Senin, 11 Oktober 2021

Sudahkah Kalian Berdamai dengan Diri Sendiri? Berdamai dengan Diri, Berdamai dengan Innerchild. Bahagia pun Menanti.

Bagian Diri yang Ribut Sendiri

Membaca kalimat berdamai dengan diri, timbul pertanyaan dalam diri Emak, apakah selama ini terjadi peperangan dalam diri sehingga harus berdamai? 

Ya nggak gitu juga kali. Tapi coba deh amati, di dalam diri kita ini ada banyak bagian diri yang mempunyai perasaan sendiri-sendiri. Pernah nggak kalian merasakan, ada bagian diri yang menginginkan sesuatu, tetapi ada bagian lain yang mengatakan kalau menginginkan sesuatu itu keliru? Lalu ada bagian lain lagi yang membangkitkan perasaan bersalah dll. 

Dulu Emak merasa begitu. Perasaan di dalam diri Emak ini ribut sendiri. Selalu muncul selftalk negatif. Hal ini membuat Emak galau, merasa kehabisan energi untuk menghendel perasaan sendiri. Jadi ya boro-boro bisa berbuat banyak untuk orang lain, lha untuk diri sendiri saja sudah kerepotan setengah hidup. 

Kisah perjalanan Emak menemukan dirinya sendiri, yang entah kapan pernah hilang, dan proses Emak berdamai dengan dirinya sendiri, Emak tuangkan dalam buku Semeleh, buku Antologi besutan IIDN. Silakan nanti dibaca kalau bukunya sudah terbit ya. 

Setelah mendapatkan kedamaian di dalam diri, bagian-bagian diri Emak sudah lebih jarang ribut sendiri. Kadang-kadang masih ada beda pendapat, tetapi dengan izin Alloh Swt bisa segera teratasi. 

Diri yang Utuh, Akan Mengembalikan Segalanya kepada Sang Penciptanya 

Diri yang damai ini seperti sebuah kesatuan yang saling mendukung dengan harmonis. Ketika ada kejadian tidak menyenangkan atau ada trigger dari luar, mereka bersatu mengatasinya. Saling memeluk dan menguatkan. Sehingga Emak merasa lebih tangguh menghadapinya. Sebelum menjadi diri yang damai, ketika mengalami kejadian yang tidak menyenangkan, Emak seperti mendapat serangan negative talk dari dalam dirinya, membuatnya semakin terpuruk. Namun, alhamdulillah, kini bila ada self talk negatif, Emak akan mengembalikan semuanya kepada Sang Pencipta. 

Emak ingat tentang 4 maqodirulloh. Yaitu bila diqodar nikmat, Emak harus bersyukur. Bila diqodar cobaan, Emak harus bersabar. Bila diqodar musibah, Emak harus istirja'. Bila diqodar salah, Emak harus bertaubat. 

Segala sesuatu di dunia ini tidak luput dari kekuasaan Alloh. Semua sudah ada qodarnya. Kita hanya tinggal menjalani sesuai dengan buku petunjuknya. Semua sudah ada aturannya, semua sudah ada petunjuk menjalaninya. 

Gelombang Energi yang Menarik Peristiwa

Emak merasa ketika dirinya damai, ada gelombang energi yang terpancar dari dirinya ke alam semesta. Gelombang energi ini menarik peristiwa seperti apa yang Emak pikirkan. 

Ketika Emak berpikir tentang semangat dan hal-hal yang menyenangkan, semakin banyak hal baik yang dirasakan Emak. Ketika Emak berprasangka baik pada sesuatu, hal itulah yang Emak dapatkan. Begitu pula yang sebaliknya. Kalau Emak berpikir tentang rasa cemas dan kekurangan, emak merasakan kegalauan dan semakin banyak kekhawatiran, meskipun itu belum tentu terjadi, banyak energi Emak yang terbuang yang membuatnya lowbat. 

Alloh beserta prasangka hambaNya. Maka berprasangka baiklah dan berdoa yang baik-baik, dan yakin dengan doanya itu. Ketika sudah terbiasa berprasangka dan berdoa yang baik, in syaa Alloh gelombang energi kita akan mudah menarik hal-hal yang baik. 

Kadangkala Emak tidak berdoa secara spesifik, tetapi hanya mengatakan atau menuliskannya di komentar media sosial. 

Seperti yang hari ini Emak alami. Beberapa waktu lalu Emak melihat postingan buketu IIDN Widyanti Yuliandari yang bertemu dengan Mbak Intan Maria Lie, founder Ruangpulih.com dan Emak menulis "yes in syaa Alloh next time saya yang ketemuan sama buketu dan Mbak Intan. Entah bagaimana caranya  😄", dan memang entah bagaimana Alloh mempertemukan kami hari ini di kelas access bars. 

