan yang ketiga ini, maka hitungan usia kehamilannya pun meleset. Atau bayinya yang lebih cepat lahir? Entahlah, Emak tidak tahu. Tapi bayi Emak tidak lahir prematur. Bahkan berat badannya lebih dibandingkan kakak-kakaknya saat lahir. 

Saat itu, berapa usia anak kedua Emak, alias kakak si bayi ini? Usianya 13 bulan dan belum bisa jalan. Kakak pertama? 30 bulan. So sekarang Emak punya 3 batita di rumahnya. 

Anak adalah anugerah dari sang Pencipta. Anak adalah buah cinta yang kehadirannya seperti lentera yang menerangi kegelapan. 

Bayi kecil itu sungguh imut dan lucu. Meskipun harus berbagi perhatian dan kasih sayang dengan saudara-saudaranya, setiap anak semua mendapatkan cinta 100% dari orang tuanya. 

Seperti halnya cinta pada pasangan. Ketika anak hadir, cinta mereka itu tidak berkurang karena diberikan pada anak. Malah semakin bertambah. Begitu pula ketika jumlah anak bertambah, cinta bukan berkurang karena dibagi untuk masing-masing anak, tetapi justru bertambah besar. Karena cinta tidak bisa diukur atau dijelaskan dengan kata-kata. 

Punya anak tiga kecil-kecil, di saat Emak berusia muda dan minim ilmu memang sesuatu banget. Banyak suka dukanya, yang kalau Emak melihatnya sekarang, semuanya itu sungguh luar biasa. Kadang Emak takjub karena bisa melaluinya.
Semua bisa terjadi atas kehendak Alloh SWT. 

Alhamdulillah,  sekarang si Nomor Tiga sudah berusia 21 tahun. Tinggi dan kekar, in syaa Alloh karena rajin olah raga. Sholih dan berbakti pada orang tua, karena paham agama. 

Doa-doa Emak dan Bapak selalu menyertai langkah si Nomor Tiga. Semoga sukses, bahagia, sejahtera dunia akhirat. Aamiin.

30 Januari 2022

Ah, Salah Dia Itu Makanya Jadi Begini!


Mental Victim / Playing Victim

Kata situs Alodokter, Victim mentality atau mentalitas korban adalah kondisi ketika seseorang selalu merasa dirinya sebagai korban dari segala kondisi dan situasi yang terjadi di sekitarnya. 

Sedangkan menurut situs TheAsianparent Playing victim artinya perilaku seseorang yang gemar menimpakan kesalahan kepada orang lain, padahal bisa jadi masalah itu berasal dari dirinya

Gampangnya orang yang memiliki mental victim atau berperilaku playing victim selalu menyalahkan orang lain ketika terjadi hal tidak menyenangkan pada dirinya. Seringkali orang seperti ini tidak menyadari bahwa Alloh telah memberi kemampuan pada dirinya untuk berjuang mengatasi masalahnya. Yang dia pikirkan cuma gara-gara siapa dia jadi seperti ini? Dia tidak berpikir bagaimana caranya agar bisa mengatasi masalahnya dan menjadi kuat karenanya. 

Seorang anak yang ketika kecilnya pernah diomeli orangtuanya, atau dicela, bisa jadi membawa luka itu sampai dewasa. Ketika dia mengalami hal yang tidak menyenangkan, yang dia pikirkan, "ini gara-gara dulu sama orangtuaku dibilang aku ceroboh, jadinya ceroboh beneran dan tidak bisa hilang sampai sekarang! Kan kata-kata orangtua itu doa dan Alloh pasti mengabulkannya."

Atau misal seseorang tidak lulus ujian, dia tidak melihat kegagalannya adalah akibat dari ketidakmampuannya, lalu berusaha meningkatkan kemampuannya agar lain kali berhasil, tetapi dia menyalahkan keadaan. Misal soalnya terlalu sulit, pas belajar malah mati lampu, gara-gara jalan macet jadi terlambat dan tidak bisa konsentrasi mengerjakan ujiannya dll. 

Pokoknya semua salah orang lain, bukan salah dia. 

Anggapan seperti itu membuat orang jadi lemah dan merasa tidak berdaya. Merasa dirinya adalah korban yang tidak bisa melakukan apa-apa, menunggu orang lain membantunya untuk keluar dari segala kesulitan dan ketidak-beruntungannya.

Malangnya banyak orang yang tidak menyadari kalau dirinya memiliki mental korban/playing victim. Kalau pikirannya belum terbuka, mau dibilangin apa pun oleh orang lain, tidak bisa masuk ke dalam hatinya. Dia menolak untuk bengkit. Dia menyukai perannya sebagai korban, karena dengan begitu orang-orang akan bersimpati padanya dan memberikan perhatian yang dia inginkan. 

Kalau begini terus, lama-lama orang terdekatnya bisa kelelahan dan bosan mendengarkan keluh kesahnya. Akhirnya bisa jadi dia dijauhi orang, karena orang sudah niteni, kalau dia ada, yang diceritain itu lagi-itu lagi. Dia selalu mengeluh dan membawa aura negatif yang tidak menyenangkan. 
Walaupun orang-orang sudah menawarkan berbagai macam solusi atas keluhannya, dia tidak sungguh-sungguh berusaha melakukannya, karena dia memang belum mau berubah. 

Apakah sahabat Emak mengenal orang yang senang berplaying victim? Atau jangan-jangan, ada sahabat Emak yang playing victim? Aduh! Jangan ya! 

Kalau memang punya masalah, boleh-boleh saja curhat pada orang terdekat atau terpercaya. Lalu berusaha untuk bangkit, pulihkan diri dan berusaha untuk berkembang menjadi lebih baik. Kalau curhat kepada orang terdekat belum bisa menemukan solusi yang tepat, mungkin sudah saatnya mencari pertolongan pada orang yang profesional di bidangnya. Misalnya kepada psikolog. 

Selain itu, untuk bisa berkembang menjadi lebih baik, sahabat Emak juga bisa mengikuti komunitas-komunitas yang baik, sesuai yang diminati. Jadi semangat dan senang ketika mengikuti kegiatan-kegiatan di dalamnya. In syaa Alloh semakin banyak pengalaman dan wawasan, juga teman-teman yang didapat, sedikit demi sedikit bisa membuat kita meninggalkan mental korban dan lebih banyak memberi manfaat kepada diri sendiri dan orang lain. 

Emak dulu juga punya mental korban parah banget. Alhamdulillah Alloh menunjukkan jalan untuk bisa bertemu dengan orang-orang yang baik dan bergabung dengan komunitas-komunitas yang baik seperti: Strong Shalihah, Ibu-ibu Doyan Nulis - Interaktif , Ruang Pulih Mahadaya dll. 

Sahabat Emak, temukan minat kalian, lalu bergabunglah dengan komunitas yang sesuai. In syaa Alloh, kalian akan mendapatkan banyak hal yang baik dan bermanfaat.

26 Januari 2022

Belajar Semeleh Belajar Bahagia


Hidup adalah Pilihan

Alhamdulillah. Emak sedang senang hatinya. Karena buku antologi Semeleh ternyata banyak peminatnya. Mereka yang sudah membaca buku Semeleh memberikan testimoni bahwa buku Semeleh itu bagus, kisah-kisahnya menyentuh, dan menginspirasi pembacanya. 

Banyak yang sudah Pre Order sebelum buku terbit. Banyak juga yang membelinya setelah bukunya jadi  sebab membaca testimoni dari yang sudah memesan bukunya lebih dulu. Walaupun berbeda harga, mereka tidak merasa rugi, karena apa yang ditulis di buku Semeleh worth it lah dengan harga segitu. Bahkan sekali pun sudah harga normal, in syaa Alloh mereka tetap mau beli lho!  

Membeli buku Semeleh pada masa PO atau setelahnya adalah pilihan pembaca. Mereka memilih dengan kesadaran. Tidak ada tuh yang protes sama Emak karena perbedaan harga yang mereka dapatkan. Mungkin karena mereka menyadari, itu adalah pilihan mereka. 

Hidup adalah pilihan. Mau memilih mengerjakan sesuatu atau lebih baik diam, terserah pelakunya. Bahkan kalau ada orang berkata, "Saya tidak mau memilih." Itu pun sebenarnya pilihan. Dia memilih untuk tidak memilih apa pun. 

Emak memilih untuk bahagia dalam menjalani kehidupannya. Caranya dengan selalu berserah diri pada Alloh SWT. Emak berdoa agar bisa selalu ikhlas dan ridho dengan semua qodar Alloh. Emak pasrah dan menyerah pada Alloh. Emak percaya sepenuhnya kepada Alloh. Emak SEMELEH. 

Emak berpikir bahwa waktu lahir pun Emak tidak membawa apa-apa, tidak tahu apa-apa. Alloh lah yang menentukan jalan hidup Emak dan mencukupi segala kebutuhannya. Emak tinggal berusaha dan berdoa. Apa pun yang Emak butuhkan alhamdulillah selalu dicukupi oleh Alloh. Apa pun yang Emak inginkan, Emak berusaha semampunya, dan menyerahkan hasilnya pada Alloh. Emak yakin, kalau berhasil mendapatkan keinginannya berarti itu adalah pertolongan Alloh dan yang didapatkannya baik untuk dirinya. Namun bila tidak berhasil, Emak yakin itu berarti Alloh menyelamatkannya, karena kalau sudah berusaha sekuat daya dan upaya tapi tidak tercapai berarti itu tidak baik untuknya. 

Selain itu Emak selalu berusaha bersyukur kepada Alloh terhadap segala sesuatu, termasuk kepada dirinya sendiri. Emak belajar menerima dan mencintai dirinya sendiri sebagai wujud dari rasa syukur kepada Alloh, karena sudah diberi tubuh sebagai sarana hidup. Tubuh yang sempurna untuknya. Jiwa raga yang sempurna untuk Emak. 

Alhamdulillah, dengan menerima, bersyukur dan mencintai dirinya sendiri, Emak tidak merasa iri dengan orang lain. Melihat orang lain lebih langsing, lebih sehat, dan lebih-lebih lainnya, Emak turut bersyukur dan gembira. Alloh sudah mengira-ira setiap mahluk ciptaanNya. Jadi apa pun bentukmu, bagaimanapun keadaanmu, berapa pun rejekimu, dan pun-pun yang lainnya, Alloh Maha Tahu yang terbaik untuk hambaNya. 

Alhamdulillah 'alaa kulli hal. Segala puji bagi Alloh atas segala sesuatu. Semua urusannya orang beriman, enak atau tidak enak, in syaa Alloh ujungnya selalu kebaikan. 

Saat enak, saat nikmat, alhamdulillah bisa merasakannya. 
Saat tidak enak, saat susah, alhamdulillah, yang dialami masih lebih baik daripada orang lain. 

Emak menuliskan ini bukan bermaksud pamer. Tapi untuk bersyukur. Karena proses untuk bisa mencapai rasa Semeleh seperti yang Emak rasakan saat ini bukan semudah membalikkan telapak tangan. Perlu perjuangan dan juga bantuan dari banyak pihak. Kisah tentang ini bisa Sahabat Emak baca di buku Semeleh. 

Buku Semeleh masih bisa dipesan ya, selama persediaan masih ada. Untuk saat ini harga buku 149.000 + ongkir. Buruan pesan ya sebelum berubah menjadi harga normal. 

Sahabat Emak, hidup adalah pilihan. Mari kita memilih yang terbaik, dan selalu memohon petunjuk Alloh SWT dalam segala hal. Pilihan Alloh pasti benar dan baik. Kalau pun di awal sepertinya yang kita dapatkan tidak sesuai, bukan berarti itu salah. Tetap sabar, jalani, syukuri, berprasangka baik pada Alloh, pasti Alloh akan memberikan yang terbaik untuk kita.

21 Januari 2022

Rumahku Istanaku


RUMAH

Waktu kecil Emak membayangkan punya rumah yang seperti istana. Rumahnya besar dan indah. Kadang bercandaan sama saudara, kalau rumahnya besar harus sedia sepeda di dalam rumah, karena ke mana-mana jauh 😅. 

Lalu beranjak dewasa Emak sering memperhatikan rumah-rumah yang dilewati. Rumah seperti apa yang nanti pingin dimiliki. Ada satu rumah yang Emak suka. Emak melewatinya setiap berangkat ke redaksi majalah tempat Emak bekerja. 

Rumahnya tidak besar sekali. Setidaknya menurut penglihatan Emak, lebih kecil dari rumah Eyang tempat tinggal Emak saat itu. Tapi rumahnya punya balkon dan banyak tanamannya. Emak membayangkan kelak Emak bisa menggambar atau merenung, atau bikin-bikin apa gitu di balkon itu. 

Kemudian Emak menikah dan tinggal di rumah kakaknya yang besar dan tingkat di Bekasi. Rumahnya sangat bagus. Tapi karena besar, Emak kewalahan merawatnya. Kurang lebih tiga tahun Emak tinggal di sana. 

Alhamdulillah Bapak lalu bisa beli rumah sendiri. Agak jauh dari kota, dekat perkampungan. Rumah tipe 36 dengan kelebihan tanah di sudut. Emak senang sekali. Meskipun kecil, tapi rumah sendiri. 

Alhamdulillah Alloh paring Bapak bisa membeli rumah yang lain. Setelah sepuluh tahun tinggal di rumah pertama itu, mereka pun pindah ke rumah yang baru. Rumahnya kecil tapi tingkat. Di ruang bawah ada ruang tamu, satu kamar tidur, kamar mandi dan dapur. Satu lagi kamar pembantu dan kamar mandi kecil di luar. Di lantai atas ada dua kamar tidur, satu kamar mandi dan ruang keluarga kecil. Tanpa balkon. 

Rumah ini memiliki halaman yang cukup luas menurut ukuran Emak. Di sana Bapak menyalurkan hobinya menanam segala rupa. Ada kacang panjang, ubi jalar, melinjo, kenikir, kembang turi, nangka, kelengkeng, tebu, terong, cabe, tomat, pepaya, pepaya jepang, nangkadak, jambu, duwet, kangkung, talas, dll. 

Sepuluh tahun tinggal di sana, tiba-tiba ada kabar Bapak dipindahtugaskan ke Jawa Tengah. Rumah itu pun kini ditinggalkan. 

Misi baru adalah mencari tempat tinggal di kota yang baru. Alhamdulillah dapat rumah yang bagus dan besar untuk ditempati. Lingkungannya sangat nyaman. Tapi ini bukan rumah impian Emak. 

Emak pingin rumahnya tidak usah besar-besar. Bangunannya cukup untuk Emak, Bapak dan anak-anak. Letak rumahnya lebih tinggi dari halaman/jalan. Halamannya luas dan ada sumber mata air yang jernih. 

Bapak bisa puas berkebun. Bisa melihara binatang ternak juga. Anak-anak dan cucu-cucu bisa main di halaman, bikin tenda, api unggun atau main bola. Di halaman ada mushola untuk sholat dan pengajian. 

Mungkinkah keinginan punya rumah seperti itu bisa terwujud? Hanya Alloh yang tahu. Emak tetap optimis suatu saat Alloh mengabulkannya. Tapi sebenarnya, buat Emak, yang disebut rumah adalah tempat di mana Bapak berada. Apa pun bangunannya, di mana pun tempatnya, in syaa Alloh bersama  Bapak, Emak bahagia 😍. 

Sahabat Emak, rumah seperti apa yang kalian inginkan?

Desember 2021

Belajar untuk Semeleh


Hari yang Berbahagia

Buat Emak setiap hari adalah hari yang bahagia. Karena Emak memilih untuk bahagia. 

Apakah bahagia itu sebuah pilihan? Bukankah bahagia adalah sebuah keadaan? Memangnya bahagia bisa direkayasa? 

Menurut KBBI bahagia adalah: keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan).

Bahagia adalah sebuah pilihan. Bila sesuatu terjadi, situasi kondisi mungkin tidak dapat kita ubah. Tetapi respon kita dan cara kita menghadapinya adalah pilihan kita. 

Bahagia adalah sebuah keadaan. Keadaan yang bisa kita ciptakan. Tentu saja dengan izin dari Alloh Swt. Kitalah yang menjadi pemimpin dari Perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan). 

Kalau sedang baik-baik saja, apalagi sedang mendapatkan yang diinginkan, mungkin orang akan mudah merasa bahagia. Tetapi bagaimana bisa senang dan tenteram padahal sedang dilanda musibah atau kesusahan? Jawabannya adalah dengan SEMELEH. 

Apa itu Semeleh? 
Semeleh berasal dari bahasa jawa SELEH. Artinya taruh atau letakkan. Semeleh artinya tergeletak, atau ditaruh/diletakkan pada tempatnya. Tempatnya di sini adalah di sisi Alloh Swt. Maka Semeleh berarti berserah diri kepada Sang Pencipta. 

Berserah. Mengembalikan segala sesuatu kepada Alloh Swt. Karena kita percaya pada kuasanya. Percaya pada kasih sayangnya. Percaya pada janji-janjinya. Maka hidup menjadi tenang, penuh rasa syukur dan cinta, yang mendatangkan kebahagiaan. Bahagia yang bukan lawan dari derita, tetapi bahagia yang merangkul segala rasa. 

Karena semeleh Emak menjadi berdaya, karena Alloh pasti menolong di saat yang tepat. Emak berani mencoba hal-hal yang baru yang sekiranya bermanfaat. Emak menyerahkan hasil dari usahanya kepada Alloh Swt. Kalau berhasil, Emak bersyukur dan yakin bahwa itu adalah pertolongan dari Alloh. Bila gagal, Emak istirja' dan yakin betul bahwa itu adalah hal terbaik untuknya. 

Waktu menikah dulu, Emak belum mengenal semeleh. Tapi Emak sudah belajar tentang sholat istikhoroh, yaitu meminta dipilihkan yang terbaik oleh Alloh Swt. Alhamdulillah pilihan Alloh tidak pernah salah. Meskipun perjalanan pernikahan Emak bukan seperti kisah para putri dan pangeran yang selalu berakhir dengan: akhirnya mereka menikah dan hidup bahagia untuk selama-lamanya. 

Emak menikah tanpa pacaran. Hanya beberapa kali bertemu, itu pun bersama orang banyak. Tidak bertemu berduaan. Jadi segala sifat dan perilaku orang yang kemudian disebut Bapak, Emak tidak banyak tahu. Emak hanya tahu Bapak laki-laki yang shalih dan taat beragama, karena Bapak adalah teman kakaknya Emak. Kala itu Bapak sudah bekerja, sedangkan Emak masih kuliah. 

Bersama Bapak, Emak belajar tentang menjadi istri yang shalihah. Belajar sabar. Belajar masak. Belajar menjadi dewasa. Dari yang tadinya "aku dan kamu" belajar menjadi kami. Emak dan Bapak berproses menjadi sebuah kesatuan yang utuh dalam sebuah rumah tangga. 

Tanpa sadar Emak sudah berusaha menjalankan ilmu Semeleh. Tetapi masih jauh dari sempurna. Karena ternyata Semeleh bukan hanya berserah, tetapi di dalamnya ada cinta, rasa syukur dan penerimaan. 

Sebelum bisa mencintai, bersyukur dan menerima orang lain dengan sepenuh hati, terlebih dulu Emak harus bisa mencintai, bersyukur/berterima kasih dan menerima diri sendiri. Kalau sudah bisa begitu, maka bisa dibilang Emak sudah selesai dengan diri sendiri dan siap untuk mencintai orang lain. 

Sejak mendapatkan kesadaran tentang Mental Illness, Emak terus belajar dan alhamdulillah menjadi semakin baik. Dan Emak menyadari bahwa di sekitarnya masih banyak orang yang belum bisa mencintai dirinya sendiri dan berimbas pada orang-orang di sekitarnya. Parahnya lagi, mereka tidak menyadarinya. Mereka terus merasa menjadi korban dan menuntut orang lain untuk membahagiakan mereka. 

Karena itu Emak berharap semakin banyak orang yang membaca buku Semeleh, dan mendapatkan pencerahan darinya. 

Selesaikanlah masalah di dalam dirimu, in syaa Alloh engkau akan lebih semeleh menghadapi dunia. 

Sahabat Emak, buku SEMELEH masih bisa dipesan dengan harga 139k sampai tgl 13 Desember 2021. Setelah tanggal itu harga normal 189k. Segera pesan ya.

5 Desember 2021

Menjadi Ibu it's my dream!


Mengingat Kembali Rasanya Menjadi Ibu Untuk yang Kedua Kalinya

Hari itu, Emak yang sedang hamil besar merasakan perutnya semakin tidak nyaman. Emak tidak mau tidur di kasur bersama Bapak dan si Sulung. Emak memilih tidur di lantai beralaskan selimut. Posisi bagaimanapun rasanya tidak nyaman. Emak tidur dengan gelisah dan terbangun-bangun tidak jelas. 

Hingga sekitar pukul tiga dini hari, Emak merasa seperti mendengar suara balon meletus dan seperti ada rasa berbeda di perutnya. Saat Emak mengangkat tangannya, ternyata tangan Emak berlumuran darah. Emak segera memanggil-manggil Bapak yang tidur tidak jauh darinya. 

Bapak segera bangun dan terkejut melihat darah. Bapak segera meminta tolong pada tetangga di seberang rumah. Emak memanggilnya budhe Iin. Saat itu sebenarnya budhe Iin sedang kumat asmanya, tetapi beliau segera datang. 

Melihat kondisi Emak, budhe segera menyarankan untuk pergi ke rumah sakit. Budhe juga yang mencarikan taksi. 

Emak dan Bapak pun pergi ke rumah sakit Hermina Hospitals , di Bekasi Barat. Di sana Emak segera mendapatkan penanganan. Ternyata Emak mengalami placenta previa, yaitu plasenta bayi menutupi jalan lahir. Karena usia dan berat badan bayi belum waktunya untuk dilahirkan, maka Emak disuruh bedrest. Setelah beberapa hari, Emak diperbolehkan pulang. 

Namun beberapa hari di rumah, Emak mengalami perdarahan lagi. Akhirnya Emak harus bedrest lagi di RS. Kali ini bedresnya cukup lama, yaitu 2 minggu. Emak sedih karena harus meninggalkan si Sulung yang baru berusia 17 bulan dan sedang lucu-lucunya. 

Setelah bedrest 2 minggu, tanggal 3 Desember 1999 -jamnya lupa, Emak pun disesar untuk kedua kalinya. Alhamdulillah hari itu telah lahir seorang anak lak-laki yang ganteng dalam keadaan sempurna. 

Si Nomor DuaDua,  begitu Emak menyebutnya. Karena dia lahir setelah si Sulung. Kenapa tidak disebut si Bungsu? Karena dia punya adik. Lalu kenapa tidak disebut si Tengah? Karena adiknya dua. Kenapa tidak disebut nama? Karena di Emak Punya Cerita, namanya ya Emak, Bapak, Si Sulung, Si Nomor Dua, Si Nomor Tiga, dan Si Bungsu. Jadi apakah cerita-cerita di Emak Punya Cerita itu tidak nyata? Itu terserah anggapan pembaca. 

Kembali ke cerita Emak. Tanggal 3 Desember adalah hari ini. Dan postingan ini bukan memperingati hari kelahiran, apalagi merayakan, karena keluarga Emak tidak mengikuti tradisi itu. 

Hari ini Emak hanya ingin mengenang kembali, nikmatnya ketika menjadi Ibu untuk kedua kalinya. Pengorbanannya. Rasa sakitnya. Dan juga rasa bahagianya. Supaya anak Emak mengerti, bahwa menjadi ibu itu luar biasa. Itulah salah satu sebab, seorang anak harus berbakti kepada ibunya 3x lebih banyak daripada ayahnya. 

Buat Si Nomor Dua, di mana pun berada. Doa Emak dan Bapak selalu menyertaimu.  Emak selalu menyayangimu apa adanya dirimu. Jadilah versi dirimu sendiri yang terbaik dan bahagia. Selalu bersyukur pada Alloh dan berbakti pada Emak dan Bapak. Semoga Alloh selalu menjaga dan melindungimu, memberikan hidayah-Nya sehingga dirimu selalu di jalan yang benar hingga akhir. Aamiin. 

Sahabat Emak, bagaimana rasanya ketika kalian menjadi Ibu? Perjuangan seperti apa yang harus kalian lalui?

3 Desember 2021

Nyetir Mobil? Harus Berani!


Ketrampilan Mengemudi itu Penting! 

Dulu Emak sempat kursus mengemudi dan mendapat SIM A. Tapi karena tidak dipraktikkan (karena kurang keberanian) jadinya belum terampil-terampil. Walau diberi kesempatan mengemudi, Emak memilih jadi penumpang. 

Setelah beranak tiga dan punya mobil, Bapak sering menawari Emak untuk melatih ketrampilan mengemudi ini. Kadang Bapak mengajak ke jalan yang sepi, lalu Emak disuruh berlatih. Tapi Emak takut. Di samping itu, setiap Emak mencoba mengemudi, anak-anak yang masih kecil pada protes dan takut juga. Alhasil bertambah alasan Emak untuk tidak mengemudi. 

Padahal ketrampilan mengemudi ini sangat penting. Pernah suatu hari Bapak pulang kampung naik bus. Qodarulloh saat perjalanan pulang, busnya terguling di jalan tol tidak terlalu jauh lagi dari rumah. Saat itu pukul 3 pagi. Alhamdulillah Bapak selamat. Emak yang dikabari Bapak pun panik. Mau menjemput Bapak ke RS, tidak bisa mengemudi, padahal ada mobil di rumah. Waktu itu belum ada Gojek atau Grab. 

Akhirnya Emak menelpon tetangga dan meminta bantuan untuk mengantar Emak. Padahal tetangga itu baru pulang dari luar kota beberapa jam sebelumnya dan masih capek, tapi dia baik banget mau mengantar Emak, bersama temannya. 

Lalu saat ada pengajian ibu-ibu ke masjid yang jauh dari rumah. Emak biasanya naik motor sendirian. Tapi kemudian Emak menyadari, kalau bisa mengemudi, Emak bisa berangkat naik mobil dan mengajak teman-teman Emak yang tidak memiliki kendaraan atau tidak bisa berangkat sendiri untuk berangkat bersama. Daripada mereka menyewa angkot, keluar biaya banyak kan lebih baik bareng Emak. 

Emak jadi semangat berlatih mengemudi lagi. Bapak selalu memberi semangat, dan tidak pernah memarahi Emak ketika mobilnya yang bernama Flanker babak belur karena menyerempet pagar,  bemper depan retak menyeruduk angkot, kejeblos di jalan cor-coran, dan bodynya jadi penuh baret entah karena apa. Lha,  Emak jalan bawa badan sendiri aja sering kepentok-pentok, apalagi bawa mobil. 

Alhamdulillah lama-lama Emak semakin terampil mengemudi dan bisa pergi ke mana-mana dalam kota sendiri atau bersama teman-temannya. Emak seneng banget karena bisa mandiri, tidak harus diantar Bapak ke mana-mana. 

Sahabat Emak, kalau ada kesempatan belajar mengemudi, sebaiknya dimanfaatkan. Mengemudi itu seperti mengendarai sepeda. In syaa Alloh sekali bisa mengemudi, ketrampilan ini bermanfaat seterusnya. Kalaupun bukan mengemudi mobil sendiri, barangkali suatu saat bisa membantu tetangga mengemudikan mobilnya saat darurat. 

Bagaimana pengalaman Sahabat Emak ketika belajar mengemudi? Sharing di komentar ya.

Desember 2021

Nostalgia


Bernostalgia ke Gedung Resepsi Pernikahan
NDalem Natan Royal Guesthouse 

Sebenarnya Emak ke Yogyakarta dalam rangka kena jadwal merawat ibunda tercinta yang karena usianya sudah 92th dan pernah jatuh jadi tidak bisa berjalan. Segala aktivitas ibu dilakukan di tempat tidur, jadi harus ada yang menjaganya. 

Ibu tinggal dengan kakak, tetapi suami istri kerja semua, tidak bisa full merawat ibu. Lagipula anak ibu banyak, semua ingin mendapat giliran berbakti pada ibu. Jadilah dibuat jadwal agar semua kebagian pahala. Setiap anak yang tinggal di luar kota mendapat giliran selama sekitar 2 sampai 3 minggu merawat ibu. Kakak-kakak yang sudah pensiun bisa datang bersama pasangan mereka. Tapi suami Emak belum pensiun, dan si bungsu masih sekolah. Jadi kalau kena jadwal merawat ibu, Emak harus meninggalkan suami dan si bungsu di Semarang. Alhamdulillah mereka ikhlas dan ridha ditinggal. 

Alhamdulillah kalau siang hari ada kakak pertama Emak yang menemani ibu. Saat ada kakak inilah kesempatan buat Emak untuk bisa berolahraga jalan kaki sambil refreshing. Kadang Emak berjalan tanpa tujuan pasti. Yang penting bisa olah raga dan berjemur. Tapi sejak start sampai finish Emak selalu berbagi lokasi terkini dengan keluarga, jadi mereka tahu Emak ada di mana. 

Suatu hari Emak berjalan bersama Bapak, suami Emak yang ganteng sholeh, baik hati, tidak sombong dan gemar menabung 😍. Emak dan Bapak berjalan menuju Bendhung Lepen 

Yaitu sebuah tempat wisata di kali Gajah Wong, Kotagede Yogyakarta. Sayangnya tempat wisata itu sedang ditutup karena ikannya sedang di panen. Kalau mau membeli ikannya bisa datang jam 9 pagi, ikut mengantri bersama orang-orang lain. Kalau mau masuk tempat wisatanya  baru akan dibuka setelah jam 12 siang. 

Sebenarnya Emak dan Bapak bisa saja masuk tempat wisata dengan menerobos pita yang menghalangi jalan masuk pengunjung, tetapi tidak nyaman rasanya menjadi penyusup. Maka Emak dan Bapak pun melanjutkan perjalanan melewati dermaga cinta ❤😘. Eh emang bener itu namanya kok. Bisa dilihat di foto yang dilampirkan Emak. 

Akhirnya Emak dan Bapak sampai di depan sebuah gedung yang dulu pernah menjadi tempat bersejarah, yaitu tempat diselenggarakannya resepsi pernikahan dua sejoli itu hampir 25 tahun yang lalu. Asli Emak lupa kapan tanggal tepatnya. Kalau tidak salah tanggal 27 juli 1997. 

