"Setiap hari, sisihkan apa lima ratus atau seribu, dua ribu, atau berapa pun sesuai kemampuan. Masukkan dalam wadah khusus. Niati buat sodaqoh, dan jangan diambil-ambil buat kebutuhan lainnya. Pas acara pengajian atau pas ke masjid, bawa uangnya untuk diberikan pada pengurus masjid sebagai sodaqoh kita," kata Pak Kyai saat ada pengajian.
Emak mendengarkan sambil terkantuk-kantuk. Entah mengapa, saat pengajian itu rasanya kantuk begitu menggoda dan ketiduran adalah sebuah kenikmatan yang tiada tara.
Meskipun matanya merem, Emak masih bisa mendengar suara Pak Kyai yang berkata,
"Sodaqoh itu bisa menolak bala. Misal hari ini qodarnya kita ketabrak, tapi karena sodaqoh dan doa kita, bisa jadi kita cuma terserempet atau bahkan selamat, tidak jadi celaka. Apalagi sodaqohnya di waktu subuh. Saat itu Alloh mengutus malaikat pembawa rezeki untuk membagi-bagi rezeki. Insya Alloh sodaqoh yang kita keluarkan akan diganti berlipat-lipat."
Sebuah pijatan lembut dari si Bungsu yang melihat Emak tidur membuat mata Emak terbuka.
"Jaza killahu khoiro," kata Emak sambil menegakkan tubuh dan menarik napas panjang, berusaha menghilangkan kantuknya.
"Rezeki itu bukan hanya berupa uang atau harta. Kesehatan, anak-anak sholih-sholihah, pekerjaan lancar dan lain-lain. Apa pun itu ketika kita mendapatkan kebaikan, disyukuri, dihayati, Alloh pasti memberikan keberlimpahan kepada kita."
{وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ} [ابراهيم : 7]
"Jika kita bersyukur Alloh menambah nikmatnya, jika kita kufur tidak mau bersyukur, maka siksa Alloh itu menyakitkan."
Demikian yang disampaikan Pak Kyai yang nyangkut di ingatan Emak. Dia pun mulai berusaha mempraktikkan sodaqoh subuhnya.
Emak membuat sebuah kardus kecil untuk tempat uang sodaqohnya. Setiap subuh dia memasukkan uang ke wadah itu. Kadang seribu, kadang dua ribu. Pernah juga lima ribu. Pas waktu pengajian, uang itu dibawanya ke masjid dan disetorkan ke pengurus masjid.
"Lho kok uangnya masih banyak ya?" Emak terheran-heran melihat saldo di atmnya. Padahal perasaan dia sering checkout belanjaan, ya walaupun bukan yang mahal-mahal. Sering beli makanan online juga. Alhamdulillah saldonya masih lumayan. Insya Alloh tidak harus minta transferan dari Bapak sampai akhir bulan.
"Oh, ini mungkin karena aku rajin sodaqoh subuh kali ya," gumam Emak dengan hati berbunga.
Alhamdulillah. Emak jadi makin bersemangat.
"Ya Alloh, rezeki ini dariMu, kukembalikan padaMu. Semoga Engkau menerimanya dan menggantinya dengan yang lebih baik dan barokah. Aamiin," gumam Emak sambil memasukkan uang Rp.10.000 ke wadah sodaqohnya, berharap dari sepuluh ribu itu Alloh menggantinya dengan ratusan juta, kesehatan yang barokah dan syurga....
Hehe, boleh dong berharapnya sama Alloh.
Saat menerima rezeki bersyukur, alhamdulillah dapat rezeki. Saat mengeluarkannya pun bersyukur, alhamdulillah Alloh paring kecukupan, bisa bayar ini itu, bisa membantu saudara yang membutuhkan dll. Percaya deh, Alloh pasti lebih memberikan keberlimpahan yang barokah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar: