Kamis, 21 Juli 2022

The Power of Mother's Heart

Cerita Emak episode 22

The Power of Mother's Heart

Emak menghela nafas. Berbagai kenangan berkelebatan dalam pikirannya. Ada yang menyenangkan, ada juga yang menyedihkan. 

Memang segala sesuatu sudah Alloh ciptakan berpasang-pasangan. Terang-gelap. Sehat-sakit. Senang-sedih. Kuat-lemah. Laki-laki-perempuan. Dst. 

Alloh sudah nenuliskan kisah hidup Emak jauh sebelum Emak dilahirkan. Termasuk tentang kehamilan pertama Emak. 

Hamil untuk pertama kali, membuat perasaan Emak campur aduk. Antara bahagia, takut, tidak berdaya dan khawatir. 

Bahagia, karena Emak akan menjadi seorang ibu. Takut, karena Emak tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Tidak berdaya, karena tidak tahu harus bagaimana. Khawatir, karena memikirkan segala hal. 

Alhamdulillah, setelah mengandung selama sembilan bulan, pada tanggal 15 Juli 1998, lahirlah si Sulung dengan cara operasi sesar. Disesar karena letaknya sungsang.


Bayi mungil yang manis dan lucu, telah mengubah hidup Emak. Dari yang tadinya bebas merdeka mau melakukan apa saja, selama masih dalam koridor agama dan norma, tetiba harus mendedikasikan seluruh waktu dan tenaga untuk merawat bayi. 

Emak yang belum punya ilmu, berusaha menjalani perannya dengan sebaik mungkin. Belajar menjadi ibu dengan segala keterbatasannya membuat Emak mengalami baby blues. 

Postpartum Syndrom atau yang dikenal juga dengan Baby Blues adalah depresi pasca kelahiran. Perasaan ini valid adanya, bisa dialami oleh ibu yang baru melahirkan. Siapa pun dia. 

Tidak semua ibu yang melahirkan mengalami baby blues. Dan tidak semua ibu yang mengalami baby blues mendapatkan pertolongan dan dukungan yang dibutuhkannya. 

Alhamdulillah, Emak beruntung, dengan pertolongan Alloh dan dukungan dari orang-orang terdekat, Emak berhasil mengatasi baby bluesnya. Percayalah itu tidak mudah. Tapi bukan berarti tidak bisa. 

Emak bersyukur dengan segala hal yang telah dilaluinya. Emak bersyukur dipercaya oleh Alloh menjadi perantara lahirnya si Sulung ke dunia. 

Emak bersyukur karena si Sulung kini telah menjadi wanita dewasa muda yang sholihah, mandiri, bertanggung jawab dan penuh kasih. Semuanya terjadi semata-mata karena izin dan pertolongan Alloh Swt. 

Sulung, maafkan segala keterbatasan Emak dalam pengasuhanmu ya. Terima kasih sudah hadir memberi kebahagiaan dan warna pelangi dalam hidup Emak.

Love u sekebon ❤❤❤ and more.... And more..... 

Tak ada kata yang bisa mengungkapkan rasa bahagia dan cinta Emak buat si Sulung. Pokoknya si Sulung is the best 👍. 


Semarang 17 Juli 2022

Kisah baby blues Emak, ada di buku The Power of Mother's Heart. Menjadi ibu tidak mudah, tetapi dengan cinta, seorang ibu diberi kekuatan oleh Alloh untuk mengatasi segalanya.


Selasa, 31 Mei 2022

Surat Cinta untuk Diri Kecilku


Hai Deroem, apa kabar? 
Aku baru menyadari kalau aku lama tidak menyapamu. 
Aku kangen. 
Aku mencarimu di cermin. Kutemukan dirimu tersenyum ceria dan melambai-lambaikan tanganmu. Lalu kamu datang dan memelukku. Bisa kurasakan hawa hangat yang mengaliri tubuhku karena pelukanmu.

Der, apakah kamu merindukanku, seperti aku merindukanmu? 
Aku senang sekali melihatmu saat ini. Kamu yang ceria, yang percaya diri dan selalu berusaha berpikir optimis. Aku tidak melihat luka itu lagi. Luka yang membuatmu menarik diri dari pergaulan dan keinginan mencoba sesuatu. 

Luka masa kecil itu, mungkin bukan luka yang parah, tetapi nyatanya bisa menyurutkan langkahmu yang ingin berlari. Bisa mengaburkan pandanganmu yang semula melihat dunia begitu indah penuh warna warni. 

Aku ingin minta maaf sekali lagi. Maafkan aku yang pernah menelantarkanmu. Maafkan aku yang pernah tidak peduli pada lukamu. 

Der, terima kasih karena telah bertahan dalam kondisi apa pun. Kamu tidak pernah menyerah walau kadang kebingungan dan merasa tidak berdaya. Kamu tetap melangkah meskipun begitu banyak keraguan dan ketakutan. Kamu hebat! 

Sesuatu yang tidak membunuhmu akan membuatmu semakin kuat. Karena dirimu dulu, sekarang aku menjadi kuat. Aku bisa melangkah dengan tegap menuju apa yang kumau. 

Terima kasih, Deroem. Terima kasih selalu membersamaiku hingga saat ini. Aku senang ceriamu menghibur galau hatiku. Aku senang semangatmu menguatkan langkahku. Aku senang binar-binar di matamu mencerahkan hatiku. 

Aku senang engkau telah pulih dan bersama-sama kita terus berlatih dan tumbuh berkembang. Aku yakin, bersamamu kita berdaya dan bisa memberi manfaat untuk orang lain. 

Teruslah bersamaku, membawa kebahagiaan masa kecil di masa dewasaku. Teruslah berbagi ceriamu, hingga di masa depan, aku tetap bisa merasakan kebahagiaan kanak-kanak dalam setiap aktivitasku. Sekalipun sudah menjadi seorang nenek-nenek, kita tetap bisa bahagia seperti anak kecil bukan? 

Deroem, aku bersyukur menjadi diriku saat ini. Aku pun bersyukur menjadi dirimu di masa kecilku. Apa yang kita lalui adalah takdir yang sudah digariskan oleh sang Pencipta. Mari bersama menyongsong hari esok yang bahagia. Bahagia yang bukan lawan dari derita, tetapi bahagia yang merangkul segala rasa. 

Mari sejenak mengambil jeda. Menikmati segala rasa yang ada dengan penuh rasa syukur kepada Alloh Swt. 

Deroem, apa pun yang terjadi, ingatlah hal ini: aku selalu mencintaimu. 

Semarang 31 Mei 2022

Selasa, 29 Maret 2022

Kehadiran tak terduga yang membawa kebahagiaan




Waktu itu Emak dan Bapak sudah mendaftar dan mendapat jadwal keberangkatan haji di tahun 2006 akhir. Emak berdoa, semoga pas haji tidak haid, supaya rukun haji bisa terlaksana semua. 

Alhamdulillah, Alloh mengabulkan doa Emak. Pas haji Emak tidak perlu meminum obat penunda haid, karena Emak hamil! Kaget juga Emak ketika mengetahui ada mahluk mungil di rahimnya. 

Dokter kandungan Emak juga terkejut ketika mendengar Emak hamil. Karena menurut pengalaman beliau wanita dengan kista atau miom seperti Emak waktu itu sulit bahkan tidak bisa hamil. 

Ternyata si Sulung berdoa minta adik perempuan. Alhamdulillah Alloh mengabulkannya di saat yang tepat. 

Seperti mimpi rasanya ketika si Bungsu lahir ke dunia. Jaraknya enam tahun dengan kakaknya. Padahal sebelumnya jarak kelahiran anak-anak Emak berdekatan. Semua jadi seperti punya mainan baru. Si Bungsu jadi pusat perhatian dan dilimpahi kasih sayang. 

Si Bungsu ini anak mahal. Karena anak keempat, kelahirannya tidak dicover oleh perusahaan tempat Bapak bekerja. Yang mengcover adalah Alloh SWT. Alhamdulillah sejak ada si Bungsu, ada saja rejeki mereka. 

Alhamdulillah, ketika di dalam perut, banyak yang mendoakannya. Bahkan orang-orang yang tidak Emak kenal, ketika tahu Emak hamil, mereka mendoakan. Terlihat dari gerakan tangan dan mata mereka. Emak tidak tahu apa yang mereka katakan, karena mereka adalah orang-orang dari Turki, Bangladesh dll yang Emak temui selama menunaikan ibadah haji. Tapi Emak berprasangka baik, mereka semua mendoakan kebaikan untuk Emak dan bayi di kandungannya. 

Sekarang, si Bungsu sudah lebih tinggi dari Emak. Alhamdulillah Emak bahagia melihat anak-anak yang saling menyayangi dan saling mendukung dalam segala situasi. Memiliki anak-anak yang sholih-sholihat adalah sesuatu yang tidak bisa dibandingkan dengan apa pun. 

Emak bahagia dan bersyukur karena sampai saat ini masih diberi kesempatan untuk membersamai dan mendoakan anak-anaknya. 

Harta yang paling berharga adalah keluarga. Semoga selalu sakinah mawaddah warohmah. Aamiin.

Emak doakan semoga semua sahabat Emak juga diberi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah dan semua selalu dalam keadaan yang sehat bahagia dan sejahtera. Aamiin. 

Semarang, 29 Maret 2022

Sabtu, 12 Maret 2022

Kasih Ibu Sepanjang Masa


Cerita Emak Episode 20

Kasih Ibu sepanjang masa

Kasih Ibu
Kepada Beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi
Tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia

Lagu itu Emak pelajari ketika masih anak-anak. Sampai sekarang Emak masih hapal, dan sampai sekarang lagu itu masih sesuai dengan kenyataannya. Kasih Ibu tak lekang oleh waktu. 

Kasih Ibu seperti sinar matahari yang menyinari dunia ini. Tidak pernah absen walau sehari. Mungkin ada mendung dan hujan sehingga sinar matahari terhalang, tetap saja dia sebenarnya bersinar. 

Di dalam agama Islam, memuliakan orang tua adalah suatu kewajiban. Pahalanya sangat besar. Sebaliknya, durhaka pada orang tua, adalah dosa besar yang bisa mengakibatkan seseorang masuk dalam neraka. Emak bersyukur karena selalu mendapat nasehat tentang hal memuliakan orang tua ini. Nasehat ini Emak dapat bukan hanya dari orang tua Emak, dan saudara-saudara Emak, tetapi dari pengajian yang Emak ikuti. 

Emak diingatkan bahwa manusia lahir ke dunia melalui perantara, yaitu Ibu. Tumbuh besar dan berkembang dalam asuhan dan tanggung jawab orang tua. Berapa banyak pengorbanan yang telah mereka lakukan untuk membesarkan anak? Hanya Alloh yang tahu. 

Abu Hurairah meriwayatkan sebagaimana berikut, “ Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, lalu ia bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?” Beliau menjawab, “ Ibumu.” “ Lalu siapa lagi?” “ Ibumu” “ Siapa lagi?” “ Ibumu” “ Siapa lagi” “ Bapakmu.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)

Pengorbanan seorang Ibu mulai hamil, melahirkan dan menyusui, serta mengasuh, tak bisa dibalas oleh anaknya. Dalam keadaan bagaimanapun, Ibu selalu berusaha ada untuk anak-anaknya. Ibu berusaha membuat anak-anak merasa nyaman dan tercukupi semua kebutuhannya. Seorang ibu berani pasang badan untuk melindungi anak-anaknya. 

Bagaimanakah ketika keadaan telah berubah? Ketika seorang ibu tidak lagi mempunyai daya dan kekuatan untuk anak-anaknya, bahkan untuk dirinya sendiri? Apakah ibu menuntut agar anak-anaknya mengembalikan kasih sayang dan pengorbanan yang telah dilakukannya? 

Seandainya Ibu menuntut, Emak berpikir itu adalah hal yang wajar. Tapi sepengetahuan Emak, tidak ada ibu atau orang tua yang menuntut anak-anak mereka untuk mengembalikan kasih sayang dan harta yang telah mereka keluarkan untuk merawat anak. Lagi pula sebelum Ibu meminta, apalagi menuntut, anak yang berbakti, yang mengerti bahwa memuliakan orang tua adalah sebuah kewajiban yang sangat besar pahalanya, segera akan mengulurkan tangan berusaha memberikan yang terbaik untuk ibunya. Bukan hanya karena merasa itu adalah sebuah kewajiban, tetapi karena cinta yang Alloh berikan di dalam hati untuk ibu mereka. 

Bukankah anak-anak yang sholih-sholihah dan berbakti kepada kedua orang tua selalu berdoa:

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orangtuaku, kasihanilah mereka sebagaimana mereka telah mengasihiku di waktu kecil. 

Alloh yang memberikan rasa cinta itu. Rasa kasih seperti kasih orang tua ketika mereka masih kecil dulu. Waktu anak-anak kecil, apakah orang tua galak dan pemarah? Ataukah sebaliknya? Penuh kasih dan sabar? 

Di masa tua, apa yang dilakukan orang tua dulu kepada anaknya akan berpulang kepada mereka sendiri, sebagai terkabulnya doa yang dipanjatkan anak-anaknya itu. Seperti apa mereka mengasihi anak-anaknya dulu, seperti itulah perlakuan anak-anak kepada mereka di saat tua. 

Semoga Emak dan Sahabat Emak bisa mendidik anak-anak dengan penuh kasih sayang. Menyayangi bukan berarti selalu menuruti keinginan anak dan tidak pernah menegur mereka. Menyayangi adalah mengarahkan mereka untuk kebaikan tanpa melakukan kekerasan. Ketegasan tentu diperlukan, tetapi tidak dengan melukai baik fisik maupun psikis mereka.

Luka yang ditimbulkan orang tua khususnya Ibu, bisa terbawa sampai dewasa. Umumnya anak yang telah dewasa tersebut akan melakukan hal yang sama pada anaknya dengan yang dilakukan oleh ibunya dulu. Pola ini akan terus berulang bila tidak ada kesadaran untuk memutus rantai pola asuh ini. 

Senin, 21 Februari 2022

Menjadi Ibu Adalah Sebuah Anugrah


Anugerah dari Sang Pencipta

Itu adalah judul tulisan Emak di buku Parenting Melelahkan yang Penuh Cinta. 

Mengasuh anak memang melelahkan. Tapi Alloh memberi karunia cinta, yang menguatkan. 

Waktu hamil anak ketiga ini, Emak tidak tahu kalau hamil. Karena Emak tidak pakai jeda berhenti haid setelah melahirkan anak kedua. Selesai nifas, lanjut haid. Haidnya pun teratur setiap bulan. 

Waktu kehamilan sudah besar, Emak sering merasa sakit perutnya, dan pegal punggungnya. Emak pikir mungkin itu karena Emak lelah dengan aktivitasnya, yang meskipun ada yang membantu, mengurus dua batita di rumah dalam keadaan hamil itu tidak mudah. 

Hingga hari itu, saat duduk di masjid mengikuti pengajian, Emak merasa sakitnya makin menjadi. Malam itu Emak minta diantar Bapak ke rumah sakit untuk kontrol, meskipun jadwal kontrol masih beberapa hari lagi. 

Saat giliran diperiksa, dokter memegang perut Emak dan berseru, "Loh ini his! Kontraksi mau melahirkan!"

Emak pun dilarang pulang dan malam itu juga disesar untuk mengeluarkan bayinya. 

Btw ini gimana ceritanya, anak ketiga tapi Emak tidak tahu kalau mau melahirkan? 

Karena Emak belum pernah melahirkan normal. Kedua anak sebelumnya lahir sesar dan Emak belum pernah merasakan mulas mau melahirkan. Emak belum punya banyak ilmu soal melahirkan.
Sepertinya Emak masih haid saat awal kehamilan yang ketiga ini, maka hitungan usia kehamilannya pun meleset. Atau bayinya yang lebih cepat lahir? Entahlah, Emak tidak tahu. Tapi bayi Emak tidak lahir prematur. Bahkan berat badannya lebih dibandingkan kakak-kakaknya saat lahir. 

Saat itu, berapa usia anak kedua Emak, alias kakak si bayi ini? Usianya 13 bulan dan belum bisa jalan. Kakak pertama? 30 bulan. So sekarang Emak punya 3 batita di rumahnya. 

Anak adalah anugerah dari sang Pencipta. Anak adalah buah cinta yang kehadirannya seperti lentera yang menerangi kegelapan. 

Bayi kecil itu sungguh imut dan lucu. Meskipun harus berbagi perhatian dan kasih sayang dengan saudara-saudaranya, setiap anak semua mendapatkan cinta 100% dari orang tuanya. 

Seperti halnya cinta pada pasangan. Ketika anak hadir, cinta mereka itu tidak berkurang karena diberikan pada anak. Malah semakin bertambah. Begitu pula ketika jumlah anak bertambah, cinta bukan berkurang karena dibagi untuk masing-masing anak, tetapi justru bertambah besar. Karena cinta tidak bisa diukur atau dijelaskan dengan kata-kata. 

Punya anak tiga kecil-kecil, di saat Emak berusia muda dan minim ilmu memang sesuatu banget. Banyak suka dukanya, yang kalau Emak melihatnya sekarang, semuanya itu sungguh luar biasa. Kadang Emak takjub karena bisa melaluinya.
Semua bisa terjadi atas kehendak Alloh SWT. 

Alhamdulillah,  sekarang si Nomor Tiga sudah berusia 21 tahun. Tinggi dan kekar, in syaa Alloh karena rajin olah raga. Sholih dan berbakti pada orang tua, karena paham agama. 

Doa-doa Emak dan Bapak selalu menyertai langkah si Nomor Tiga. Semoga sukses, bahagia, sejahtera dunia akhirat. Aamiin.

30 Januari 2022

Ah, Salah Dia Itu Makanya Jadi Begini!


Mental Victim / Playing Victim

Kata situs Alodokter, Victim mentality atau mentalitas korban adalah kondisi ketika seseorang selalu merasa dirinya sebagai korban dari segala kondisi dan situasi yang terjadi di sekitarnya. 

Sedangkan menurut situs TheAsianparent Playing victim artinya perilaku seseorang yang gemar menimpakan kesalahan kepada orang lain, padahal bisa jadi masalah itu berasal dari dirinya

Gampangnya orang yang memiliki mental victim atau berperilaku playing victim selalu menyalahkan orang lain ketika terjadi hal tidak menyenangkan pada dirinya. Seringkali orang seperti ini tidak menyadari bahwa Alloh telah memberi kemampuan pada dirinya untuk berjuang mengatasi masalahnya. Yang dia pikirkan cuma gara-gara siapa dia jadi seperti ini? Dia tidak berpikir bagaimana caranya agar bisa mengatasi masalahnya dan menjadi kuat karenanya. 

Seorang anak yang ketika kecilnya pernah diomeli orangtuanya, atau dicela, bisa jadi membawa luka itu sampai dewasa. Ketika dia mengalami hal yang tidak menyenangkan, yang dia pikirkan, "ini gara-gara dulu sama orangtuaku dibilang aku ceroboh, jadinya ceroboh beneran dan tidak bisa hilang sampai sekarang! Kan kata-kata orangtua itu doa dan Alloh pasti mengabulkannya."

Atau misal seseorang tidak lulus ujian, dia tidak melihat kegagalannya adalah akibat dari ketidakmampuannya, lalu berusaha meningkatkan kemampuannya agar lain kali berhasil, tetapi dia menyalahkan keadaan. Misal soalnya terlalu sulit, pas belajar malah mati lampu, gara-gara jalan macet jadi terlambat dan tidak bisa konsentrasi mengerjakan ujiannya dll. 

Pokoknya semua salah orang lain, bukan salah dia. 

Anggapan seperti itu membuat orang jadi lemah dan merasa tidak berdaya. Merasa dirinya adalah korban yang tidak bisa melakukan apa-apa, menunggu orang lain membantunya untuk keluar dari segala kesulitan dan ketidak-beruntungannya.

Malangnya banyak orang yang tidak menyadari kalau dirinya memiliki mental korban/playing victim. Kalau pikirannya belum terbuka, mau dibilangin apa pun oleh orang lain, tidak bisa masuk ke dalam hatinya. Dia menolak untuk bengkit. Dia menyukai perannya sebagai korban, karena dengan begitu orang-orang akan bersimpati padanya dan memberikan perhatian yang dia inginkan. 

Kalau begini terus, lama-lama orang terdekatnya bisa kelelahan dan bosan mendengarkan keluh kesahnya. Akhirnya bisa jadi dia dijauhi orang, karena orang sudah niteni, kalau dia ada, yang diceritain itu lagi-itu lagi. Dia selalu mengeluh dan membawa aura negatif yang tidak menyenangkan. 
Walaupun orang-orang sudah menawarkan berbagai macam solusi atas keluhannya, dia tidak sungguh-sungguh berusaha melakukannya, karena dia memang belum mau berubah. 

Apakah sahabat Emak mengenal orang yang senang berplaying victim? Atau jangan-jangan, ada sahabat Emak yang playing victim? Aduh! Jangan ya! 

Kalau memang punya masalah, boleh-boleh saja curhat pada orang terdekat atau terpercaya. Lalu berusaha untuk bangkit, pulihkan diri dan berusaha untuk berkembang menjadi lebih baik. Kalau curhat kepada orang terdekat belum bisa menemukan solusi yang tepat, mungkin sudah saatnya mencari pertolongan pada orang yang profesional di bidangnya. Misalnya kepada psikolog. 

Selain itu, untuk bisa berkembang menjadi lebih baik, sahabat Emak juga bisa mengikuti komunitas-komunitas yang baik, sesuai yang diminati. Jadi semangat dan senang ketika mengikuti kegiatan-kegiatan di dalamnya. In syaa Alloh semakin banyak pengalaman dan wawasan, juga teman-teman yang didapat, sedikit demi sedikit bisa membuat kita meninggalkan mental korban dan lebih banyak memberi manfaat kepada diri sendiri dan orang lain. 

Emak dulu juga punya mental korban parah banget. Alhamdulillah Alloh menunjukkan jalan untuk bisa bertemu dengan orang-orang yang baik dan bergabung dengan komunitas-komunitas yang baik seperti: Strong Shalihah, Ibu-ibu Doyan Nulis - Interaktif , Ruang Pulih Mahadaya dll. 

Sahabat Emak, temukan minat kalian, lalu bergabunglah dengan komunitas yang sesuai. In syaa Alloh, kalian akan mendapatkan banyak hal yang baik dan bermanfaat.

26 Januari 2022

Belajar Semeleh Belajar Bahagia


Hidup adalah Pilihan

Alhamdulillah. Emak sedang senang hatinya. Karena buku antologi Semeleh ternyata banyak peminatnya. Mereka yang sudah membaca buku Semeleh memberikan testimoni bahwa buku Semeleh itu bagus, kisah-kisahnya menyentuh, dan menginspirasi pembacanya. 

Banyak yang sudah Pre Order sebelum buku terbit. Banyak juga yang membelinya setelah bukunya jadi  sebab membaca testimoni dari yang sudah memesan bukunya lebih dulu. Walaupun berbeda harga, mereka tidak merasa rugi, karena apa yang ditulis di buku Semeleh worth it lah dengan harga segitu. Bahkan sekali pun sudah harga normal, in syaa Alloh mereka tetap mau beli lho!  

Membeli buku Semeleh pada masa PO atau setelahnya adalah pilihan pembaca. Mereka memilih dengan kesadaran. Tidak ada tuh yang protes sama Emak karena perbedaan harga yang mereka dapatkan. Mungkin karena mereka menyadari, itu adalah pilihan mereka. 

Hidup adalah pilihan. Mau memilih mengerjakan sesuatu atau lebih baik diam, terserah pelakunya. Bahkan kalau ada orang berkata, "Saya tidak mau memilih." Itu pun sebenarnya pilihan. Dia memilih untuk tidak memilih apa pun. 

Emak memilih untuk bahagia dalam menjalani kehidupannya. Caranya dengan selalu berserah diri pada Alloh SWT. Emak berdoa agar bisa selalu ikhlas dan ridho dengan semua qodar Alloh. Emak pasrah dan menyerah pada Alloh. Emak percaya sepenuhnya kepada Alloh. Emak SEMELEH. 

Emak berpikir bahwa waktu lahir pun Emak tidak membawa apa-apa, tidak tahu apa-apa. Alloh lah yang menentukan jalan hidup Emak dan mencukupi segala kebutuhannya. Emak tinggal berusaha dan berdoa. Apa pun yang Emak butuhkan alhamdulillah selalu dicukupi oleh Alloh. Apa pun yang Emak inginkan, Emak berusaha semampunya, dan menyerahkan hasilnya pada Alloh. Emak yakin, kalau berhasil mendapatkan keinginannya berarti itu adalah pertolongan Alloh dan yang didapatkannya baik untuk dirinya. Namun bila tidak berhasil, Emak yakin itu berarti Alloh menyelamatkannya, karena kalau sudah berusaha sekuat daya dan upaya tapi tidak tercapai berarti itu tidak baik untuknya. 

Selain itu Emak selalu berusaha bersyukur kepada Alloh terhadap segala sesuatu, termasuk kepada dirinya sendiri. Emak belajar menerima dan mencintai dirinya sendiri sebagai wujud dari rasa syukur kepada Alloh, karena sudah diberi tubuh sebagai sarana hidup. Tubuh yang sempurna untuknya. Jiwa raga yang sempurna untuk Emak. 

Alhamdulillah, dengan menerima, bersyukur dan mencintai dirinya sendiri, Emak tidak merasa iri dengan orang lain. Melihat orang lain lebih langsing, lebih sehat, dan lebih-lebih lainnya, Emak turut bersyukur dan gembira. Alloh sudah mengira-ira setiap mahluk ciptaanNya. Jadi apa pun bentukmu, bagaimanapun keadaanmu, berapa pun rejekimu, dan pun-pun yang lainnya, Alloh Maha Tahu yang terbaik untuk hambaNya. 

Alhamdulillah 'alaa kulli hal. Segala puji bagi Alloh atas segala sesuatu. Semua urusannya orang beriman, enak atau tidak enak, in syaa Alloh ujungnya selalu kebaikan. 

Saat enak, saat nikmat, alhamdulillah bisa merasakannya. 
Saat tidak enak, saat susah, alhamdulillah, yang dialami masih lebih baik daripada orang lain. 

Emak menuliskan ini bukan bermaksud pamer. Tapi untuk bersyukur. Karena proses untuk bisa mencapai rasa Semeleh seperti yang Emak rasakan saat ini bukan semudah membalikkan telapak tangan. Perlu perjuangan dan juga bantuan dari banyak pihak. Kisah tentang ini bisa Sahabat Emak baca di buku Semeleh. 

Buku Semeleh masih bisa dipesan ya, selama persediaan masih ada. Untuk saat ini harga buku 149.000 + ongkir. Buruan pesan ya sebelum berubah menjadi harga normal. 

Sahabat Emak, hidup adalah pilihan. Mari kita memilih yang terbaik, dan selalu memohon petunjuk Alloh SWT dalam segala hal. Pilihan Alloh pasti benar dan baik. Kalau pun di awal sepertinya yang kita dapatkan tidak sesuai, bukan berarti itu salah. Tetap sabar, jalani, syukuri, berprasangka baik pada Alloh, pasti Alloh akan memberikan yang terbaik untuk kita.

21 Januari 2022