Senin, 21 Februari 2022

Menjadi Ibu it's my dream!


Mengingat Kembali Rasanya Menjadi Ibu Untuk yang Kedua Kalinya

Hari itu, Emak yang sedang hamil besar merasakan perutnya semakin tidak nyaman. Emak tidak mau tidur di kasur bersama Bapak dan si Sulung. Emak memilih tidur di lantai beralaskan selimut. Posisi bagaimanapun rasanya tidak nyaman. Emak tidur dengan gelisah dan terbangun-bangun tidak jelas. 

Hingga sekitar pukul tiga dini hari, Emak merasa seperti mendengar suara balon meletus dan seperti ada rasa berbeda di perutnya. Saat Emak mengangkat tangannya, ternyata tangan Emak berlumuran darah. Emak segera memanggil-manggil Bapak yang tidur tidak jauh darinya. 

Bapak segera bangun dan terkejut melihat darah. Bapak segera meminta tolong pada tetangga di seberang rumah. Emak memanggilnya budhe Iin. Saat itu sebenarnya budhe Iin sedang kumat asmanya, tetapi beliau segera datang. 

Melihat kondisi Emak, budhe segera menyarankan untuk pergi ke rumah sakit. Budhe juga yang mencarikan taksi. 

Emak dan Bapak pun pergi ke rumah sakit Hermina Hospitals , di Bekasi Barat. Di sana Emak segera mendapatkan penanganan. Ternyata Emak mengalami placenta previa, yaitu plasenta bayi menutupi jalan lahir. Karena usia dan berat badan bayi belum waktunya untuk dilahirkan, maka Emak disuruh bedrest. Setelah beberapa hari, Emak diperbolehkan pulang. 

Namun beberapa hari di rumah, Emak mengalami perdarahan lagi. Akhirnya Emak harus bedrest lagi di RS. Kali ini bedresnya cukup lama, yaitu 2 minggu. Emak sedih karena harus meninggalkan si Sulung yang baru berusia 17 bulan dan sedang lucu-lucunya. 

Setelah bedrest 2 minggu, tanggal 3 Desember 1999 -jamnya lupa, Emak pun disesar untuk kedua kalinya. Alhamdulillah hari itu telah lahir seorang anak lak-laki yang ganteng dalam keadaan sempurna. 

Si Nomor DuaDua,  begitu Emak menyebutnya. Karena dia lahir setelah si Sulung. Kenapa tidak disebut si Bungsu? Karena dia punya adik. Lalu kenapa tidak disebut si Tengah? Karena adiknya dua. Kenapa tidak disebut nama? Karena di Emak Punya Cerita, namanya ya Emak, Bapak, Si Sulung, Si Nomor Dua, Si Nomor Tiga, dan Si Bungsu. Jadi apakah cerita-cerita di Emak Punya Cerita itu tidak nyata? Itu terserah anggapan pembaca. 

Kembali ke cerita Emak. Tanggal 3 Desember adalah hari ini. Dan postingan ini bukan memperingati hari kelahiran, apalagi merayakan, karena keluarga Emak tidak mengikuti tradisi itu. 

Hari ini Emak hanya ingin mengenang kembali, nikmatnya ketika menjadi Ibu untuk kedua kalinya. Pengorbanannya. Rasa sakitnya. Dan juga rasa bahagianya. Supaya anak Emak mengerti, bahwa menjadi ibu itu luar biasa. Itulah salah satu sebab, seorang anak harus berbakti kepada ibunya 3x lebih banyak daripada ayahnya. 

Buat Si Nomor Dua, di mana pun berada. Doa Emak dan Bapak selalu menyertaimu.  Emak selalu menyayangimu apa adanya dirimu. Jadilah versi dirimu sendiri yang terbaik dan bahagia. Selalu bersyukur pada Alloh dan berbakti pada Emak dan Bapak. Semoga Alloh selalu menjaga dan melindungimu, memberikan hidayah-Nya sehingga dirimu selalu di jalan yang benar hingga akhir. Aamiin. 

Sahabat Emak, bagaimana rasanya ketika kalian menjadi Ibu? Perjuangan seperti apa yang harus kalian lalui?

3 Desember 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar: