Buku Antologi
Suatu malam Emak sedang membuka-buka facebook, ketika sebuah notif messengger muncul. Menandakan ada sebuah permintaan pesan dari orang asing.
Emak bertanya-tanya, siapakah gerangan yang mengiriminya pesan? Ah.. paling sales menawarkan barang. Atau mungkin Emak-Emak sosialita mengajak arisan online. Atau bisa juga orang menawarkan produk pelangsing... bibir Emak mengerucut. Dia sensi kalau ada yang menyinggung masalah berat badan.
Daripada penasaran, lebih baik dibuka saja pesannya.
Si pengirim pesan bernama Reni Sartika Srikandi Banjharan. Hmm...Nama yang panjang. Walau masih kalah panjang sama nama Emak.
Emak membaca pesannya:
"Assalamualaikum mbk. Salam kenal. Kita satu grup d ibu2 doyan menulis. Saya resa dr kab tanah datar Sumatera barat. Saya lagi nyari teman buat nulis antologi bersama2. Nanti kita terbitkan langsung. MBK mau ikutan?"
Alis Emak naik penuh tanya. Tidak ada hujan tidak ada angin..ya memang tidak berhubungan sih sama hujan dan angin, kok tetiba ada orang yang mengajak menulis buku?
Emak memang bergabung di grup FB IIDN -Ibu-ibu Doyan Nulis. Tapi Emak tidak pernah mengirimkan tulisan apa-apa di grup itu. Emak adalah member pasif yang hanya membuka grup sesekali. Itupun hanya sekilas.
Emak memutuskan untuk membalas pesan itu. Emak menyampaikan rasa senangnya karena diajak bergabung menulis buku. Emak juga menyatakan keraguannya, apakah tulisan Emak nanti layak untuk diterbitkan. Resa meyakinkan Emak bahwa teman-teman yang lain juga banyak yang penulis pemula. Harapannya karya perdana ini akan menjadikan semangat untuk menghasilkan karya-karya selanjutnya.
Emak tidak yakin, apakah bisa menulis dengan baik dan layak diterbitkan menjadi buku antologi -buku yang ditulis banyak orang. Tapi menulis adalah hobi Emak, dan diterbitkan menjadi sebuah buku adalah salah satu impian Emak.
Emak pun sebenarnya merasa curiga, jangan-jangan ini sebuah penipuan? Tapi apa yang bisa ditipu dari menerbitkan sebuah buku?
Emak membaca lagi persyaratan ikut bergabung menerbitkan buku itu. Buku antologi ini akan berisi karya dari 25-30 penulis. Masing-masing penulis membuat dua tulisan. Dan biaya penerbitannya adalah 3 juta untuk 50 eksemplar, dan 5 juta untuk 100 eksemplar. Penulis diwajibkan membeli buku itu minimal 2 buah. Uangnya untuk biaya penerbitan.
Hmmm.... jadi berapa harga bukunya ya?
Kalau 5 juta dibagi 30 orang, maka ketemunya adalah 166.666. Jadi setiap penulis akan dikenai biaya sebesar itu. Jumlah yang tidak sedikit buat Emak.
Tapi dipikir-pikir lagi, kapan lagi ada yang mengajak Emak untuk menerbitkan buku? Kalaupun ini sebuah penipuan, kerugian materi yang Emak alami kira-kira ya 167.000 itu. Kerugian non materi, tidak bisa dihitung. Tapi pasti ada manfaat yang bisa diambil. Contohnya pengalaman.
Emak ingat nasehat yang diberikan Bapak kepada anak-anak mereka, "Jangan takut mencoba hal yang baru. Jangan takut gagal. Habiskan jatah gagal kalian, mumpung kalian masih belum punya tanggungan dan ada orangtua sebagai backup. Jangan melulu belajar untuk mendapat nilai yang bagus, tapi ikutlah kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Ikut organisasi dan menjalin networking. Cobalah pengalaman-pengalaman yang baru." Begitu kata Bapak.
Keesokan harinya Emak meminta pendapat Bapak, bagaimana kalau Emak bergabung dengan Emak-Emak yang lain untuk menerbitkan buku antologi. Kata Bapak,
"Kalau dirasa bermanfaat, ikut saja."
Alhamdulillah Emak jadi lebih mantap hatinya. Dengan mengucap bismillah, Emakpun resmi menyatakan bergabung dengan Emak-Emak hebat yang lain untuk menulis buku antologi.
Karena ini baru buat Emak, maka Emak banyak bertanya kepada Resa tentang detil penulisan bukunya. Termasuk tanpa sungkang Emak menanyakan masalah royalty. Alhamdulillah Resa menjawab dengan sabar.
Saking bawelnya si Emak, Resa mendapuknya menjadi admin grup WA Antologi Emak-Emak Hebat. Alhamdulillah setelah Emak masuk di grup WA dan menjadi adminnya, grup yang kata Resa tadinya krik-krik karena sunyi, jadi ada gregetnya.
Emak juga yang mengusulkan agar dibuat deadline pengiriman tulisan. Karena menurut Emak, kalau tidak diberi deadline, kapan akan terbit bukunya?
Pertanyaan-pertanyaan Emak membuat Resa bercerita kalau dia pernah membuat buku antologi. Ada 2 buku yang telah diterbitkan. Yaitu Melipat Batas, dan Batu Daun Cinta Teman Setia Belajarku.
Emak jadi penasaran. Maka Emak berburu kedua buku itu melalui aplikasi bukalapak. Alhamdulillah ada yang jual. Keduanya dijual dengan harga 25.000. Entah buku ini asli atau bajakan, Emak tidak menanyakan. Emak sudah tidak sabar untuk mendapatkan buku-buku tersebut. Emak ingin tahu, apakah ada nama Reni Sartika di kedua buku itu?
Di grup WA Antologi Emak-Emak Hebat, mulai dilangsungkan perkenalan. Beberapa anggota memperkenalkan diri, nama, tanggal dan tahun lahir, alamat dan jumlah anak. Entah kenapa harus ada jumlah anak. Tapi menarik juga karena harus menuliskannya.
Tidak semua member grup mau menuliskan data diri. Atau lebih tepatnya belum bersedia membuka diri. Emak maklum. Kebanyakan member grup ini memang tidak saling mengenal, jadi mungkin belum timbul rasa percaya untuk saling terbuka.
Alhamdulillah hari ini Emak mendengar suara yang sudah dinanti-nantinya dari depan rumah, "Assalamualikum! Pakeeet!!"
Horeee !! Buku-buku yang ditunggu Emak datang juga. Tanpa menunda-nunda Emak segera unboxing paketnya. Dan Emak senang, karena pada dua buku itu ada nama Reni Sartika, alias Resa. Orang yang mengajaknya membuat buku Antologi.
Pada Buku Melipat Batas, Resa menceritakan pengalamannya menjadi mahasiswa di Amerika. Dan pada buku Batu Daun Cinta Teman Setia Belajarku, Resa menceritakan pengalamannya tentang mengajar.
Hati Emak yang tadinya masih ada keraguan, kini merasa mantap. Emak Yakin, Resa mengajaknya menerbitkan buku, karena memang ingin menerbitkan buku.
Buku yang bisa menginspirasi banyak orang, seperti buku pertama dan keduanya. Bukan untuk menipu atau mencari keuntungan sendiri dengan merugikan orang lain.
Deadline pengiriman naskah masih 2 bulan lagi. Emak optimis dengan izin Alloh, buku antologinya segera terbit dengan memuat karya-karya yang luar biasa dari Emak-Emak Hebat penulisnya.
Ayo Emak-Emak Hebat, kita tunjukkan karya-karya terbaik kita.
Tambun 7 Februari 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar: