Jumat, 01 Mei 2009

Mati lampu?

Mati lampu nggak punya lilin?
Asal punya minyak goreng dan potongan kapur, kayu atau kapas (atau apa aja deh yang bisa menyerap minyak,) dan sumber api (bisa korek api atau kompor gas), InsyaAllah, tetap bisa terang…..

Caranya:
Tuangkan minyak goreng secukupnya pada sebuah wadah tahan api.
Masukkan potongan kapur atau kayu, atau kapas ke dalam wadah, lalu bakar. Jadilah lilin hasil karya sendiri. Kalau minyak hampir habis bisa dituangi lagi.
Tapi awas ya, jangan coba-coba pakai minyak tanah… Bisa-bisa..wusss!! Si jago merah jadi musuh deh!

Jumat, 03 April 2009

Untuk sebuah sapaan: Ibu Guru

Tak terasa, PUD Wali Barokah sudah berjalan hampir 3 bulan. (Ee..h baru 3 bulan kurang ya? Perasaan sudah lama….??)
Dari 92 siswa yang terdaftar, kira-kira 85an yang aktif. Bahkan ada 2 yang bukan siswa tapi aktif hadir. Yaitu Alya, anakku, dan Dara, anak Bu Wati. Keduanya belum terdaftar karena saat pendaftaran ditutup usia mereka belum genap 2 thn. Tapi semangat Alya untuk pergi ke PAUD benar menggebu.
Kadang belum pukul 8 pagi saat PAUD dimulai dia sudah ribut mengajak ke PAUD.
“PAUD! PAUD!” katanya sambil menarik-narik aku.
Kadang-kadang malah sore hari, atau malam hari dan hari libur mengajak ke PAUD. Bila kondisi memungkinkan kuajak ke PAUD dan melihat sendiri kalau saat itu tidak ada kelas. Halaman rumah Pak Dwi tidak ada tikar puzzle dan perlengkapan PAUD lainnya.
Sampai di rumah Alya biasanya cukup senang kalau aku menyanyikan lagu “Lonceng Berbunyi”, lagu wajib saat baris untuk “masuk kelas”. Judul aslinya aku tidak tahu. Apalagi pengarangnya.
Kalau aku menyanyikan lagu itu, Alya akan melompat-lompat di kasur dengan gembira, dan menjelang lagu berakhir dia akan berseru, “Lagi! Lonceng lagi!”
Jadi aku terus bernyanyi tanpa peduli orang lain tutup kuping mendengar suaraku yang fals, sampai Alya bosan. Kalau ikut PAUD juga ketika yang lain berbaris rapi Alya akan melompat-lompat di luar barisan.
Aku jadi teringat, waktu kecil aku punya banyak cita-cita, salah satunya guru. Aku nggak mengira kalau sekarang aku benar-benar jadi guru. Guru yang tanpa tanda jasa. Soalnya ya memang benar-benar cuma mengajar, wong nggak ada imbalan materi. Malah seringnya keluar biaya untuk ini dan itu. Tapi hati rasanya senang aja. Senang melihat murid-murid yang imut dan lucu.
Ya tentunya ini karena dukungan penuh dari suami yang Alhamdulillah meridloi dan juga mencukupi. Jadi, terimakasih suamiku, untuk segalanya yang telah engkau limpahkan untukku. Sehingga aku bisa menikmati saat-saat di depan kelas tanpa memikirkan urusan yang lain.
Sungguh senang rasanya kalau sedang berada diantara anak-anak yang imut dan lucu itu, dan mereka memanggilku Ibu Guru. (Jadi sebenarnya tetap ada tanda jasanya ya, yaitu sapaan: Bu Guru...!).
Alya (baju kuning), diantara teman-teman PAUDnya.

