Jumat pagi. Selalu ada keriangan tersendiri di Jumat pagi. Bukan cuma karena hari itu kebanyakan orang tampil santai dengan kaus dan jeans sehingga kantor menjadi semarak. Juga bukan karena boleh sejenak ber-Out of Topic di hari Jumat. Tapi karena itulah hari terakhir kerja minggu ini dan besoknya kita boleh memanjakan diri..
Dari balik kokpit ?Antonov? saya menstater mesin. Mengamati lampu-lampu indikator: tekanan oli, water sedimenter, voltage accu, digital tachometer, bahan bakar. Semuanya ok, siap untuk ?penerbangan? hari itu. Diiringi musik dari I-radio, saya menginjak pedal kopling dalam-dalam, memasukkan gigi satu dengan gerak sepenuh hati dan ?Antonov? pun ?take off?.
Pernahkah kalian melakukan sesuatu yang sebenarnya sudah menjadi kebiasaan otomatis -telah mengendap di memori, bahkan dengan mata terpejampun kalian bisa melakukannya- tetapi kali ini setiap gerak kamu hayati dan rasakan dengan sungguh-sungguh seperti baru pertama kali melakukannya ? Mengemudi misalnya. Jika belum, cobalah sekali-kali. Dan nikmatilah suatu sensasi rasa seperti saat kalian pertama kali mampu melakukannya...
Sambil melirik bayangan lambaian istri di kaca spion yang makin menjauh, mengangguk pada tetangga, saya menikmati siraman sinar matahari pagi yang mulai meninggi. Ah, awal hari yang damai, batin saya. Persnelling 3 masuk, ?Antonov? pun melaju...
--o0o----
Tapi mendadak keriangan Jumat pagi itu terhenti. Kerumunan orang di jalan memaksa saya menginjak rem, melambatkan mobil. Ada apa ya ? Seonggok daun semak-semak menutupi jalan. Ada genangan darah di baliknya. Aspal jalanan memerah oleh darah. Astaga ! Hati-hati saya melintas agar tidak melindas genangan darah itu. Di pinggir jalan, sesosok jasad tergeletak, sudah tak bernyawa. Kecelakaan ? Mungkin. Tapi saya tak punya waktu untuk mencari tahu. Orang-orang menyuruh maju, dan di kota ini kita terbiasa untuk tidak peduli, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Saya menunduk, menekan rasa mual yang tiba-tiba meronta di dasar perut..
--o0o---
Pagi ini sebuah nyawa telah terlepas dari raganya, menghadap Sang Pencipta. Bersamaan itu, terhenti pula perjalanan seorang manusia. Termasuk rencana-rencana hidupnya. Kalau ia seorang karyawan, mungkin ia sedang berencana kuliah lagi untuk meningkatkan karir. Kalau ia AM, mungkin sales activity-nya baru separo jalan. Kalau ia seorang debitur, mungkin lagi merencanakan untuk merestrukturiasi kreditnya dengan menambah kredit baru berupa mobil, rumah atau yang lain karena pendapatannya naik. Mungkin. Siapa tahu ?
Tapi semua itu terhenti tiba-tiba pagi ini. Bagai sebuah buku yang tiba-tiba tamat padahal lagi seru-serunya. Padahal baru sampai bab utama, belum bab penutup. Umumnya orang menghendaki sebuah perjalanan hidup yang komplit: terlahir, masa kanak-kanak, dewasa, tua. Dan ?berharap? meninggalkan dunia ini saat semua misi telah dituntaskan, ?mission accomplished? . Sebuah ending yang sempurna.
Tapi bila tamatnya perjalanan ternyata datang lebih cepat dari yang dipinta, siapa yang kuasa menolaknya ? Karena ??maka ketika telah datang ajal seseorang, tiada yang dapat memajukan ataupun memundurkannya barang sesaat saja..? (Quran). Atau juga ?Panjang angan-angan manusia senantiasa melebihi panjang umurnya? (terjemahan bebas hadist). Bahkan seorang Chairil Anwar yang ?Aku ingin hidup seribu tahun lagi? pun gagal mewujudkan keinginannya dan mati dalam kemudaannya??..........................................the end -------oOo----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar: