Selasa, 02 September 2025

Kaya Raya

Kaya Raya

Siapa yang tidak mau menjadi kaya raya? Kayaknya nggak ada deh.

Zaman sekarang biar lancar ibadahnya perlu dinar dan dirham alias uang. Kalau punya uang, insya Alloh sholat bisa tenang, nggak mikir keluarga mau dikasih makan apa? Bisa beli alat ibadah. Bisa pergi cari ilmu. Bisa haji dan umroh ke Mekah. Bisa infaq dan sodaqoh banyak.

Tapi... Tahukah Anda, bahwa dalam bawah sadar ada orang yang menolak menjadi kaya?

Secara sadar ingin kaya (ingin punya uang banyak, hidup nyaman, bebas finansial), tetapi bawah sadarnya justru menolak kekayaan karena ada program lama, keyakinan, atau trauma yang tertanam.

Misalnya: Keyakinan negatif tentang uang
“Orang kaya itu serakah.”
“Uang sumber masalah.”
“Kalau kaya, nanti jadi jauh dari Tuhan.”

Keyakinan semacam ini membuat bawah sadar melindungi diri dari ‘bahaya’ uang dengan cara menolak kekayaan.

Ada juga yang mungkin karena pengalaman masa kecil, dulu sering melihat orang tua bertengkar karena uang. Jadi bawah sadarnya bilang, uang = konflik Jadi takut kalau suatu hari kaya malah membuat orang lain iri/menjauh.

Bisa juga orang menolak kaya karena rasa nggak layak

 “Saya orang biasa, nggak mungkin bisa kaya,” atau “Saya nggak boleh merasa lebih baik dari yang lain.”

Bisa juga bawah sadar menolak kaya karena takut kehilangan atau tanggung jawab. Kalau kaya nanti harus berbagi, hrus bantu orang tua atau saudara. Akhirnya, bawah sadar memilih tetap di zona aman.

Makanya, banyak orang berusaha keras secara sadar (bekerja, usaha, investasi), tapi hasilnya selalu mentok, karena bawah sadarnya menolak kekayaan itu.

Apakah kamu pernah merasa seperti itu?

Senin, 25 Agustus 2025

Merdeka!



Emak senang sekali karena bisa ikut memeriahkan acara karnaval HUT RI ke 80. Rasanya seperti anak TK yang pakai baju adat berkeliling kompleks perumahan. Innerchildnya seperti menari-nari di matanya. 

Bukan hanya jalan sehat, mereka pun membagi-bagikan sayur-mayur, bumbu dapur, dan buah-buahan kepada masyarakat yang mereka temui di sepanjang jalan.

Hati senang, badan sehat, dan masyarakat pun gembira mendapatkan sayuran dan lain-lain.

Semoga dengan bertambahnya umur, bangsa ini semakin maju dan jaya.

Bahagia



Kalau kata KBBI, bahagia adalah merasa senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan). 

Tapi setelah belajar di sana-sini, Emak jadi tahu definisi lain dari bahagia, yaitu: bisa merangkul segala rasa.

Maksudnya?
Bahagia adalah ketika kita bisa mindfulness, hadir di sini kini. Merasakan semua emosi yang ada pada diri, menyadari berada di mana dan sedang apa.

Dengan begitu kita bisa fokus dan bersyukur pada apa yang telah Alloh berikan dan tidak menyesali masa lalu serta khawatir tentang masa depan.

Sedih? Menangislah. Nikmati rasa itu secukupnya. Bahagia? Nikmatilah rasa itu secukupnya. Begitu juga dengan semua emosi lainnya. Sadari, nikmati, lalu kembalikan pada pemiliknya yaitu Alloh SWT.

Tidak ada rasa yang menetap selamanya. Sesusah-susahnya orang pasti ada celah bahagianya. Sesenang-senangnya orang, pasti ada susahnya. 

Semua rasa akan silih berganti datang dan pergi. Tapi kalau kita selalu kembalikan pada Alloh, insya Alloh pertolongan Alloh selalu datang dan kita merasa tenang dan bahagia karena dekat denganNya.

Barangkali nanti Emak menemukan lagi definisi bahagia yang lainnya. Siapa tahu?

Tentu saja: hanya Alloh yang tahu

بسم الله توكلت على الله لا حول ولا قوة الا بالله

Jumat, 22 Agustus 2025

Cinta Sejati

Cinta Sejati

"Cinta sejati itu hanya ada setelah menikah. Sebelum menikah kalau ada yang bilang itu cinta sejati, bohong!"

Kata itu diucapkan seorang bapak. Waktu itu Emak masih umur 20 an, belum kenal yang namanya cinta. Tertarik sama seseorang sih iya, tapi apakah itu cinta? Cinta monyet kali ya.

Balik ke ucapan bapak itu tadi, Emak merasakan kebenarannya setelah menikah puluhan tahun. Kalau di awal-awal nikah sih biasa lah ya. Masih adaptasi, masih nangis-nangis, masih egois. Mungkin masih mempertanyakan, ini barokah nggak sih? Tapi alhamdulillah apa pun permasalahannya selalu ada pertolongan Alloh.

Apakah waktu menikah Emak sudah mencintai Bapak? 

Belum.

Emak kenal Bapak, tahu kalau Bapak ganteng, sopan, dan tertib ibadahnya. Tapi belum tahu sifatnya. Belum tahu kebiasaannya. Modal sholat istikhoroh dan berprasangka baik pada Alloh saja yang membuat Emak mau menikah dengan Bapak. 

Seperti yang sudah Emak ceritakan tentang 4 maqodirulloh, dalam pernikahan itu juga ada kenikmatannya, ada musibahnya, ada cobaannya dan ada kesalahannya. Nano-nanolah pokoknya. Hanya dengan pertolongan Alloh, semua bisa dilalui Emak hingga saat ini.

Emak bersyukur Alloh memberikan Bapak sebagai jodohnya. Bapak yang mau terus belajar untuk menjadi suami dan ayah yang baik. Bapak yang mau menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan Emak. Bapak yang selalu mengusahakan yang terbaik untuk keluarga.

Emak pun merasa ikhlas dan ridho melakukan semua untuk Bapak dan anak-anak (kalau pas Alloh paring ikhlas dan ridho 🤭).

Intinya, ketika sudah menikah dan mengalami berbagai hal 4 maqodirulloh itu, Alloh menumbuhkan cinta sejati. Cinta yang karena Alloh. Cinta yang membuat masing-masing ingin membahagiakan, bukan menuntut untuk dibahagiakan. Cinta yang membuat suami-istri merasa aman dan nyaman dalam beribadah dan menjalani kehidupan bersama pasangannya.

Semua itu nggak lepas dari doa dan ridho orang tua. Yang orang tuanya masih ada mohon doa dan restu (ridho) keduanya, terutama ibu. Karena ibu yang lebih sering main perasaan. Padahal doa ibu itu nggak ada penghalangnya kepada Alloh SWT. Jangankan doa, ucapan atau krentek hatinya (kata2 dalam batin) bisa berpengaruh kepada anaknya.

Selalu dekati Sang Pemilik Hidup. Berdoa memohon yang terbaik, pasrah sepenuhnya kepada Alloh.

Bersiaplah, kepercayaan dan kepasrahan kepada Alloh insya Alloh mendatangkan keberlimpahan yang menakjubkan.

بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللَّهِ

Kamis, 21 Agustus 2025

Empat Maqodirulloh


Yang namanya manusia pasti mengalami empat Maqodirulloh, yaitu empat ketetapan/qodar Alloh dalam menjalani kehidupan ini.

1. Qadar Nikmat (merasakan kenikmatan), 
2. Qadar Musibah (tertimpa musibah),
3. Qadar Cobaan (mengalami cobaan),
4. Qadar Salah (melakukan kesalahan). 

Kayak Emak nih, suatu hari dia bisa makan enak di sebuah mal (qodar nikmat), eh, tahu-tahu pas minum Emak keselek (musibah). Udah gitu di dekat Emak ada embak-embak yang merokok. Emak benci sama asap rokok (qodar cobaan). Emak pun dengan berani menegur orang itu supaya tidak merokok.

"Mbak, bisa tolong matikan rokoknya? Asapnya mengganggu!" kata Emak mencoba sopan.

"Maaf, Bu, ini area khusus perokok. Ibu yang salah masuk ruangan!" jawab si embak dengan santainya.
(qodar salah).

Emak jadi gondok deh. Ternyata kalau sudah qodarnya pasti terjadi.

Oh, mungkin tadi Emak lupa. Kalau mendapat nikmat, harusnya disyukuri, biar nikmatnya tidak hilang dan semakin bertambah.

Kalau diqodar mendapat musibah, istirja': Innalillahi wa innailaihi roji'un. Allohumma'jurni fii mushibati waakhlifli khoiro minha. Supaya dapat pahala dan dapat ganti yang lebih baik.

Kalau mendapat cobaan, supaya sabar. Sabar itu maksudnya bukan diam saja, tapi tetap tabah dan bisa lebih mendekat kepada Alloh. Dalam kasus Emak, mending pergi dari sana aja kali ya.

Dan kalau diqodar salah, ya bertobat kepada Alloh dan berusaha tidak mengulangi kesalahannya lagi.

Apa kesalahan Emak? Bukan salah karena menegur perokok, tapi salah karena keliru masuk ruangan.

Gitu!

Parkir Gratis


Di sebuah minimarket warna biru merah kuning, di dinding lahan parkir tertulis "parkir gratis khusus konsumen saat berbelanja".

Emak senang, karena tidak harus keluar uang lagi buat parkir. Pas selesai belanja, ada mas-mas pakai rompi yang biasa dipakai kang parkir membantunya menarik ekor motor agar mudah keluar dari tempat parkir. Emak mengucapkan terima kasih dengan sopan. Si kang parkir bilang bayar dua ribu. Emak menunjuk tulisan parkir gratis, "Itu tulisannya parkir gratis!"

Si kang parkir pun diam dan membiarkan Emak pergi. Sebenarnya ada rasa bersalah karena tidak memberi uang. Cuma 2000 loh. Tapi Emak gak salah kan? Tulisannya parkir gratis. Emak juga gak minta dibantu pas keluar dari parkiran. 

Aneh gak sih? 🤔

Malas



Sebenarnya malas melakukan sesuatu itu karena apa?
Karena kondisi badan yang sedang tidak fit? Atau karena tidak menyukai pekerjaan yang harus dilakukan? Atau....

Mungkin banyak sebabnya. Tapi kalau sedang malas, cobalah untuk mengingat nikmat yang sudah Alloh berikan. Salah satu wujud syukur kepada Alloh adalah menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

Kerjakan tugasmu sakpol kemampuan. Soal hasil, Alloh yang menentukan. Ingatlah, Alloh tidak akan menyia-nyiakan usaha hamba-Nya.

Semangat! Bismillahi tawakaltu alalloh. Laa haula walaa quwwata illa billah.

🔥🔥🔥🔥

Lelah



"Mak, kalau hari ini aku nggak sekolah gumana?" tanya si Bungsu subuh hari.

"Emang kenapa?"

"Perutku gak nyaman."

"Sejak kapan?"

"Sejak kemarin."

"Ok. Kalau mau istirahat dulu gpp," jawab Emak.

Si Bungsu berlalu ke kamarnya, tidur lagi.

Anak ini sudah beberapa kali bilang pingin tidak masuk sekolah, tapi tetap masuk juga. Bahkan sakit pun tetap masuk. Kalau beneran tidak mau masuk, berarti memang benar-benar butuh istirahat.

Istirahatlah, Nak. Jalanmu masih panjang. Kamu tidak harus selalu keras pada dirimu.

Afirmasi Pagi


Setelah baca doa, diam dulu sejenak. Tumbuhkan rasa syukur di hati. Kata Rhonda Byrne—penulis The Secret dan seri bukunya— rasa syukur sebagai kunci utama untuk menarik hal-hal baik dalam hidup. Dalam ajarannya tentang Law of Attraction, syukur bukan hanya sikap positif, tapi energi yang membuka pintu datangnya lebih banyak hal yang patut disyukuri.

Bersiaplah untuk menerima keberlimpahan dari Alloh SWT hari ini.

Selasa, 19 Agustus 2025

Selamat Datang di Dunia Ibu-Ibu


*"Mak, aku dulu pendiem lho! Kalau kesel sama orang aku pilih menghindar, nanti juga keselnya ilang. Tapi sekarang, kenapa aku jadi nggak sabaran ya? Aku jadi suka ngomel. Bahkan pernah sampai teriak dan membentak anak. Kasian anakku, dia sampai bengong lihat ibunya."* Itu isi curhatan seseibu suatu hari.

"Ya, begitulah kalau sudah jadi ibu-ibu," jawab Emak.

*"Gimana caranya biar bisa sabar kayak Emak?"*

Uhuk! Emak jadi malu.

"Soal sabar, tanyanya sama anak-anak, apa bener Emak sesabar itu? Hehe...." 

Tapiii... Emang sih jadi ibu itu lelahnya lahir batin. Yang tadinya pendiam jadi cerewet. Yang tadinya sabar jadi gampang ngomel.

Makanya Emak bersyukur sekali ketika ada kelas pendampingan untuk ibu-ibu. Mana materinya keren banget!

Ayo ikutan. Kelasnya baru mulai nih!

Jatuh Lagi Bangun Lagi


Emak pernah merasa sudah sampai pada titik terbaiknya. Ibadah tertib, sodaqoh lancar, ngaji nggak ngantuk, kehidupan sosial menyenangkan, keluarga samawa.

Tapi tak lama kemudian semua berubah. Ibadah nunda-nunda, sodaqoh subuh lupa, ke masjid gak bawa duit, ngantuk pula, bermasalah dengan orang lain, dan ada hal tidak mengenakkan di keluarga. 

Ini bukan cuma pernah sih. Sering!

Memang kahidupan begitu ya. Ada naik ada turun. Kalau flat bosen kali ya.

Semoga kalau pas turun tidak kebangetan turunnya. Dan bisa menaikkan lagi lebih baik dari sebelumnya

Samawa Lewat Kata



Orang bilang komunikasi adalah kunci. Kunci apa? Kunci untuk harmonis sakinah mawaddah warohmah dalam hidup berumah tangga.

Termasuk dalam komunikasi adalah berbicara dan mendengarkan serta memahami isi pembicaraan.

Berbicara yang baik, papan, empan, adhepan. Sesuaikan bicaranya dengan tempat kita bicara dan apa yang mau kita bicarakan serta dengan siapa kita bicara.

Emak masih berusaha belajar terus berkomunikasi yang baik. Kadang Emak lupa untuk mendengarkan, inginnya bicara terus. Kadang Emak lupa memberi kesempatan orang lain untuk menjawab pertanyaan, karena Emak sering menjawab pertanyaan yang ditujukan buat orang lain.

Peer sih ini. Tapi Emak terus berusaha. Kan kalau kita mencintai diri sendiri, kita bukan hanya menerima diri apa adanya, tetapi juga mau berusaha untuk memperbaikinya.

Kalau kamu, apa peermu untuk memperbaiki diri sendiri?

Samawa Lewat Kata



Orang bilang komunikasi adalah kunci. Kunci apa? Kunci untuk harmonis sakinah mawaddah warohmah dalam hidup berumah tangga.

Termasuk dalam komunikasi adalah berbicara dan mendengarkan serta memahami isi pembicaraan.

Berbicara yang baik, papan, empan, adhepan. Sesuaikan bicaranya dengan tempat kita bicara dan apa yang mau kita bicarakan serta dengan siapa kita bicara.

Emak masih berusaha belajar terus berkomunikasi yang baik. Kadang Emak lupa untuk mendengarkan, inginnya bicara terus. Kadang Emak lupa memberi kesempatan orang lain untuk menjawab pertanyaan, karena Emak sering menjawab pertanyaan yang ditujukan buat orang lain.

Peer sih ini. Tapi Emak terus berusaha. Kan kalau kita mencintai diri sendiri, kita bukan hanya menerima diri apa adanya, tetapi juga mau berusaha untuk memperbaikinya.

Kalau kamu, apa peermu untuk memperbaiki diri sendiri?

Sabtu, 16 Agustus 2025

Bingung



Suatu hari di sebuah super market.

"Mah, aku mau ini ya?" seorang anak meminta jajanan ke ibunya.

"Jangan yang itu, itu banyak banget gulanya," jawab si ibu.

Anak itu lalu berlari ke ayahnya yang sedang memilih parfum
.
"Pah, aku mau ini ya?"

"Boleh," jawab ayahnya, bahkan tanpa menoleh.

"Yey!" si anak memasukkan jajanannya ke troly.

Tiba saat membayar si ibu melihat jajanan yang dipilih anaknya,

"Eh, ini enggak!" si ibu buru-buru mengambil jajanan itu dari tangan kasir.

"Ih, Mamah! Kata Papah tadi boleh!" jerit anaknya.

Si Ibu memandang suaminya dengan geram. Sementara si suami melengos tanpa rasa bersalah.

Anak pun menjadi tantrum dan demi mengindari perhatian publik, si ibu akhirnya mengalah dengan hati mangkel.

Yang kayak gini nih, ibu melarang ayah membolehkan, atau sebaliknya yang sering bikin anak bingung. Yang benar yang mana sih? Ah, bomat deh, yang penting keinginannya tercapai.....


🤦🏽‍♀️

Bayi



Bayi itu lucu dan menggemaskan. Emak suka lihat bayi, senang megang bayi, kangen denger suara bayi. Tapi kalau harus mengasuh bayi lagi? Duh menyerah aja deh.

Ya kan dulu sudah mengasuh dan membesarkan 4 bayi. Sekarang gilirannya main sama bayi aja. Untuk mengasuh tenaganya sudah tidak sekuat dulu.

Tapi tidak tahu juga kalau nanti bayinya di depan mata. Yang jelas Emak harus ingat, pola asuh masing-masing orang beda. Termasuk cucunya sendiri.

Buat para Nenek termasuk Emak, Ingat ya kalau mau main sama cucu harus nanya dulu sama orang tuanya yang boleh dan tidak boleh. Diskusi dulu. Biar cucu tidak bingung nantinya.

Ah, kapan ya Emak bisa meluk cucu yang jauh di seberang lautan?

Rabu, 13 Agustus 2025

Hati -Hati dengan Doamu


Kamu pernah tidak menginginkan sesuatu, mengatakannya sambil lalu, eh ternyata keinginanmu terwujud?

Atau kamu pernah berdoa sungguh-sungguh, bahkan sampai bertahun-tahun, tapi belum juga terkabul?

Coba dicek, apakah doamu itu selaras dengan isi hatimu?

Kadang yang dikatakan sambil lalu, tapi penuh kepasrahan dan kepercayaan pada Alloh mudah terkabul. (Misal, gpp insya Alloh nanti juga kita bisa dapet itu).

Sedangkan doa yang sungguh-sungguh tapi ada keraguan di hati, lama dikabulkannya. Mungkin keraguan itu membuat kita terlihat belum pantas menerima apa yang kita minta.
(Misal minta diberi kesehatan, tapi hati ada rasa ragu, apa iya bisa sehat lagi?)

Tapi kalau kita yakin doa akan dikabulkan, meskipun lama pasti terkabul. Karena Alloh mengabulkan doa itu ada 3 cara: 
1. Langsung dikabulkan
2. Ditunda
3. Diganti

Emak pernah berdoa langsung dikabulkan. Yaitu saat mau menindik si bungsu di RS. Pas sampai di parkiran hujan turun sangat deras. Sepertinya tidak mungkin keluar pakai payung. Apalagi bawa bayi.

Emak doa: Allohumma hawalaina walaa 'alaina.
Hujan langsung berhenti seketika. Sampai Emak dan Bapak bengong sejenak, "Hah? Kok langsung berhenti?"

Setelah Emak dan Bapak masuk ke RS, hujan kembali turun deras seperti tadi. Rasanya tu seperti kita naik mobil di jalan tol dan turun hujan deras. Ketika kita masuk ke bawah jalan (underpass), hujan tertahan, dan begitu keluar dari underpass kehujanan lagi mobilnya. Bisa bayanginnya kan?

Doa yang dikabulkannya ditunda juga pernah Emak alami. Misalnya dulu Emak Bapak pernah doa minta pindah ke Jawa Tengah. Sepuluh tahun kemudian baru dikabulkan, saat Emak sudah pasrah mengira mereka tidak akan ke mana-mana.

Emak pernah doa minta uang 3M. Alhamdulillah Alloh menggantinya dengan kesehatan dan kecukupan.

Jadi kalau kamu punya keinginan, doa aja terus sambil menyelaraskan hati dengan doamu itu. Semoga cepat terkabul ya.

Mental Victim


Enak ketemu orang yang merasa dirinya selalu menjadi korban.

Orang itu merasa tak berdaya, kayak hidupnya selalu mau diatur sama orang lain, dan menyalahkan orang lain kalau tidak sesuai kemauannya. Dia juga selalu menyalahkan nasib dan berulang-ulang menceritakan pengalaman buruknya. Dia merasa tidak mungkin berubah kalau orang lain tidak berubah lebih dulu. Dan yang bikin Emak kesal nih, dia menggunakan penderitaan untuk mendapat perhatian.

Tiap dekat dengannya, Emak jadi merasa bersalah. Padahal Emak tidak salah apa-apa lho!

Gimana ya caranya agar Emak bisa membantu orang ini lepas dari mental victimnya. Gimana dia bisa mengambil kembali kendali atas pilihan hidup, mengubah narasi internal dari “Aku korban” menjadi “Aku punya peran dan bisa bertindak”.

Emak belum tahu caranya. Jadi untuk sementara, Emak menjauh dulu aja deh.

Selasa, 12 Agustus 2025

I Love You

I Love You

Kapan terakhir kamu bilang I love you? 
Pada pasangan
Pada anak
Pada cucu
Pada siapa pun yang kamu sayang?

Apa mengucap sayang dan I love you itu terasa begitu berat? Apa mengatakannya terasa memalukan?

Buat Emak, tiap hari "penuh" kata-kata "I love you". Baik itu diucapkan, atau lewat WA. Semua terjadi begitu saja. Udah kayak otomatis terucap, karena itulah yang dirasakan Emak. 

Bahkan lewat depan cermin pun Emak sempatkan berhenti sejenak dan menyapa bayangan di sana, "Hei, I love you! Makasih ya sudah melakukan yang terbaik sampai saat ini!"

Bapak dan anak-anak Emak pun sering bilang I love you padanya. Alhamdulillah. Emak sungguh bahagia.

Ayo mulai katakan rasa sayang dan cintamu pada orang-orang terkasih. Jangan tunggu mereka sudah menghilang dari hidupmu, baru kamu menuliskan sejuta rasa sayang di medsos.

Kamis, 07 Agustus 2025

Lelah yang Lillah


"Mak, waktu anak masih bayi, kalau anak nangis terus reaksi Emak gimana?" tanya seseibu di seberang lautan.

"Tergantung sih. Kadang ikut nangis juga."

Emak membayangkan ibu itu yang jauh di negeri orang hanya berdua dengan suaminya mengasuh putri mereka yang masih bayi. Suaminya pasti sibuk bekerja. Meskipun ikut mengasuh tentu waktunya tidak lama. Tidak ada kerabat yang bisa memegang bayinya walau hanya sesaat.

Tapi Emak yakin, ibu itu akan ditolong oleh Alloh. Seperti dirinya dulu. Mengasuh tiga balita bukan hal yang mudah, tetapi dengan pertolongan Alloh semua bisa dilewati.

Peluk buat para ibu yang masih berjuang membesarkan anak-anak. Tetap diniati karena Alloh agar lelahnya diganti dengan pahala.

Memulai Hari


Alhamdulillah Emak bangun dalam keadaan baik, bisa melihat, bisa bergerak, dan tubuhnya terasa nyaman, meskipun sedang pilek dan tadi malam tidak bisa langsung tidur setelah rebahan.

Emak sedang berusaha untuk selalu bersyukur setiap akan dan bangun tidur. Bukan hanya membaca doa, tapi diam sejenak untuk merasakan semua nikmat yang Alloh berikan. 

Alhamdulillah setelah sholat Emak ingat untuk sodaqoh subuh. Sekarang Emak tidak pakai kardus lagi untuk kantong sodaqohnya. Sudah zaman modern. Untuk sodaqoh bisa pakai qris, langsung masuk ke rekening masjid tempat Emak mengaji. 

Alhamdulillah. Rasanya Emak lebih tenang menghadapi hari ini.

Kalau kamu apa yang dilakukan saat bangun di pagi hari?

Rabu, 06 Agustus 2025

Empati



Teman Emak bercerita tentang pengalamannya disesar. Emak mengangguk-angguk mendengarkan.

"Pasti sakit banget ya rasanya," kata Emak. "Alhamdulillah kamu berhasil melaluinya."

Teman yang lain bercerita tentang baby blues yang dialaminya. Emak pun menghibur temannya, memberikan "puk-puk" dan pelukan hangat.

"Emak pernah mengalami semua itu kan?" tanya temannya yang lain. "Kok Emak nggak bilang sama mereka?"

"Kenapa emangnya? Emang harus bilang?" tanya Emak.

"Ya mereka itu cerita kayak orang paling menderita aja. Emak kan bisa bilang kalau dulu pernah merasakan seperti itu. Biar mereka nggak merasa sendiri gitu."

"Ooo....gitu. Setiap orang itu tokoh dalam ceritanya sendiri. Merasa paling menderita? Ya gak papa. Emang kalau Emak cerita pernah ngalami, terus penderitaan mereka berkurang? Perasaan mereka itu valid. Yang mereka butuhkan hiburan, bukan adu nasib."

Orang curhat itu pingin didengerin. Kecuali diminta, tidak perlu memberi solusi. Kadang kita ada dan hadir untuk mereka sudah cukup.

Nama yang Kepanjangan



Memberi nama yang baik adalah kewajiban orang tua. Biasanya dalam nama ada doa. Tapi nama yang kepanjangan bisa menjadi masalah untuk yang bersangkutan.

Emak merasa namanya sudah kepanjangan. Eh, ternyata ada yang lebih panjang lagi. Seperti yang Emak lihat di Kompas.com tentang nama terpanjang di Indonesia, dan di Kumparan, tentang nama terpanjang di dunia.

Sebaiknya kalau memberi nama, pikirkan juga konsekuensinya.

Kalau kamu, anakmu diberi nama siapa?

Selasa, 05 Agustus 2025

Kamu Tak Sendiri



Emak pernah merasa sendiri di tengah keramaian. Rasanya kayak kalau tiba-tiba Emak hilang, tidak ada yang merasa kehilangan. Tapi itu dulu, waktu Emak masih remaja.

Sekarang, Emak mendapati beberapa anak remaja yang berpikiran seperti itu. Rasanya tidak ada yang peduli. Rasanya tidak ada tempat pulang yang benar-benar pulang. Rumah hanya terasa sebagai tempat singgah karena tidak ada tempat lain. Rumah yang harusnya menjadi tempat aman dan nyaman, justru menjadi menjadi tempat yang mengerikan.

Kalau kamu sedang merasa begitu, kamu tidak sendiri. Banyak orang merasakan hal yang sama. 

Ketahuilah kamu berharga dan berhak dicinta terutama oleh dirimu sendiri.

Alloh tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Termasuk dirimu. Alloh selalu ada menyertai langkahmu. 

Cari tahu tentang Self Love. Saat kamu mencintai dirimu, dunia akan mencintaimu. 

Insya Alloh.

Senin, 04 Agustus 2025

Duka



Emak sedang berduka. Dalam dua tahun, orang-orang yang disayanginya telah kembali pada Sang Pencipta.

Ibu yang melahirkannya
Ibu yang melahirkan suaminya
Kakak ipar yang seperti ayahnya karena jarak usia mereka yang 19 tahun.

Perpisahan itu pasti terjadi. Entah ditinggalkan ataupun meninggalkan. Ketika tiba saatnya, tak ada yang bisa mengubahnya.

Emak semakin menghargai waktu bersama orang-orang tercinta. Semakin menyadari bahwa semua milik Alloh dan akan kembali padaNya. Emak juga semakin paham bahwa langkah kakinya dibawa usia menuju kematian tanpa bisa dicegahnya. Semoga bekal Emak nanti cukup untuk menebus kapling di surgaNya dan bisa berkumpul lagi dengan orang-orang tersayang. Aamiin.

Berita Gembira dari Teman Lama



Dulu, ada teman Emak yang sering curhat tentang kehidupan rumah tangganya yang kurang harmonis. Yang inilah yang itulah. Emak hanya mendengarkan dan berusaha hadir, karena Emak tahu dia tidak bisa melakukan apa-apa.

Setelah Emak pindah rumah pun, kadang mereka masih berkomunikasi lewat WA. Emak masih sering kepikiran tentang temannya ini. Maka kalau dia menemukan artikel atau konten yang bagus, masih dia share pada temannya itu. Harapannya tentu agar temannya bisa mengatasi masalah rumah tangganya dan hidup bahagia.

Terakhir, Emak kirim tautan https://www.instagram.com/reel/DM2e8n-Sb_n/?igsh=dmU0cndnYW1rN2lk

Dan temannya menjawab terima kasih. Lalu dia bilang, *aku mau cerita, kalau sekarang aku sudah bahagia nggak seperti dulu. Makasih ya udah peduli padaku.*

Emak bersyukur dan mendoakan semoga temannya itu bahagia selalu. Rasanya ada beban yang terangkat, karena selama bertahun-tahun kepikiran temannya itu. Emak merasa mulai sekarang tidak harus memikirkan temannya itu.

Tiba-tiba Emak kepikiran, bagaimana perasaan anak-anak yang melihat orang tuanya bertengkar, tapi tidak melihat proses mereka berbaikan? Apakah seperti yang Emak rasakan? Kepikiran terus? Cemas terus? Apalagi ini kan orang tua mereka. Tempat menggantungkan rasa percaya dan aman. 

Bisa jadi orang tua sudah tidak bertengkar lagi, sudah mesra lagi. Tapi si anak tidak tahu. Mungkin di hatinya akan dipenuhi rasa takut. Dia selalu memikirkan pertengkaran orang tuanya.

Kalau kalian pernah bertengkar di depan anak, bisa tidak baikannya di depan anak juga? Biar mereka merasa tenang karena masalah sudah selesai, dan mereka belajar bagaimana menyelesaikan konflik.

Sabtu, 02 Agustus 2025

Malu



Teman Emak yang baperan dengan perhatian orang lain tidak mau pergi ke psikolog. Malu katanya.


Padahal di masa sekarang membicarakan kesehatan mental sudah umum.  Meminta bantuan psikolog bukan berarti gila atau membuka aib. Kalau dibiarkan berlarut-larut malah bisa gawat. 


Ibu adalah jantungnya rumah. Kalau ibunya galau, seisi rumah bisa kacau.


Tapi, percuma memaksa orang pergi ke psikolog kalau dia sendiri tidak mau. Jadi Emak menyarankan untuk meminta bantuan suaminya mengatasi masalahnya.


Peran suami sangat penting dalam proses penyembuhan luka inner child istrinya. Ia bisa menjadi "safe place" yang memperkuat rasa aman, diterima, dan dicintai. 

Mungkin supaya istrinya pulih suami bisa:



💑 1. Hadir Sepenuh Hati

Kadang bukan apa yang dikatakan, tapi bagaimana ia hadir yang menyembuhkan.

  • Luangkan waktu untuk benar-benar mendengarkan tanpa menghakimi.
  • Tatap mata istri saat ia bercerita.
  • Letakkan ponsel, dan tunjukkan bahwa ia penting.

💬 2. Validasi Perasaan Istri

Inner child sangat rentan — yang dibutuhkan adalah pengakuan bahwa perasaannya masuk akal, bukan disalahkan.

✅ Contoh kalimat validasi:
“Aku bisa pahami kenapa kamu merasa tersentuh oleh perhatian kecil itu. Mungkin itu bagian dirimu yang dulu sering kesepian.”

❌ Hindari kalimat seperti:
“Kamu lebay.”
“Itu dosa, kamu jangan mikir aneh-aneh.”


🤗 3. Beri Sentuhan dan Perhatian Tulus

Perhatian hangat dari suami bisa menjadi obat langsung untuk luka masa lalu.

  • Peluk tanpa alasan, bukan hanya saat istri sedih.
  • Ucapkan: “Aku bangga sama kamu.” atau “Aku senang kamu ada di hidupku.”
  • Berikan kejutan kecil: secangkir teh, catatan manis, atau pijatan ringan.

🗓 4. Bangun “Waktu Khusus” Berdua

Luka inner child sering muncul karena minimnya quality time. Jadikan momen berdua sebagai ruang pengisian emosional.

  • Jadwalkan waktu 15–30 menit sehari tanpa gangguan, hanya untuk ngobrol atau duduk bersama.
  • Bisa juga “malam kencan sederhana” di rumah: nonton film bareng, ngobrol sambil minum teh.

🙏 5. Minta Maaf Jika Pernah Ikut Menyakiti

Kadang, suami tanpa sadar mengulang pola luka inner child (misalnya cuek atau sering mengkritik). Minta maaf bisa meluruhkan luka.

“Maaf kalau selama ini aku kurang hadir secara emosional. Aku ingin belajar jadi suami yang lebih memahami kamu.”


🧠 6. Terbuka untuk Belajar Bersama

Dukung istri mencari bantuan profesional jika perlu (psikolog/konselor). Bahkan lebih baik kalau suami juga ikut belajar bersama:

  • Baca buku/ikut webinar soal luka batin & inner child.
  • Tonton video bersama lalu diskusikan (misalnya video tentang luka pengabaian emosional masa kecil).

❤️ 7. Jadilah Cermin Cinta Sejati

Jika istri sempat “teralihkan” pada perhatian orang lain, jangan langsung menyalahkan. Ingat: luka itu tidak menyangkut cinta romantis — tapi luka emosional lama.

Suami yang sabar dan mengasihi bisa menjadi jalan istri menemukan kembali dirinya yang utuh.


Apakah ini berhasil?

Semoga saja. Yang penting terus berdoa dan berusaha. Alloh tidak akan menyia-nyiakan hambaNya.

Diri Kecil yang Merindukan Perhatian


*_Apa kabar, Mak? Aku mau curhat_* tulis teman Emak saat SMA.
*_Dia sering baca statusku, dia juga perhatian banget sama aku kalau lagi ngajar ibu-ibu ngaji. Aku jadi deg-degan. Aku takut sama perasaanku sendiri. Kenapa gini? Padahal usianya jauh di bawahku. Kemarin aku bertengkar sama suami gara-gara ini._*

Emak menghela napas, temennya yang satu ini curhatnya itu-itu aja. Ya tapi soal rasa, emang butuh dikeluarkan. Emak jadi ingat, jangan-jangan temennya ini punya luka innerchild yang membuatnya jadi mudah geer ketika ada yang memberi perhatian.

Emak pun mencari info di smartphonenya.

Di situ tertulis: Kemungkinan besar ada kaitannya dengan luka inner child jika perhatian kecil dari seseorang bisa memicu perasaan yang intens seperti "jatuh cinta", apalagi ketika situasi tersebut terjadi pada seseorang yang sudah menikah dan secara sadar tidak sedang mencari hubungan baru.

Penjelasan Psikologis:

Saat seseorang merasa sangat tersentuh hanya karena perhatian kecil, itu bisa menunjukkan bahwa:

1. Ada kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi di masa lalu, seperti:

Kurangnya kasih sayang dari figur ayah atau ibu.

Tidak pernah mendapat validasi bahwa dirinya berharga, dicintai, atau diperhatikan secara tulus.



2. Perhatian dari guru ngaji mungkin menyentuh bagian dalam dirinya yang dulu sangat merindukan pengakuan atau rasa disayangi — ini yang sering disebut "inner child yang terluka".


3. Perasaan “jatuh cinta” ini seringkali bukan cinta romantis sejati, tapi:

Kekaguman yang berlebihan karena orang tersebut memberikan apa yang selama ini tidak ia dapatkan.

Ilusi kedekatan emosional yang ditafsirkan oleh otak sebagai cinta, padahal itu respons terhadap kebutuhan lama yang terbuka kembali (ter-trigger).

Tandanya Inner Child Terluka:

Berikut beberapa tanda umum bahwa seseorang mungkin membawa luka inner child:

Cepat baper atau berlebihan saat mendapat perhatian/kritik.

Merasa kurang cukup, walau sudah punya pasangan yang baik.

Sangat ingin diterima atau disukai oleh figur otoritas (seperti guru).

Emosi sering tidak sesuai dengan logika/realitas saat ini.



---

Apa yang Bisa Dilakukan?

Sampaikan dengan lembut ke temanmu, bahwa perasaannya valid — tapi perlu dibedakan antara kenyataan dan luka masa lalu yang sedang muncul.

Beberapa langkah yang bisa ia ambil:

1. Refleksi diri: "Apa sebenarnya yang aku rasakan dari sikap guru itu? Apakah aku pernah merindukan perhatian seperti itu di masa kecil?"


2. Jurnal inner child: Menuliskan memori atau perasaan yang muncul, bisa jadi terapi awal.


3. Bicara dengan profesional: Psikolog bisa bantu membongkar akar luka tanpa menghakimi.


4. Meningkatkan kedekatan dengan pasangan: Kadang perasaan "jatuh cinta" pada orang lain muncul karena hubungan utama sedang kekurangan keintiman emosional.
------

Emak mengirimkan artikel itu kepada temannya.

*_kalau kasih sayang dari orang tua kayaknya nggak kurang. Tapi dulu aku pingin banget punya kakak_*

Mungkin perlu ditelusuri lebih lanjut. Emak pun menyarankan temannya pergi ke psikolog.

Pelukan yang Dirindukan



Mak, kengen dipeluk
Sebuah WA terpampang pop up di HP Emak. Dari seseibu yang pernah jadi tetangga Emak.

Emak membalasnya dengan stiker pelukan.
🫂

Ada apa gerangan?
Tanya Emak.

Gpp pingin peluk aja
Habis baca artikel, tentang pelukan. Katanya kita butuh empat pelukan sehari untuk bertahan hidup.Kita butuh delapan pelukan sehari untuk mempertahankan diri. Kita butuh dua belas pelukan sehari untuk tumbuh

Dulu Emak sering memeluk kalau ketemu. Aku seneng dipeluk. Tapi sekarang gak ada yang meluk 😓

Emang suamimu kemana? Minta peluk suamilah. Atau anak-anakmu

Suami sibuk kerja, anak-anak punya kegiatan sendiri. Susah dipegang.

Emak jadi kasihan sama temannya itu. Sepertinya bukan hanya temannya, banyak ibu-ibu yang kesepian di rumah karena semua anggota keluarga sibuk sendiri.

Apa kamu termasuk yang seperti itu?

Padahal memeluk itu mudah lo! Juga banyak manfaatnya.

https://www.alodokter.com/manfaat-berpelukan-untuk-kesehatan-dan-kebahagiaan-yang-sayang-dilewatkan

Pilihan

Pilihan

"Apa aku besok gak masuk aja ya?" tanya si Bungsu seperti kepada dirinya sendiri.

"Emang kenapa?" tanya Emak sambil menyimpan hpnya. Sepertinya serius ini.

"Aku gak enak badan," si Bungsu batuk-batuk. "Kurang istirahat. Bangun subuh, jam 6 harus sudah berangkat sekolah. Pulang sore. Magrib sampai jam 9 ngaji. Habis itu masih ngerjain tugas. Pingin gambar, pingin nulis gak ada waktunya."

"Oh, gitu. Ya kalau emang butuh istirahat, istirahat dulu aja," kata Emak.

"Tadi pas ngaji gurunya tanya, kamu sakit ya? Kalau sakit izin aja. Tapi kalau sudah kelas 12 nggak masuk itu kayak fatal gitu ya. Nanti ketinggalan pelajarannya. Aku kadang pengen kayak temen yang bisa cuek aja. Gak ngerjain tugas tapi nyantai. Dimarahin guru ya didengerin aja. Tapi aku nggak bisa!"

Emak mengusap-usap punggung si Bungsu. Konon mengusap punggung akan mengeluarkan hormon kebahagiaan dan membuat orang menjadi tenang.

"Hidup itu emang pilihan. Kalau menurut Emak, kamu itu tangguh dan bertanggung jawab. Insya Alloh yang begitu itu nanti akan sukses saat sudah hidup sendiri. Emak dan Bapak nggak selamanya ada bersamamu. Kalaupun ada, mungkin nggak sekuat sekarang."

Emak tiba-tiba merasa mellow.

"Banyak berita anak-anak sekarang nggak kuat dibawah tekanan. Kerja sebentar resign karena kerjaannya dianggap berat. Dikit-dikit menyalahkan keadaan. Dari sekarang kamu sudah belajar memutuskan mana yang terbaik dan menghadapi konsekuensinya. Itu akan menjadi bekalmu nanti."

Keesokan harinya, saat Emak keluar kamar, si Bungsu sudah rapi dengan seragamnya.

"Tetap sekolah?" tanya Emak.

Si Bungsu mengangguk meskipun terlihat agak lesu.

Emak segera menyiapkan sarapan. Hatinya antara tega dan tak tega. Terharu juga melihat tekad si bungsu.

"Semoga Alloh paring sehat dan aman selamat lancar barokah," doa Emak melepas si Bungsu di gerbang sekolah.

"Aamiin," jawab si Bungsu sambil mencium tangan Emak, lalu berlalu masuk ke sekolah sambil melambaikan tangannya.

#Nggak usah dimarahi dan diceramahi. Didengarkan dulu, validasi perasaannya. Lalu beri remaja kepercayaan setelah diberi pengarahan. Selebihnya, Bismillah laahaula walaa quwwata illa billah.

Mau Peluk Aja





"Ada cerita apa hari ini?" tanya Emak usai sholat Magrib bareng si Bungsu.

Si Bungsu tidak menjawab. Hanya merebahkan kepalanya di pangkuan Emak.

"Kalau mau cerita, Emak mau dengerin. Tapi kalau nggak mau cerita, ya gakpapa juga." Emak membelai kepala si Bungsu.

"Aku mau dipeluk aja," jawab si Bungsu.

"Ya udah sini!" Emak menarik si Bungsu dalam pelukannya. "Bayi Emak udah segede ini!"

Si Bungsu hanya tertawa dan membenamkan diri di pelukan Emak.


Kadang, kita tidak perlu berkata-kata. Cukup pelukan hangat untuk menenangkan hati.

Senin, 28 Juli 2025

Sodaqoh Penolak Bala dan Mendatangkan Keberlimpahan

"Setiap hari, sisihkan apa lima ratus atau seribu, dua ribu, atau berapa pun sesuai kemampuan. Masukkan dalam wadah khusus. Niati buat sodaqoh, dan jangan diambil-ambil buat kebutuhan lainnya. Pas acara pengajian atau pas ke masjid, bawa uangnya untuk diberikan pada pengurus masjid sebagai sodaqoh kita," kata Pak Kyai saat ada pengajian.

Emak mendengarkan sambil terkantuk-kantuk. Entah mengapa, saat pengajian itu rasanya kantuk begitu menggoda dan ketiduran adalah sebuah kenikmatan yang tiada tara.

Meskipun matanya merem, Emak masih bisa mendengar suara Pak Kyai yang berkata,

"Sodaqoh itu bisa menolak bala. Misal hari ini qodarnya kita ketabrak, tapi karena sodaqoh dan doa kita, bisa jadi kita cuma terserempet atau bahkan selamat, tidak jadi celaka. Apalagi sodaqohnya di waktu subuh. Saat itu Alloh mengutus malaikat pembawa rezeki untuk membagi-bagi rezeki. Insya Alloh sodaqoh yang kita keluarkan akan diganti berlipat-lipat."

Sebuah pijatan lembut dari si Bungsu yang melihat Emak tidur membuat mata Emak terbuka. 

"Jaza killahu khoiro," kata Emak sambil menegakkan tubuh dan menarik napas panjang, berusaha menghilangkan kantuknya.

"Rezeki itu bukan hanya berupa uang atau harta. Kesehatan, anak-anak sholih-sholihah, pekerjaan lancar dan lain-lain. Apa pun itu ketika kita mendapatkan kebaikan, disyukuri, dihayati, Alloh pasti memberikan keberlimpahan kepada kita."
{وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ} [ابراهيم : 7]
"Jika kita bersyukur Alloh menambah nikmatnya, jika kita kufur tidak mau bersyukur, maka siksa Alloh itu menyakitkan."

Demikian yang disampaikan Pak Kyai yang nyangkut di ingatan Emak. Dia pun mulai berusaha mempraktikkan sodaqoh subuhnya.

Emak membuat sebuah kardus kecil untuk tempat uang sodaqohnya. Setiap subuh dia memasukkan uang ke wadah itu. Kadang seribu, kadang dua ribu. Pernah juga lima ribu. Pas waktu pengajian, uang itu dibawanya ke masjid dan disetorkan ke pengurus masjid. 

"Lho kok uangnya masih banyak ya?" Emak terheran-heran melihat saldo di atmnya. Padahal perasaan dia sering checkout belanjaan, ya walaupun bukan yang mahal-mahal. Sering beli makanan online juga. Alhamdulillah saldonya masih lumayan. Insya Alloh tidak harus minta transferan dari Bapak sampai akhir bulan.

"Oh, ini mungkin karena aku rajin sodaqoh subuh kali ya," gumam Emak dengan hati berbunga.

Alhamdulillah. Emak jadi makin bersemangat.

"Ya Alloh, rezeki ini dariMu, kukembalikan padaMu. Semoga Engkau menerimanya dan menggantinya dengan yang lebih baik dan barokah. Aamiin," gumam Emak sambil memasukkan uang Rp.10.000 ke wadah sodaqohnya, berharap dari sepuluh ribu itu Alloh menggantinya dengan ratusan juta, kesehatan yang barokah dan syurga....

Hehe, boleh dong berharapnya sama Alloh.

Saat menerima rezeki bersyukur, alhamdulillah dapat rezeki. Saat mengeluarkannya pun bersyukur, alhamdulillah Alloh paring kecukupan, bisa bayar ini itu, bisa membantu saudara yang membutuhkan dll. Percaya deh, Alloh pasti lebih memberikan keberlimpahan yang barokah.

Keberlimpahan adalah Anugerah dari Sang Pencipta


Emak sedang merenungi nasibnya. Dia mengingat-ingat apa saja yang telah terjadi dalam hidupnya.
Ternyata dibanding kemalangan, kesenangan dan kecukupan yang dia alami jauh lebih banyak.

Apalagi sejak dia belajar tentang kesehatan mental yang membuatnya lebih bersyukur kepada Alloh SWT. Rasanya hidupnya penuh dengan keberlimpahan.

Apa itu keberlimpahan?

Keberlimpahan adalah keadaan atau perasaan memiliki cukup — bahkan lebih dari cukup — dalam berbagai aspek kehidupan, seperti materi, kasih sayang, waktu, kesehatan, pengetahuan, atau kebahagiaan. Keberlimpahan bukan hanya tentang jumlah, tetapi juga tentang cara pandang terhadap hidup.

Dua Sudut Pandang Keberlimpahan:

1. Secara Fisik/Materiil
Keberlimpahan bisa berarti memiliki sumber daya yang mencukupi atau melimpah, seperti:

Uang dan harta

Kesehatan yang prima

Koneksi sosial yang luas

Waktu luang yang cukup



2. Secara Mental dan Spiritual
Ini lebih pada rasa syukur dan keyakinan bahwa hidup memberi apa yang dibutuhkan:

Tidak merasa kekurangan meskipun secara materi biasa saja

Penuh rasa syukur, damai, dan percaya bahwa segala sesuatu datang pada waktunya

Percaya bahwa rezeki akan selalu cukup dan terus mengalir





---

Contoh Sikap Orang yang Hidup dalam Keberlimpahan:

Memberi tanpa takut kekurangan

Memandang orang lain dengan positif, bukan saingan

Tidak mudah iri

Bersyukur bahkan dalam kesulitan

Percaya bahwa hidup terus menyediakan peluang baru


Jadi, keberlimpahan bukan soal seberapa banyak yang kita miliki, tapi seberapa dalam kita merasa cukup dan mampu berbagi.

Emak merasakan betul, ketika siap menerima keberlimpahan, Alloh pun memberikannya tanpa perhitungan.

Alhamdulillah.