Rabu, 18 Februari 2009

Sebuah Pelukan untuk Muridku Sayang

Hari ini tgl 16 February 2009, Alhamdulillah PAUD berjalan lancar meski tidak ada Dwi dan Uya. Keduanya sedang mendaftar kuliah di UT, jurusan PG PAUD. Jadi, aku, Mila dan Bu Marno yang mengajar.
Mengajar anak 2-3 tahun kadang bĂȘte juga. Betenya, anak-anak itu masih suka sibuk sendiri dan nempel sama orangtua atau pengasuhnya. Kalau kita bicara lebih sering dicuekinnya. Jadinya kita lebih sering ngomong sendiri.
Hari ini yang masuk kelas A, yaitu kelompok usia 2-3th yang terbagi menjadi kelas A1 (Jeruk) dan A2 (Apel). Masing-masing mendapat waktu 1jam. Kelas berikutnya C (Anggur), untuk kelompok usia 6 thn. Kelas C kebagian waktu 2 jam karena lebih dipersiapkan untuk masuk SD.
Kelas yang berlangsung di halaman rumah pak Dwi Haryoto ini menyenangkan. Setelah berbaris dan menyanyi anak-anak duduk rapi. Mereka lalu berdoa, dan bermain.
Anak kelas A main donat-donatan, masak-masakan, binatang-binatangan dan bola basket serta bola-bola kecil aneka warna. Setelah lelah bermain, mereka istirahat, makan dan pulang.
Anak kelas C bermain lego. Ada 6 plastik lego yang ukurannya tidak sama. Kutumpahkan saja di depan mereka. Menurutku, anak-anak seusia itu akan dengan sendirinya memilih lego mana yang cocok dengan yang dimainkannya.
Merekapun asyik bermain. Kadang-kadang ada keributan kecil karena berebut, tapi pada umumnya mereka bisa bermain bersama dan saling berbagi.
Usai main lego, anak-anak istirahat. Setelah itu mereka menyanyi satu-satu maju ke depan. Ada yang menyanyikan lagu pelangi, balonku, dan bintang kecil. Alhamdulillah kebanyakan sudah berani.
Menjelang pulang, kami bernyanyi lagu aku dan kamu (judul aslinya apa aku nggak tahu.)
Aku, Aku, Aku, Aku ,Aku….
Kamu, Kamu, Kamu, Kamu….
Aku bertemu kamu
Hadap-hadapan… Salam-salaman….
Anak-anak berdiri sepasang-sepasang saling berhadap-hadapan. Ketika ada satu anak yang mogok tidak mau ikutan, tempatnya kugantikan. Seru juga saling berhadapan dan bersalaman. Salam-salamannya lalu kuganti dengan loncat-loncatan. Setelah itu kuganti dengan peluk-pelukan.
Ketika kata salam-salaman kuganti dengan peluk-pelukan, dan anak yang berpasangan denganku kupeluk, ternyata anak itu sangat suka dan menikmatinya. Teman-temannya pun iri dan minta berpasangan dengan ibu guru supaya kebagian dipeluk.
Ah…ternyata anak-anak itu begitu gembira dengan mendapatkan pelukan dari gurunya….

Kamis, 05 Februari 2009

Nyasar

Pelatihan PAUD di Cikarang Barat
Kemarin 29 Jan 2008, aku menghadiri pelatihan penyelenggara PAUD di Cikarang Barat.
Info pelatihan kudapat dari Ibu X, melalui Bu Wati, bendahara PAUD Wali Barokah.
Infonya: tgl 29-31 Jan ada pelatihan PAUD di telaga Sakinah jam 9.
Aku tanya surat undangannya, nggak ada. Waktu kutanya, alamat lengkapnya mana? Bu Ilham, atau Bu Wati, menjawab, balai PKK depan telaga Sakinah. Sedangkan Bu Toto, atau Bu Eliyati, ketua PAUD, mengatakan ke telaga Sakinah aja, nanti cari tempatnya.
Rencananya aku dan Bu Wati yang berangkat. Tapi karena hari itu Bu Wati harus rapat di SMP anaknya, aku berangkat dengan Mila, salah seorang tutor.
Karena bayanganku pokoknya datang ke telaga Sakinah dan cari di sana, kupikir tempatnya InsyaAllah mudah ditemukan.
Jadilah hari itu jam 8.30 kami berangkat, setelah minta ancer-ancer Pak Wijayanto, suamiku. Katanya. Dari kompas ke kiri terus kira-kira 5 km. Nanti kiri jalan ada plang telaga Sakinah. Kalau sudah sampai terminal Cikarang, berarti kebablasen.
Ternyata memang kami kebablasan karena papan nama telaga Sakina cuma ada rangkanya saja dan papan nama si sebelahnya sudah tidak jelas terbaca.
Setelah bertanya pada orang yang menurutku berpakaian petugas retribusi (Bawah biru tua, atas biru muda banget, mendekati putih) di depan terminal, kami diberitahu ancer-ancernya. Kami harus putar balik, sebelum mesjid yang besar di kanan jalan, belok kanan. Kutelpon Bu Wati katanya sblm RS Karya Medika belok kiri kalau dari tambun.
Akhirnya kami sampai juga di perumahan telaga Sakinah. Di gerbang dihentikan satpam. KTP ditukar kartu tamu. Waktu kutanya tentang pertemuan PAUD, ternyata dia nggak tahu. Aku ditunjukkan jalan ke rumah ketua RW.
Kucari rumahnya, setelah ketemu ternyata beliau tidak ada di tempat.
Mila kelihatan sudah capek, “Kasihan deh kita…” komentarnya.
Kutanggapi dengan senyuman saja. “Segala sesuatu akan ada akhirnya. Apa yang kita lewati adalah qodar Allah, dan apapun itu, Allah pasti menyimpan sesuatu hikmah di baliknya.”

Termasuk kami berdua jadi bola pingpong atas kesembronoanku mengajak pergi orang lain ke suatu alamat yang tidak jelas. Kalau soal kesasar sih sepertinya makanan selingan buatku…hehe. Maksudnya biarpun tidak selalu, aku sering kesasar. Dan sepertinya nggak kapok-kapok. Tapi biasanya aku sendirian. (Don’t follow me, I’m lost too…) Lain ceritanya kalau ngajak orang. Aku jadi merasa bersalah. (Maaf ya Mila…)
Oleh tetangga sebelahnya disarankan ke rumah ketua PKK, nggak jauh dari situ. Kukunjungi rumah yang ditunjuk. Ternyata bukan rumah ketua, tapi rumah sekretaris.
Namanya Ibu Lia, orangnya ramah dan baik hati. Beliau tidak tahu tentang acara PAUD, tapi berbaik hati cari informasi kepada yang dikenalnya by telepon. Hasilnya, nihil. Hari itu gak ada kegiatan apa-apa tentang PAUD atau PKK di Telaga Sakinah. Biasanya juga kalau ada kegiatan apa-apa, beliau ini seksi sibuknya. Beliau mengatakan mungkin di sekolah Darul Fikri, yang letaknya di dekat Telaga Sakinah, karena di sana pernah ada pelatihan PAUD.
Keluar dari rumah Bu Lia, aku dan Mila duduk-duduk di depan warung, minum teh botol sambil nunggu info dari Bu Eli dan Bu Wati tntang alamat yang jelas. Waktu Bu Lia telpon aku juga telpon Bu Eli dan Bu Wati.
Bu Eli telpon, karena tidak bisa menghubungi Ibu X (nggak tau nomor telpnya), info terakhir pelatihan PAUD ada di sekolah SMP di telaga Sakinah. SMP apa tidak jelas, dicari aja…
Dari Bu Wati aku di SMS nomor Ibu X. (Maaf bu Wati, rapatnya sering kuganggu dengan telepon-telepon dan smsku).
Kutelepon Ibu X yang sedang sibuk di kantornya. Kata beliau, pelatihan bukan di telaga sakinahnya, tapi di depannya. Telaga sakinah masih terus, nanti cari UPTD Cikarang Barat. Kalau sudah ketemu UPTD, tanya di mana ITKG atau IGTK atau apa gitu, aku lupa. (sujujurnya sampai sekarang saya belum paham apa itu UPTD. Pernah diberitahu singkatannya tapi nggak nyangkut di kepala. Pokoknya urusan pendidikanlah…:P)
Ya sudah deh, aku dan Mila keluar dari Telaga Sakinah, bermaksud kembali menyusuri jalan kearah terminal cikarang. Tapi aku lalu ingat, kenapa nggak telpon Uya aja, sekertaris PAUD Wali Barokah. Kan Uya sering ‘melanglang buana’, alias pergi-pergi ke mana-mana.
Tadinya Uya bingung juga kutanya. Tapi ketika kusebutkan UPTD, dia ingat kalau di perumahan Taman Aster ada UPTD. Yah, untung-untunganlah, sekalian balik ke rumah, karena perumahan Taman Aster tadi sudah terlewat, agak jauh di belakang Telaga Sakinah. Kalau nggak ketemu, rencananya kami pulang saja.
Sebenarnya, sehari sebelumnya, aku dan anak-anakku –Sekar, Yudha, Bagus, Alya, ke Fedus (Family Education Series, bisa dilihat di website, www.fedus.org). Di sana ada perpustakaan mini. (Kami berlima naik satu motor. Kayak rombongan sirkus…hehe) Ketemu Ibu Hurul , kepala PAUD Bangkit Jaya. Bu Hurul menyinggung masalah pertemuan PAUD hari ini. Beliau mengatakan tempatnya di Aster, tapi belum tahu juga.
Mendengar itu, aku sudah konfirmasi ke Bu Wati dan Bu Toto, mungkinkah tempatnya di Taman Aster dan bukannya Telaga Sakinah. Beliau berdua mengatakan di Telaga Sakinah, bukan Aster. Mungkin penyelenggaranya lain-lain.
Sampai di Taman Aster, pas di pinggir jalan ada papan nama UPTD. Kami masuk dan sampai di tempat parkir kira-kira sudah jam hampir jam setengah 11 siang. Kutanya seorang Bapak berseragam coklat-coklat pemda yang sepertinya baru tiba. Bapak itu malah bilang kalau kantor UPTD ada di cibitung.
Cibitung mak! Innalillahi (Baru saat itu aku ingat untuk istirja’ –payah deh).
Cibitung kan bisa dibilang dekat rumah. Kami sudah jauh-jauh sampai terminal Cikarang, masa balik ke Cibitung.
“Masa sih Pak? Kok plangnya ada di sini?” tanyaku.
“Iya di sini ada plangnya tapi kantornya di Cibitung. Dekat pasar induk.”
Aku nggak percaya. “Kalau IGTK?”
Apa itu IGTK? Aku juga nggak tahu.
Akhirnya Bapak itu nanya perluku apa, dan dia masuk ke dalam tanya sama orang di dalam.
Tak lama kemudian dia keluar dan membawa kabar gembira. Benar ada pelatihan PAUD, tapi tempatnya agak masuk ke dalam arah perumahan Aster. Dia menunjukkan arahnya, nanti ada lapangan belok kiri. Di belakang lapangan itu pelatihannya. Tapi namanya bukan IGTK.
Terserah deh namanya apa. Yang penting tempatnya ketemu.
Sesampainya di sana, banyak ibu-ibu berkumpul. Aku memarkir motor dan kusuruh Mila tanya pada Ibu-ibu yang jaga absen, apa benar disitu tempat pelatihan PAUDnya.
Memang benar.
Alhamdulillah. Aku lega. Apalagi ada beberapa orang juga yang baru datang dan saat absen diberi map plastik berisi makalah, notes dll.
Tapi waktu aku mau absen, ternyata PAUD Wali Barokah nggak ada daftarnya.
Nah lo!
Gimana nih? Boleh masuk nggak?
“Kalau mau masuk, masuk aja Bu.” Kata Petugasnya yang berpakaian hitam-hitam dengan kerudung biru muda. “Dapat ilmunya, tapi nggak dapat apa-apa.” Maksudnya nggak dapat map plastik beserta isinya, nggak dapat snack dan makan dan entah apa lagi.
Aku dan Mila masuk dan Alhamdulillah masih dapat tempat duduk. Gak apa-apalah nggak dapat lain-lain selain ilmu. Toh kami datang juga tujuannya cari ilmu.
Setelah bisa duduk tenang, ku sms yang tadi kuganggu dengan telepon-teleponku.
Alhamdulillah sudah sampai tempat pelatihan. Nyasarnya 2 jam. Sebuah pelajaran: kalau mau pergi ke suatu tempat, harus tahu alamat jelasnya dulu….
Biar waktunya tinggal sedikit, banyak ilmu yang bisa kami dapat. Nabi bersabda, carilah ilmu sampai negeri cina. (Bukan carilah ilmu sampai dapat walau kesasar sampai kemana-mana…huahaha… Aku masih sering menertawakan diri kalau ingat itu…)

Rabu, 28 Januari 2009

Catatan PAUDku

Kegiatan Belajar Mengajar




Bu Guru Kepanasan...







Makan Bekal dari rumah











Alhamdulillah, hari berikutnya, PAUD lebih lancar. Hari tidak hujan, Anak-anak semua semangat belajar di halaman rumah Pak Dwi Haryoto. Mudah-mudahan aja ada yang baik hati memberikan tempat atau dana, sehingga kegiatan belajar mengajar PAUD dapat lebih lancar dan barokah. Amin.

Selasa, 27 Januari 2009

CATATAN PAUDKU

Hari ini 27 jan 09 untuk pertama kalinya aku masuk di kelas untuk menjadi tutor PAUD. Seharusnya aku yang mengajar di depan. Tapi karena belum pengalaman sama sekali digantikan oleh Dwi Martanti.
Lumayan gak pede. Kadang aku masih banyak bengongnya. Malah perasaan aku jadi murid PAUDnya, bukan tutornya…hehe…
Alhamdulillah semua lancar. Bu Dwi sudah terampil memegang kelas, baik siswanya maupun tutor yang membantunya. Jadi yang ‘bengong’ kena diberdayakannya.
Anak-anak kelompok 2-3 tahun masih culun-culun banget. Lucu-lucu dan ada beberapa yang masih takut/malu sehingga masih didampingi ortu atau kakaknya. Mereka jg masih banyak bengongnya. Segitu banyaknya tutor masih juga bisa bengong…. Haha..
Ohya, tadi Alya ikut di jam pertama. Tapi nggak lama mau main sendirinya. Terus mulai narik-narik ibunya, diajak ambil mainan dll yang belum boleh diambil. Lagian Alya kan belum terdaftar PAUD Wali Barokah karena usianya belum 2 tahun.
Sebenarnya Ugik, yang membantuku di rumah sudah menyusul ke tempat PAUD untuk mengambil Alya, tapi Alyanya malah nangis…
Akhirnya Alya kuantar pulang hujan-hujan. Setelah nenen sebentar, lalu kutinggal.
Untuk anak yang usianya 4-5 thn sudah banyak yang berani dan mengerti perintah. Mereka memperhatikan dan senang belajar.
Alhamdulillah, hari ini berjalan dengan baik.
Semoga besok lebih baik lagi. Amin.

