Laman

Rabu, 16 Januari 2019

Cerita Emak episode Kaki


Pagi ini ceritanya Emak pergi ke Tambun. Perginya bareng anak sholgant yang sedang ada urusan bersamaan arah. Karena pergi naik motor, Emak yang selalu tertib pun memakai helm. Dan karena sholgant ada urusan, Emakpun ditinggal sendirian. Helm yang dipakai Emak tetap dibawa sama Emak. Soalnya kalau dicantelin di motor ribet. Secara di motor sudah tercantel helmnya si bungsu.

Pulang dari tambun Emak bisa naik ojol, naik elf atau jalan kaki. Dan Emakpun memilih jalan kaki. Pertimbangannya? Nggak ada pertimbangan apa-apa. Emak pingin aja jalan kaki.

Awalnya helm Emak ditenteng-tenteng. Terus dicantelin di lengan. Tapi karena rasanya ribet, akhirnya Emak pakai saja helmnya. Dengan begitu tangan Emakpun bebas. Dan kepala terlindung dari panas.

Jam 10 pagi menjelang siang. Cuaca cerah ceria.

Ternyata berjalan kaki itu menyenangkan. Berjalan kaki membuat Emak bisa melihat sekeliling dengan leluasa. Bisa berhenti setiap saat kapanpun diinginkan.

Emak jadi memperhatikan ternyata di komplek pertokoan Tambun City ada 7 toko bernuansa Islam. Ada Rabbani, Wardah, dll. (Biar sudah diingat-ingat Emak lupa lagi nama toko-tokonya 🤔).

Jalan kaki membuat seluruh tubuh bergerak dan Emak merasa lebih sehat. Emak jadi lebih bersyukur memiliki kaki yang sempurna, yang begitu hebat, kuat menopang tubuh Emak yang berat ke mana-mana.

Emak jadi ingat postingan dari pak Puja Subrata di grup WA tentang Kaki-kaki.

*KAKI-KAKI*

Karena Kaki lah, Sehingga Juventus rela merogoh kocek 100 juta Euro atau sekitar 1,6 Triliun Rupiah Rupiah untuk mendatangkan CRonaldo7 ke Turin.

Karena Kaki lah, Sehingga Zohri mendapat hadiah umroh, uang 100 juta, renovasi rumah & tawaran pekerjaan tanpa tes serta pujian yang tak henti-hentinya.

Karena Kaki lah, Sehingga Mbappe bisa membawa Prancis mengangkat Piala Dunia untuk ke-2 kalinya serta mendapat gelar pemain muda terbaik pildun 2018.

Karena Kaki jua lah, Sehingga Abdullah bin Mas'ud ditertawakan orang-orang karena memiliki kaki yang kecil, yang tidak proporsional dengan badannya, namun dibela oleh Rasulullah

والذي نفسي بيده، لهما أثقل في الميزان من أُحد

_Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya kedua kakinya ini lebih berat dari Gunung Uhud dalam timbangan amal._
(HR. Ahmad)

apa jadinya diri kita ini tanpa kaki?

Sungguh nikmat yang sangat besar bila memiliki sepasang kaki yang sehat, kaki yang bisa berjalan & kaki yang bisa berlari.

Namun pertanyaanya, kaki seperti apakah yang menyelamatkan kita dunia akhirat?

Kaki mahal model CR7 kah?

Atau kaki cepat seperti Zohri kah?

Atau kaki lincah spt Mbappe?

Ataukah seperti kaki mulia Abdullah bin Mas'ud yang mendapat pujian dari Rasulullah?

Sebelum menjawab, ingatlah selalu,
bahwa kaki-kaki kitalah yang kelak akan menjadi saksi setiap langkah-langkah dalam kehidupan ini.

وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

_".... dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."_
(QS. Yasin : 65)

Maka beruntunglah
kaki-kaki yang langkah-langkahnya adalah menuju kebaikan,
kaki-kaki yang berjalan di jalan Allah,
kaki-kaki yang melangkah berhijrah,
Kaki-kaki yg lebih sering datang ke pengajian Dan Shalat berjamaah di Mesjid.
kaki-kaki yang berlari menuju ketaatan kepada-Nya dan
kaki-kaki yang tak pernah lelah untuk berjalan menuntut ilmu...

Semoga dengannnya, Allah SWT mengizinkan kita utk dapat menginjak Surga-Nya...

Aamiin Ya Rabb 🙏🙏

Tambun 24 juli 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar: