Kau begitu sempurna
Dimataku kau begitu indah
Kau membuat diriku akan slalu memujamu
Di setiap langkahku
Ku kan slalu memikirkan dirimu
Tak dapat kubayangkan hidupku tanpa cintamu
Janganlah kau tinggalkan diriku
Tak kan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Lengkapi diriku
Oh sayangku kau begitu sempurna
Kau genggam tanganku
Saat ku lemah dan terjatuh
Kau bisikkan kata dan hapus semua sesalku…
Lagu sempurna versi slow yang dinyanyikan Gita Gutawa mengalun membelai telinga dan hatiku.
Manusia adalah mahluk yang sempurna. Paling sempurna diantara semua mahluk. Namun begitu, tidak ada manusia yang benar-benar sempurna.
Menurutku, manusia sempurna yang digambarkan oleh Gita Gutawa adalah setiap individu. Nyanyikanlah lagu itu untuk diri kita sendiri. Semoga dengan begitu, kita benar-benar menjadi manusia yang sempurna.
Dan kalau kita menyanyikan lagu itu untuk orang lain, sepantasnyalah lagu itu dipersembahkan untuk orangtua kita, terutama ibu.
Karena kita pernah berada di dalam tubuhnya, hidup melalui darah dan jantungnya. Karena Ibulah yang selalu menerima kita apa adanya. Menghibur dan menenangkan kita.
Setidaknya, itulah yang saya rasakan tentang ibu saya.
Dimataku kau begitu indah
Kau membuat diriku akan slalu memujamu
Di setiap langkahku
Ku kan slalu memikirkan dirimu
Tak dapat kubayangkan hidupku tanpa cintamu
Janganlah kau tinggalkan diriku
Tak kan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Lengkapi diriku
Oh sayangku kau begitu sempurna
Kau genggam tanganku
Saat ku lemah dan terjatuh
Kau bisikkan kata dan hapus semua sesalku…
Lagu sempurna versi slow yang dinyanyikan Gita Gutawa mengalun membelai telinga dan hatiku.
Manusia adalah mahluk yang sempurna. Paling sempurna diantara semua mahluk. Namun begitu, tidak ada manusia yang benar-benar sempurna.
Menurutku, manusia sempurna yang digambarkan oleh Gita Gutawa adalah setiap individu. Nyanyikanlah lagu itu untuk diri kita sendiri. Semoga dengan begitu, kita benar-benar menjadi manusia yang sempurna.
Dan kalau kita menyanyikan lagu itu untuk orang lain, sepantasnyalah lagu itu dipersembahkan untuk orangtua kita, terutama ibu.
Karena kita pernah berada di dalam tubuhnya, hidup melalui darah dan jantungnya. Karena Ibulah yang selalu menerima kita apa adanya. Menghibur dan menenangkan kita.
Setidaknya, itulah yang saya rasakan tentang ibu saya.
Seperti lagu yang dinyanyikan oleh Iwan Fals
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintangan untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
walau tapak kaki penuh darah penuh nanah
Seperti udara kasih yang engkau berikan
Tak mampu kumembalas...
Ibu... Ibu...
Rabbanaghfir lanâ wa-liwâlidînâ war-hamhum kamâ rabbawnâ shighârâ, amin...
BalasHapussebuah renungan yang begitu menyentuh rasa...
terima kasih sharingnya...
semoga bisa menjadi ilmu yg bermanfaat & Multi Level Pahala (MLP), amin...
sebagai tambahan, saya membuat tulisan tentang "Sudahkah Kita Mengindahkan Perasaan Orang Lain?"
silakan berkunjung ke:
Sudahkah Kita Mengindahkan Perasaan Orang Lain?
link di atas adalah tulisan ke-1 dr 2 buah link tentang mengindahkan perasaan orang lain)
semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...
salam,
achmad faisol
http://achmadfaisol.blogspot.com/
Terimakasih sudah memberi komentar. Semoga Allah mengabulkan doa Anda.
BalasHapus