Jadi pas di depan gedung itu rasanya agak-agak gimanaaa gitu. Karena masih pagi,  belum ada pukul 7, gedungnya masih tutup. Jadi ya cuma bisa berselfie di depan pagarnya. 

Keesokan harinya pas Emak jalan-jalan lagi, gedungnya sudah buka. Jadi Emak mampir. Kali ini sendiri karena Bapak sudah kembali ke Semarang. Kembali ke dunia nyata. Alias harus kerja. 

Pas masuk ke gerbang, seseembak yang tadinya duduk di belakang meja di bangunan sebelah kanan yang berfungsi sebagai kafe segera berdiri menyambut. Emak lalu bilang padanya kalau 25th lalu Emak nikahan di gedung itu. Sekarang masuk mau lihat-lihat saja. Si Mbak pun mempersilakan. Tapi dia menawarkan untuk duduk di kafe, dan akan diputarkan film tentang sejarah bangunan itu. 

Emak pun duduk. Ya namanya juga duduk di kafe, disodori menu dong. Padahal Emak barusan makan di Kios Masyarakat depan bangunan itu. Tapi nggak papa lah, mumpung di sini. Emak memesan coklat hangat. Harga kafe, 20k secangkir. Alhamdulillah Emak sudah dibekali uang sama Bapak sebelum pulang ke Semarang kemarin. Terima kasih Bapak, selalu mencukupi kebutuhan Emak 😍. Alhamdulillah jaza kallohu khoiro, Emak jadi bisa memesan minuman mewah hari ini. 

Si Mbak lalu memutarkan film sejarah singkat Kotagede dan bangunan itu, yang kini bernama nDalem Natan Royal Heritage.  

Sependek ingatan Emak, dalam video itu diterangkan bahwa bangunan itu asalnya milik seorang saudagar permata dari Solo yang bernama Proyodono, sehingga bangunan itu terkenal dengan nama Proyodranan. Namun sepertinya setelah gempa besar th 2006, banyak bagian yang rusak dan bangunan tersebut terbengkelai cukup lama. Akhirnya diambil alih oleh Bapak Nasir Tamara dan dibangun kembali. Butuh waktu 4 tahun untuk merenovasinya. Tukang yang mengerjakannya bukan sembarangan, tetapi yang mengetahui betul tentang bangunan kuno. Bapak Nasir mendatangkan tukang itu dari Jepara, Kudus dan satu tempat lagi, tapi Emak lupa namanya 🙈. 

Setelah menonton video itu, dan menghabiskan coklatnya, Emak pun berfoto-foto di sana. Kata Mbak penjaga kafe, bangunan di sebelah kiri menjadi toko buku. Lalu di bangunan utama ada museum dan guest house. 

Informasi dari Mbak itu (duh padahal kemarin sudah dikasih tahu namanya, tapi Emak lupa), untuk masuk museumnya dikenakan biaya 30k. Museum itu tentang kegiatan jurnalistik Bapak Nasir Tamara di waktu lampau. Lalu untuk guest housenya ada suite room (tapi saat itu tidak disewakan karena dipakai owner), deluxe (rate 700k) dan superior (rate 500k).

Melihat bangunannya yang indah terawat, sepertinya nyaman untuk bermalam. Barangkali suatu saat Emak dan Bapak bisa-honeymoon entah yang ke berapa di sini 😍. 

Sahabat Emak, apa tempat bersejarah kalian yang paling berkesan? Ceritain yuk.

Desember 2021

Sandal Japit dan Batik Paradise


Sandal Japit dan Batik Paradise 


Hari ini Emak pingin jalan-jalan. Jalan kaki maksudnya. Sambil olahraga, pingin sambil nengok anaknya keponakan. Cucu kakak Emak yang nomor 7. Berarti cucu Emak juga ya. Perasaan masih muda, eh gak taunya cucu Emak sudah belasan 😆. 

Tapi berhubung pagi ini kakak ipar pertama Emak mau di Access Bars, jadinya Emak memberikan terapi dulu. (Tentang Access Bars nanti in syaa Alloh Emak ceritakan di episode berikutnya ya). Setelah itu pergi nengok cucunya bareng Kakak naik mobil. Tidak jadi jalan kaki. 

Alhamdulillah, sampai di rumah kakak no 7, keponakan Emak yang habis melahirkan mau di Access Bars juga. Emak bersyukur, setelah selesai diterapi keponakan Emak berkata kondisinya menjadi lebih nyaman. Setelah itu Emak pamit pulang. Tadinya mau jalan kaki saja, merealisasikan olahraga yang tertunda. Tapi waktu sudah tengah hari. Sedang panas-panasnya. Akhirnya Emak memilih naik becak. Tidak langsung ke rumah, karena Emak pingin mampir ke toko batik bernama Paradise. 

Naik becak Rp. 20.000. Bapak pengayuh becaknya sudah tua. Emak tidak tega menawar. Bahkan Emak menambahi beberapa ribu rupiah. 

Toko Batik Paradise terletak di Jl. Karanglo No.36, Purbayan, Kec. Kotagede, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55173 


Toko ini menjual batik berkualitas dengan harga yang sepantasnya. Ada harga ada rupa. Ketika sampai, Emak mencuci tangan di wastafel yang telah disediakan. Pak Satpam dengan sigap membukakan pintu dan mempersilakan Emak masuk. Pramuniaga di sana semuanya berseragam rapi dan cantik, dan memberikan pelayanan yang terbaik. Padahal Emak ke sana cuma pakai sandal japit lho! Kalian bisa lihat sandal seperti apa yang Emak pakai di foto terlampir. 

Koleksi batik di sini bagus-bagus dan banyak. Untuk mengetahui koleksinya ada apa saja bisa lihat di ig paradisebatik 
Soalnya Emak belum jadi photographer yang bisa diandalkan 🙈

Alhamdulillah. Batik yang Emak cari sudah didapat, waktunya pulang. Setelah membayar, Emak pun pulang. Diantar pramuniaga sampai ke pintu. 

Salut deh, meskipun Emak cuma pakai sandal jepit dan ke sana naik becak, mereka melayani dengan baik dan ramah. Emang sih, yang penting kalau belanja itu punya duit. Tapi kadang-kadang apa yang tampak, bisa membuat perlakuan yang berbeda. 

Terima kasih batik Paradise. Semoga laris ya jualannya.

Sahabat Emak apakah punya cerita yang menarik juga seputaran sandall japit? Sharing yuk sama Emak..

1 Desember 2021

Surat Cinta untuk Diriku


Surat Cinta Untuk Diriku

Setiap hari aku menatap cermin, dan kulihat kamu di sana. Ada masa-masa aku membencimu. Aku malu melihat kamu di depanku. Kenapa kamu? Kenapa bukan orang lain yang ada di hadapanku? Orang lain yang lebih baik. Orang lain yang sempurna dalam anganku. 

Bertahun-tahun aku menghindarimu. Mata itu. Mata yang terluka menatapku. Aku benci mata itu! Aku ingin meninggalkanmu, namun kamu selalu turut serta. Meskipun begitu buruk perlakuanku padamu, kamu tetap setia. Aku pernah memaki-maki dirimu, bahkan menggores-gores lenganmu dengan jarum. Namun kamu tetap bertahan. Kamu di sana, menatapku dengan luka. 

Saat aku sedih ataupun gembira, kamu tetap setia menemaniku. Ke mana pun aku pergi, kamu selalu mengikuti. Walau aku abaikan, walau aku menganggap kamu tidak ada, kamu tetap ada di sana. 

Hingga suatu hari, secercah kesadaran menghampiri. Aku menatapmu, seperti untuk pertama kalinya dalam hidupku. Siapa kamu? Kenapa kamu selalu setia, meskipun terluka. Mata itu menyadarkanku. Aku tidak bisa lagi berlari menghindar. Aku bisa pergi sejauh mungkin, tetapi aku tidak bisa menghindarimu. Lalu sampai kapan aku harus berlari menjauh? 

Kuputuskan untuk duduk di sini. Duduk bersamamu. Merasakan luka-luka itu. Menikmati rasa sakit itu bersamamu. Duduk bersama luka. Melihat ke dalam jernih matamu. Kamu hanya ingin aku ada untukmu. Kamu hanya ingin aku hadir menemanimu, memelukmu dan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja. Itu saja. 

Aku menatapmu, dan kudapati sepasang mata yang begitu jernih. Hidung yang sempurna. Bibir yang indah. Kulit yang bersih. Pipi yang chubby yang membuat gemas orang yang melihat. Lalu kamu tersenyum. Aku terpesona karena keindahan senyum itu. Senyum yang seolah membuat wajahmu bersinar. Hei... Siapakah yang ada di depanku ini? 

Kamu. Orang yang sama yang kulihat setiap hari. Tetapi sekarang terlihat berbeda. Kamu selalu tersenyum saat aku menatapmu. Membuatku jatuh cinta. Iya. Aku jatuh cinta. 

Maafkan aku yang selama ini mengabaikanmu. Maafkan aku yang selalu menghindar, tidak mau memberi perhatian padamu. Maafkan aku yang tidak mensyukuri keberadaanmu. Kini aku menyadari, kamu adalah pemberian Alloh Swt yang paling berharga, disamping hidayah-Nya. Tanpamu, aku tidak ada di dunia ini. Tanpamu, aku bukanlah siapa-siapa. Mungkin hanya nama yang segera hilang bersama masa. 

Terima kasih. Terima kasihku untukmu, yang selalu setia dan bertahan dalam kondisi apa pun. In syaa Alloh kita akan selalu bersama, dalam keadaan bagaimanapun. Aku tidak akan mengabaikan atau meninggalkanmu. Aku tidak akan menghindar lagi. Aku akan selalu ada untukmu. Mari kita bersama saling menguatkan dan selalu bersyukur pada Alloh Swt. Mari bersama menempuh jalan menuju syurga-Nya. 

Wahai diriku, aku mencintaimu. 

Yogyakarta 27 November 2021

#RoadToSemeleh
#AntologiIIDN

https://youtu.be/pxCILUVl_LY

Hmm..... Adakah yang terharu membaca surat cinta dari Emak? Apakah Sahabat Emak sudah pernah mengirim surat cinta untuk diri sendiri?