Rabu, 21 Januari 2009

PAUD

Pendidikan Anak Usia Dini sedang menjamur di mana-mana. Ibaratnya ke mana pun tempat kita berkunjung, tulisan PAUD mudah dilihat.
Namun begitu, saya tidak tahu apa-apa tentang PAUD selain yang kelihatannya: Tempat bermain seperti playgroup. Atau lebih kurang ya seperti Taman Kanak-kanak.
Sampai suatu hari, Ibu Hartini Sumarno, Ketua Posyandu di lingkunganku datang berkunjung dengan puterinya yang cantik Aulia Nurma. Yang setelah berbasa-basi meminta kesediaanku untuk menjadi wakil ketua PAUD WALI BAROKAH.
Tepatnya kapan saya tidak ingat. (Menurut Florence Litteur, pengarang “Personality Plus”, seorang ‘sanguinis’ tidak punya kalender-karena tidak ingat akan tanggal) Kalau tidak salah setelah lebaran Idul Fitri 1429H.
Agak tercengang juga saya, karena selama ini selain momong anak-anak di rumah, saya jauh dari dunia pendidikan. Maksudnya, saya bukan guru, bukan pula mubalighot, dan belum pernah berorganisasi. Tapi saya senang dunia anak-anak. Mungkin karena jiwa anak-anak di dalam diri saya masih banyak dibandingkan seharusnya, bila dilihat dari usia :p. Disamping itu, anak saya juga cukup banyak, biarpun masih bisa dihitung dengan sebelah tangan. Masih lebih 1 malah. Alhamdulillah, Allah memberikan 4 anak kepada kami. Wonderful Childrend.
Kembali ke PAUD.
Akhirnya, setelah mendapat izin dari suami, kuputuskan menerima jabatan sebagai wakil ketua. Disamping karena senang dengan dunia anak, juga karena dipandang tidak ada orang lagi. Bukan karena soal pantas atau tidak menjadi wakil ketua, tapi sulit mencari orang yang mau. Sebagai ketua adalah Ibu Dra. Hj. Eliyati Suharto. Sebagai Bendahara, Ibu Rochmawati Ilham Rusdi. Sekretarisnya Aulia Nurma. Pas banget si cantik ini jadi sekretaris, soalnya memang dia yang paling ahli komputer diantara kami semua. Sepertinya, semua orang pas dengan jabatannya. (Kecuali saya).
Ok. Berarti kepengurusan sudah terbentuk. Ada ketua, ada wakil, ada sekretaris dan bendahara. Sekarang tinggal siapa yang menjadi tutornya.
Agak sulit juga mencari siapa yang mau menjadi tutor. Karena PAUD adalah LSM yang notabene tidak bergaji. Walau menurut berita di Koran guru PAUD berhak mendapatkan insentif 100.000 perbulan dari pemerintah, pada kenyataannya kita tahu, entah kapan uang itu akan sampai di tangan yang berhak. Jadi bisa bilang, jangan mengharap apa-apa dari PAUD, bahkan harus siap tombok.
Ketika ditawarkan kepada beberapa orang, bersediakah menjadi tutor PAUD? Umumnya mereka bertanya, dibayar berapa? Karena tidak ada yang bersedia, kami pengurus yang akhirnya jadi tutor juga. Plus,Mbak Karmila, seorang mubalighot yang biasa menangani cabe rawit (maksudnya pengajian anak-anak setara TPA, bukan cabe rawit beneran yang pedas itu!),Ibu Hartini Sumarno dan Ibu Dwi Martini, kakak Uya (Aulia Nurma biasa dipanggil Uya). Ibu Dwi atau Mbak Dwi, -enaknya disapa Mbak, karena masih muda, ini sudah menjadi tutor PAUD di PAUD tetangga. Jadi kepadanya kami meggantungkan harapan. Soalnya, tak satupun dari kami yang paham apa dan bagaimana PAUD itu.
Akhirnya pada tgl 6 Desember 2008, PAUD Wali Barokah (WB) dinyatakan resmi berdiri. Ditandai dengan rapat bersama pengurus PAUD,Kader Posyandu, Ketua RT 01 dan 02, dan para pemuka Masyarakat seperti Ketua Kelompok Pengajian dan juga Mubaligh dan mubalighot.
Resmi berdiri ya. Tapi pelaksanaannya tidak mudah.
Tim PAUD WB mencari tahu tentang serba-serbi PAUD. Membuat formulir pendaftaran dan menyebarkannya, mencari dana untuk sarana dan prasarana dan lain-lain.
Ternyata peminat PAUD diluar dugaan. Tidak kira-kira, ada lebih dari 80 anak yang mendaftar. Kamipun sibuk mendata, membagi siswa berdasarkan golongan usia, lalu membaginya dalam kelas-kelas dan kelompok-kelompok.
Disamping itu, kamipun disibukkan dengan membuat SKH (satuan kegiatan harian) yang membuat pusing tujuh keliling, karena biarpun sudah diberi beberapa contoh, masih juga bikin kepala mumet.
Namun akhirnya, persiapan dan lain-lain bisa berjalan. Insya Allah PAUD WB akan mulai tahun ajaran pertamanya tanggal 26 Januari 2009. Pas tanggal merah. Tapi…siapa takut?
Mohon doanya semoga PAUD WB ini menjadi PAUD yang berhasil. Amin.
Kalau ada yang punya pengalaman atau cerita tentang PAUD, please share ya. Tks.