Laman

Sabtu, 12 Maret 2022

Kasih Ibu Sepanjang Masa


Cerita Emak Episode 20

Kasih Ibu sepanjang masa

Kasih Ibu
Kepada Beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi
Tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia

Lagu itu Emak pelajari ketika masih anak-anak. Sampai sekarang Emak masih hapal, dan sampai sekarang lagu itu masih sesuai dengan kenyataannya. Kasih Ibu tak lekang oleh waktu. 

Kasih Ibu seperti sinar matahari yang menyinari dunia ini. Tidak pernah absen walau sehari. Mungkin ada mendung dan hujan sehingga sinar matahari terhalang, tetap saja dia sebenarnya bersinar. 

Di dalam agama Islam, memuliakan orang tua adalah suatu kewajiban. Pahalanya sangat besar. Sebaliknya, durhaka pada orang tua, adalah dosa besar yang bisa mengakibatkan seseorang masuk dalam neraka. Emak bersyukur karena selalu mendapat nasehat tentang hal memuliakan orang tua ini. Nasehat ini Emak dapat bukan hanya dari orang tua Emak, dan saudara-saudara Emak, tetapi dari pengajian yang Emak ikuti. 

Emak diingatkan bahwa manusia lahir ke dunia melalui perantara, yaitu Ibu. Tumbuh besar dan berkembang dalam asuhan dan tanggung jawab orang tua. Berapa banyak pengorbanan yang telah mereka lakukan untuk membesarkan anak? Hanya Alloh yang tahu. 

Abu Hurairah meriwayatkan sebagaimana berikut, “ Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, lalu ia bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?” Beliau menjawab, “ Ibumu.” “ Lalu siapa lagi?” “ Ibumu” “ Siapa lagi?” “ Ibumu” “ Siapa lagi” “ Bapakmu.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)

Pengorbanan seorang Ibu mulai hamil, melahirkan dan menyusui, serta mengasuh, tak bisa dibalas oleh anaknya. Dalam keadaan bagaimanapun, Ibu selalu berusaha ada untuk anak-anaknya. Ibu berusaha membuat anak-anak merasa nyaman dan tercukupi semua kebutuhannya. Seorang ibu berani pasang badan untuk melindungi anak-anaknya. 

Bagaimanakah ketika keadaan telah berubah? Ketika seorang ibu tidak lagi mempunyai daya dan kekuatan untuk anak-anaknya, bahkan untuk dirinya sendiri? Apakah ibu menuntut agar anak-anaknya mengembalikan kasih sayang dan pengorbanan yang telah dilakukannya? 

Seandainya Ibu menuntut, Emak berpikir itu adalah hal yang wajar. Tapi sepengetahuan Emak, tidak ada ibu atau orang tua yang menuntut anak-anak mereka untuk mengembalikan kasih sayang dan harta yang telah mereka keluarkan untuk merawat anak. Lagi pula sebelum Ibu meminta, apalagi menuntut, anak yang berbakti, yang mengerti bahwa memuliakan orang tua adalah sebuah kewajiban yang sangat besar pahalanya, segera akan mengulurkan tangan berusaha memberikan yang terbaik untuk ibunya. Bukan hanya karena merasa itu adalah sebuah kewajiban, tetapi karena cinta yang Alloh berikan di dalam hati untuk ibu mereka. 

Bukankah anak-anak yang sholih-sholihah dan berbakti kepada kedua orang tua selalu berdoa:

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orangtuaku, kasihanilah mereka sebagaimana mereka telah mengasihiku di waktu kecil. 

Alloh yang memberikan rasa cinta itu. Rasa kasih seperti kasih orang tua ketika mereka masih kecil dulu. Waktu anak-anak kecil, apakah orang tua galak dan pemarah? Ataukah sebaliknya? Penuh kasih dan sabar? 

Di masa tua, apa yang dilakukan orang tua dulu kepada anaknya akan berpulang kepada mereka sendiri, sebagai terkabulnya doa yang dipanjatkan anak-anaknya itu. Seperti apa mereka mengasihi anak-anaknya dulu, seperti itulah perlakuan anak-anak kepada mereka di saat tua. 

Semoga Emak dan Sahabat Emak bisa mendidik anak-anak dengan penuh kasih sayang. Menyayangi bukan berarti selalu menuruti keinginan anak dan tidak pernah menegur mereka. Menyayangi adalah mengarahkan mereka untuk kebaikan tanpa melakukan kekerasan. Ketegasan tentu diperlukan, tetapi tidak dengan melukai baik fisik maupun psikis mereka.

Luka yang ditimbulkan orang tua khususnya Ibu, bisa terbawa sampai dewasa. Umumnya anak yang telah dewasa tersebut akan melakukan hal yang sama pada anaknya dengan yang dilakukan oleh ibunya dulu. Pola ini akan terus berulang bila tidak ada kesadaran untuk memutus rantai pola asuh ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar: