Dulu, ada teman Emak yang sering curhat tentang kehidupan rumah tangganya yang kurang harmonis. Yang inilah yang itulah. Emak hanya mendengarkan dan berusaha hadir, karena Emak tahu dia tidak bisa melakukan apa-apa.
Setelah Emak pindah rumah pun, kadang mereka masih berkomunikasi lewat WA. Emak masih sering kepikiran tentang temannya ini. Maka kalau dia menemukan artikel atau konten yang bagus, masih dia share pada temannya itu. Harapannya tentu agar temannya bisa mengatasi masalah rumah tangganya dan hidup bahagia.
Terakhir, Emak kirim tautan https://www.instagram.com/reel/DM2e8n-Sb_n/?igsh=dmU0cndnYW1rN2lk
Dan temannya menjawab terima kasih. Lalu dia bilang, *aku mau cerita, kalau sekarang aku sudah bahagia nggak seperti dulu. Makasih ya udah peduli padaku.*
Emak bersyukur dan mendoakan semoga temannya itu bahagia selalu. Rasanya ada beban yang terangkat, karena selama bertahun-tahun kepikiran temannya itu. Emak merasa mulai sekarang tidak harus memikirkan temannya itu.
Tiba-tiba Emak kepikiran, bagaimana perasaan anak-anak yang melihat orang tuanya bertengkar, tapi tidak melihat proses mereka berbaikan? Apakah seperti yang Emak rasakan? Kepikiran terus? Cemas terus? Apalagi ini kan orang tua mereka. Tempat menggantungkan rasa percaya dan aman.
Bisa jadi orang tua sudah tidak bertengkar lagi, sudah mesra lagi. Tapi si anak tidak tahu. Mungkin di hatinya akan dipenuhi rasa takut. Dia selalu memikirkan pertengkaran orang tuanya.
Kalau kalian pernah bertengkar di depan anak, bisa tidak baikannya di depan anak juga? Biar mereka merasa tenang karena masalah sudah selesai, dan mereka belajar bagaimana menyelesaikan konflik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar: