Selasa, 31 Mei 2022

Surat Cinta untuk Diri Kecilku


Hai Deroem, apa kabar? 
Aku baru menyadari kalau aku lama tidak menyapamu. 
Aku kangen. 
Aku mencarimu di cermin. Kutemukan dirimu tersenyum ceria dan melambai-lambaikan tanganmu. Lalu kamu datang dan memelukku. Bisa kurasakan hawa hangat yang mengaliri tubuhku karena pelukanmu.

Der, apakah kamu merindukanku, seperti aku merindukanmu? 
Aku senang sekali melihatmu saat ini. Kamu yang ceria, yang percaya diri dan selalu berusaha berpikir optimis. Aku tidak melihat luka itu lagi. Luka yang membuatmu menarik diri dari pergaulan dan keinginan mencoba sesuatu. 

Luka masa kecil itu, mungkin bukan luka yang parah, tetapi nyatanya bisa menyurutkan langkahmu yang ingin berlari. Bisa mengaburkan pandanganmu yang semula melihat dunia begitu indah penuh warna warni. 

Aku ingin minta maaf sekali lagi. Maafkan aku yang pernah menelantarkanmu. Maafkan aku yang pernah tidak peduli pada lukamu. 

Der, terima kasih karena telah bertahan dalam kondisi apa pun. Kamu tidak pernah menyerah walau kadang kebingungan dan merasa tidak berdaya. Kamu tetap melangkah meskipun begitu banyak keraguan dan ketakutan. Kamu hebat! 

Sesuatu yang tidak membunuhmu akan membuatmu semakin kuat. Karena dirimu dulu, sekarang aku menjadi kuat. Aku bisa melangkah dengan tegap menuju apa yang kumau. 

Terima kasih, Deroem. Terima kasih selalu membersamaiku hingga saat ini. Aku senang ceriamu menghibur galau hatiku. Aku senang semangatmu menguatkan langkahku. Aku senang binar-binar di matamu mencerahkan hatiku. 

Aku senang engkau telah pulih dan bersama-sama kita terus berlatih dan tumbuh berkembang. Aku yakin, bersamamu kita berdaya dan bisa memberi manfaat untuk orang lain. 

Teruslah bersamaku, membawa kebahagiaan masa kecil di masa dewasaku. Teruslah berbagi ceriamu, hingga di masa depan, aku tetap bisa merasakan kebahagiaan kanak-kanak dalam setiap aktivitasku. Sekalipun sudah menjadi seorang nenek-nenek, kita tetap bisa bahagia seperti anak kecil bukan? 

Deroem, aku bersyukur menjadi diriku saat ini. Aku pun bersyukur menjadi dirimu di masa kecilku. Apa yang kita lalui adalah takdir yang sudah digariskan oleh sang Pencipta. Mari bersama menyongsong hari esok yang bahagia. Bahagia yang bukan lawan dari derita, tetapi bahagia yang merangkul segala rasa. 

Mari sejenak mengambil jeda. Menikmati segala rasa yang ada dengan penuh rasa syukur kepada Alloh Swt. 

Deroem, apa pun yang terjadi, ingatlah hal ini: aku selalu mencintaimu. 

Semarang 31 Mei 2022