Selasa, 29 Maret 2022

Kehadiran tak terduga yang membawa kebahagiaan




Waktu itu Emak dan Bapak sudah mendaftar dan mendapat jadwal keberangkatan haji di tahun 2006 akhir. Emak berdoa, semoga pas haji tidak haid, supaya rukun haji bisa terlaksana semua. 

Alhamdulillah, Alloh mengabulkan doa Emak. Pas haji Emak tidak perlu meminum obat penunda haid, karena Emak hamil! Kaget juga Emak ketika mengetahui ada mahluk mungil di rahimnya. 

Dokter kandungan Emak juga terkejut ketika mendengar Emak hamil. Karena menurut pengalaman beliau wanita dengan kista atau miom seperti Emak waktu itu sulit bahkan tidak bisa hamil. 

Ternyata si Sulung berdoa minta adik perempuan. Alhamdulillah Alloh mengabulkannya di saat yang tepat. 

Seperti mimpi rasanya ketika si Bungsu lahir ke dunia. Jaraknya enam tahun dengan kakaknya. Padahal sebelumnya jarak kelahiran anak-anak Emak berdekatan. Semua jadi seperti punya mainan baru. Si Bungsu jadi pusat perhatian dan dilimpahi kasih sayang. 

Si Bungsu ini anak mahal. Karena anak keempat, kelahirannya tidak dicover oleh perusahaan tempat Bapak bekerja. Yang mengcover adalah Alloh SWT. Alhamdulillah sejak ada si Bungsu, ada saja rejeki mereka. 

Alhamdulillah, ketika di dalam perut, banyak yang mendoakannya. Bahkan orang-orang yang tidak Emak kenal, ketika tahu Emak hamil, mereka mendoakan. Terlihat dari gerakan tangan dan mata mereka. Emak tidak tahu apa yang mereka katakan, karena mereka adalah orang-orang dari Turki, Bangladesh dll yang Emak temui selama menunaikan ibadah haji. Tapi Emak berprasangka baik, mereka semua mendoakan kebaikan untuk Emak dan bayi di kandungannya. 

Sekarang, si Bungsu sudah lebih tinggi dari Emak. Alhamdulillah Emak bahagia melihat anak-anak yang saling menyayangi dan saling mendukung dalam segala situasi. Memiliki anak-anak yang sholih-sholihat adalah sesuatu yang tidak bisa dibandingkan dengan apa pun. 

Emak bahagia dan bersyukur karena sampai saat ini masih diberi kesempatan untuk membersamai dan mendoakan anak-anaknya. 

Harta yang paling berharga adalah keluarga. Semoga selalu sakinah mawaddah warohmah. Aamiin.

Emak doakan semoga semua sahabat Emak juga diberi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah dan semua selalu dalam keadaan yang sehat bahagia dan sejahtera. Aamiin. 

Semarang, 29 Maret 2022

Sabtu, 12 Maret 2022

Kasih Ibu Sepanjang Masa


Cerita Emak Episode 20

Kasih Ibu sepanjang masa

Kasih Ibu
Kepada Beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi
Tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia

Lagu itu Emak pelajari ketika masih anak-anak. Sampai sekarang Emak masih hapal, dan sampai sekarang lagu itu masih sesuai dengan kenyataannya. Kasih Ibu tak lekang oleh waktu. 

Kasih Ibu seperti sinar matahari yang menyinari dunia ini. Tidak pernah absen walau sehari. Mungkin ada mendung dan hujan sehingga sinar matahari terhalang, tetap saja dia sebenarnya bersinar. 

Di dalam agama Islam, memuliakan orang tua adalah suatu kewajiban. Pahalanya sangat besar. Sebaliknya, durhaka pada orang tua, adalah dosa besar yang bisa mengakibatkan seseorang masuk dalam neraka. Emak bersyukur karena selalu mendapat nasehat tentang hal memuliakan orang tua ini. Nasehat ini Emak dapat bukan hanya dari orang tua Emak, dan saudara-saudara Emak, tetapi dari pengajian yang Emak ikuti. 

Emak diingatkan bahwa manusia lahir ke dunia melalui perantara, yaitu Ibu. Tumbuh besar dan berkembang dalam asuhan dan tanggung jawab orang tua. Berapa banyak pengorbanan yang telah mereka lakukan untuk membesarkan anak? Hanya Alloh yang tahu. 

Abu Hurairah meriwayatkan sebagaimana berikut, “ Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, lalu ia bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?” Beliau menjawab, “ Ibumu.” “ Lalu siapa lagi?” “ Ibumu” “ Siapa lagi?” “ Ibumu” “ Siapa lagi” “ Bapakmu.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)

Pengorbanan seorang Ibu mulai hamil, melahirkan dan menyusui, serta mengasuh, tak bisa dibalas oleh anaknya. Dalam keadaan bagaimanapun, Ibu selalu berusaha ada untuk anak-anaknya. Ibu berusaha membuat anak-anak merasa nyaman dan tercukupi semua kebutuhannya. Seorang ibu berani pasang badan untuk melindungi anak-anaknya. 

Bagaimanakah ketika keadaan telah berubah? Ketika seorang ibu tidak lagi mempunyai daya dan kekuatan untuk anak-anaknya, bahkan untuk dirinya sendiri? Apakah ibu menuntut agar anak-anaknya mengembalikan kasih sayang dan pengorbanan yang telah dilakukannya? 

Seandainya Ibu menuntut, Emak berpikir itu adalah hal yang wajar. Tapi sepengetahuan Emak, tidak ada ibu atau orang tua yang menuntut anak-anak mereka untuk mengembalikan kasih sayang dan harta yang telah mereka keluarkan untuk merawat anak. Lagi pula sebelum Ibu meminta, apalagi menuntut, anak yang berbakti, yang mengerti bahwa memuliakan orang tua adalah sebuah kewajiban yang sangat besar pahalanya, segera akan mengulurkan tangan berusaha memberikan yang terbaik untuk ibunya. Bukan hanya karena merasa itu adalah sebuah kewajiban, tetapi karena cinta yang Alloh berikan di dalam hati untuk ibu mereka. 

Bukankah anak-anak yang sholih-sholihah dan berbakti kepada kedua orang tua selalu berdoa:

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orangtuaku, kasihanilah mereka sebagaimana mereka telah mengasihiku di waktu kecil. 

Alloh yang memberikan rasa cinta itu. Rasa kasih seperti kasih orang tua ketika mereka masih kecil dulu. Waktu anak-anak kecil, apakah orang tua galak dan pemarah? Ataukah sebaliknya? Penuh kasih dan sabar? 

Di masa tua, apa yang dilakukan orang tua dulu kepada anaknya akan berpulang kepada mereka sendiri, sebagai terkabulnya doa yang dipanjatkan anak-anaknya itu. Seperti apa mereka mengasihi anak-anaknya dulu, seperti itulah perlakuan anak-anak kepada mereka di saat tua. 

Semoga Emak dan Sahabat Emak bisa mendidik anak-anak dengan penuh kasih sayang. Menyayangi bukan berarti selalu menuruti keinginan anak dan tidak pernah menegur mereka. Menyayangi adalah mengarahkan mereka untuk kebaikan tanpa melakukan kekerasan. Ketegasan tentu diperlukan, tetapi tidak dengan melukai baik fisik maupun psikis mereka.

Luka yang ditimbulkan orang tua khususnya Ibu, bisa terbawa sampai dewasa. Umumnya anak yang telah dewasa tersebut akan melakukan hal yang sama pada anaknya dengan yang dilakukan oleh ibunya dulu. Pola ini akan terus berulang bila tidak ada kesadaran untuk memutus rantai pola asuh ini.