Bahagia Menjadi Diri Sendiri

Banyak hal baik yang Emak dapatkan ketika sudah berdamai dengan dirinya sendiri. Karena itu Emak ingin lebih banyak orang yang bisa merasakan kedamaian dengan dirinya sendiri dan merasakan kebahagiaan. Bahagia itu bukan berarti tidak pernah susah. Orang yang tidak pernah susah belum tentu bahagia. Mungkin dia merasa senang, tetapi mungkin merasa bosan juga. Akhirnya malah mencari-cari hal yang aneh-aneh untuk menghilangkan bosannya. 

Bahagia itu adalah bisa menerima semua emosi yang muncul dari dalam diri. Bahagia itu bisa menerima diri sendiri dalam segala kondisi. Bahagia itu menyayangi dan mencintai diri sendiri serta bersyukur dengan semua yang telah Alloh berikan. Syukur dan sabar. Bahagia menjadi dirinya sendiri. 

Rasa tidak bahagia, bisa terjadi karena kurangnya rasa syukur di dalam diri kita pada sang Pencipta dan ciptaanNya. Namun untuk menimbulkan rasa syukur yang benar-benar muncul dari dalam diri, Emak pikir itu lebih mudah dilakukan ketika mengenal diri sendiri. Mengenal kelebihan dan kekurangannya. Mensyukuri kelebihannya dan menerima kekurangannya. 

Automatic Pilot

Salah satu hal yang menyabotase diri kita sehingga sulit untuk bersyukur dan bahagia adalah innerchild yang terluka. Innerchild adalah diri kecil kita yang berada di dalam diri dewasa. Sering kan kita dengar kata selalu ada anak kecil dalam tubuh orang dewasa. 

Innerchild ini ada yang terluka, ada yang bahagia. Ada orang yang bisa mengatasi luka innerchildnya dan segalanya baik-baik saja saat dewasa. Yang baik-baik saja ini tidak perlu mengorek masa lalu untuk mengetahui tentang innerchildnya. Akan tetapi, banyak orang yang Innerchildnya seringkali mengambil peran sebagai automatic pilot dalam kehidupannya. Maksudnya, saat tertrigger oleh sesuatu, kadangkala dia langsung melakukan hal impulsive tanpa dapat dicegah. Pikirannya seperti terblokir dan tidak bisa bekerja dengan baik. Nah yang begini ini sebaiknya mencari tahu ada apakah gerangan? 

Contohnya, seorang ibu yang mengalami luka innerchild dalam pengasuhannya ketika anak-anak dulu, dia akan mengulang pola yang dilakukan oleh orangtuanya meskipun tahu dia tidak memginginkan hal itu. Ketika dia kecil diasuh dengan kekerasan, saat menjadi ibu dia melakukan hal yang sama pada anaknya. Padahal dia tidak ingin melakukan itu. Ketika anak-anak tertidur, timbul rasa menyesal karena telah berbuat keras pada anaknya dan berjanji besok tudak akan terulang lagi. Namun, keesokan harinya hal yang sama terjadi lagi. 

Bila luka innerchildnya diabaikan, tidak diobati, kemungkinan akan terus mengganggunya. Karena innerchild yang terluka itu sebenarnya menginginkan perhatian. Dia ingin perasaannya divalidasi, diberikan perhatian dan rasa aman. Kabar gembiranya, kita sendiri bisa mencukupi semua kebutuhan innerchild tersebut dengan re-parenting. Yaitu diri yang sudah dewasa ini, mengasuh kembali diri anak-anak yang ada di dalam dirinya. 

Wah, kok bisa ya? 

Buku Luka Performa Bahagia, Membantu Mengenali Innerchild dan Cara Mengatasinya. 

Kalian bisa mencari tahu tentang innerchild yang terluka di buku Luka Performa Bahagia. Buku ini berisi segala rupa tentang innerchild. 
Mbak Intan, penulis buku ini menceritakan dengan jelas tahapan-tahapan yang bisa kalian lakukan untuk mengenali innerchild dan belajar untuk menerima serta mengatasinya. Dalam buku ini ada gambar-gambar mandala yang bisa diwarnai. 


Harga buku ini hanya Rp. 149.000
Ini harga yang tidak mahal kalau  dilihat manfaat yang bisa didapatkannya. Emak beruntung ketika membeli buku ini masih banyak bonusnya. Yaitu kelas online gratis tentang innerchild bersama dr. I Gusti Rai Wiguna dan juga kelas bersama mas Adi Prayuda dan Mbak Intan Maria Lie. 

Tapi tanpa bonus yang lain pun buku ini worth it untuk dimiliki dan dibaca ya. Jangan hanya jadi pajangan dan punya-punyaan saja. 

Kalau ada yang berminat dengan buku ini, bisa  kontak Emak melalui link di bawah ini

Wa.me/6282221851127

https://linkr.bio/sitiadiningrum

Yogyakarta 11 Oktober 2021




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar: