Cerita Emak ini hanyalah sedikit dalam keseluruhan jagad raya. Pengalaman Emak hanyalah segelintir dari kisah di luar sana. Emak hanya ingin berbagi cerita. Dengan berbagi kita jadi mengerti banyak hal yang bisa diketahui tanpa harus mengalaminya sendiri. Atau kita jadi tahu ada persamaan yang kita miliki. Semoga cerita Emak ini bermanfaat. Selamat membaca.
Senin, 25 Agustus 2025
Merdeka!
Bahagia
Jumat, 22 Agustus 2025
Cinta Sejati
Kamis, 21 Agustus 2025
Empat Maqodirulloh
Parkir Gratis
Malas
Lelah
Afirmasi Pagi
Selasa, 19 Agustus 2025
Selamat Datang di Dunia Ibu-Ibu
Jatuh Lagi Bangun Lagi
Samawa Lewat Kata
Samawa Lewat Kata
Sabtu, 16 Agustus 2025
Bingung
Bayi
Rabu, 13 Agustus 2025
Hati -Hati dengan Doamu
Mental Victim
Selasa, 12 Agustus 2025
I Love You
Kamis, 07 Agustus 2025
Lelah yang Lillah
Memulai Hari
Rabu, 06 Agustus 2025
Empati
Nama yang Kepanjangan
Selasa, 05 Agustus 2025
Kamu Tak Sendiri
Senin, 04 Agustus 2025
Duka
Berita Gembira dari Teman Lama
Sabtu, 02 Agustus 2025
Malu
Teman Emak yang baperan dengan perhatian orang lain tidak mau pergi ke psikolog. Malu katanya.
Padahal di masa sekarang membicarakan kesehatan mental sudah umum. Meminta bantuan psikolog bukan berarti gila atau membuka aib. Kalau dibiarkan berlarut-larut malah bisa gawat.
Ibu adalah jantungnya rumah. Kalau ibunya galau, seisi rumah bisa kacau.
Tapi, percuma memaksa orang pergi ke psikolog kalau dia sendiri tidak mau. Jadi Emak menyarankan untuk meminta bantuan suaminya mengatasi masalahnya.
Peran suami sangat penting dalam proses penyembuhan luka inner child istrinya. Ia bisa menjadi "safe place" yang memperkuat rasa aman, diterima, dan dicintai.
Mungkin supaya istrinya pulih suami bisa:
💑 1. Hadir Sepenuh Hati
Kadang bukan apa yang dikatakan, tapi bagaimana ia hadir yang menyembuhkan.
- Luangkan waktu untuk benar-benar mendengarkan tanpa menghakimi.
- Tatap mata istri saat ia bercerita.
- Letakkan ponsel, dan tunjukkan bahwa ia penting.
💬 2. Validasi Perasaan Istri
Inner child sangat rentan — yang dibutuhkan adalah pengakuan bahwa perasaannya masuk akal, bukan disalahkan.
✅ Contoh kalimat validasi:
“Aku bisa pahami kenapa kamu merasa tersentuh oleh perhatian kecil itu. Mungkin itu bagian dirimu yang dulu sering kesepian.”
❌ Hindari kalimat seperti:
“Kamu lebay.”
“Itu dosa, kamu jangan mikir aneh-aneh.”
🤗 3. Beri Sentuhan dan Perhatian Tulus
Perhatian hangat dari suami bisa menjadi obat langsung untuk luka masa lalu.
- Peluk tanpa alasan, bukan hanya saat istri sedih.
- Ucapkan: “Aku bangga sama kamu.” atau “Aku senang kamu ada di hidupku.”
- Berikan kejutan kecil: secangkir teh, catatan manis, atau pijatan ringan.
🗓 4. Bangun “Waktu Khusus” Berdua
Luka inner child sering muncul karena minimnya quality time. Jadikan momen berdua sebagai ruang pengisian emosional.
- Jadwalkan waktu 15–30 menit sehari tanpa gangguan, hanya untuk ngobrol atau duduk bersama.
- Bisa juga “malam kencan sederhana” di rumah: nonton film bareng, ngobrol sambil minum teh.
🙏 5. Minta Maaf Jika Pernah Ikut Menyakiti
Kadang, suami tanpa sadar mengulang pola luka inner child (misalnya cuek atau sering mengkritik). Minta maaf bisa meluruhkan luka.
“Maaf kalau selama ini aku kurang hadir secara emosional. Aku ingin belajar jadi suami yang lebih memahami kamu.”
🧠 6. Terbuka untuk Belajar Bersama
Dukung istri mencari bantuan profesional jika perlu (psikolog/konselor). Bahkan lebih baik kalau suami juga ikut belajar bersama:
- Baca buku/ikut webinar soal luka batin & inner child.
- Tonton video bersama lalu diskusikan (misalnya video tentang luka pengabaian emosional masa kecil).
❤️ 7. Jadilah Cermin Cinta Sejati
Jika istri sempat “teralihkan” pada perhatian orang lain, jangan langsung menyalahkan. Ingat: luka itu tidak menyangkut cinta romantis — tapi luka emosional lama.
Suami yang sabar dan mengasihi bisa menjadi jalan istri menemukan kembali dirinya yang utuh.
Apakah ini berhasil?
Semoga saja. Yang penting terus berdoa dan berusaha. Alloh tidak akan menyia-nyiakan hambaNya.