Selasa, 02 September 2025

Kaya Raya

Kaya Raya

Siapa yang tidak mau menjadi kaya raya? Kayaknya nggak ada deh.

Zaman sekarang biar lancar ibadahnya perlu dinar dan dirham alias uang. Kalau punya uang, insya Alloh sholat bisa tenang, nggak mikir keluarga mau dikasih makan apa? Bisa beli alat ibadah. Bisa pergi cari ilmu. Bisa haji dan umroh ke Mekah. Bisa infaq dan sodaqoh banyak.

Tapi... Tahukah Anda, bahwa dalam bawah sadar ada orang yang menolak menjadi kaya?

Secara sadar ingin kaya (ingin punya uang banyak, hidup nyaman, bebas finansial), tetapi bawah sadarnya justru menolak kekayaan karena ada program lama, keyakinan, atau trauma yang tertanam.

Misalnya: Keyakinan negatif tentang uang
“Orang kaya itu serakah.”
“Uang sumber masalah.”
“Kalau kaya, nanti jadi jauh dari Tuhan.”

Keyakinan semacam ini membuat bawah sadar melindungi diri dari ‘bahaya’ uang dengan cara menolak kekayaan.

Ada juga yang mungkin karena pengalaman masa kecil, dulu sering melihat orang tua bertengkar karena uang. Jadi bawah sadarnya bilang, uang = konflik Jadi takut kalau suatu hari kaya malah membuat orang lain iri/menjauh.

Bisa juga orang menolak kaya karena rasa nggak layak

 “Saya orang biasa, nggak mungkin bisa kaya,” atau “Saya nggak boleh merasa lebih baik dari yang lain.”

Bisa juga bawah sadar menolak kaya karena takut kehilangan atau tanggung jawab. Kalau kaya nanti harus berbagi, hrus bantu orang tua atau saudara. Akhirnya, bawah sadar memilih tetap di zona aman.

Makanya, banyak orang berusaha keras secara sadar (bekerja, usaha, investasi), tapi hasilnya selalu mentok, karena bawah sadarnya menolak kekayaan itu.

Apakah kamu pernah merasa seperti itu?

Senin, 25 Agustus 2025

Merdeka!



Emak senang sekali karena bisa ikut memeriahkan acara karnaval HUT RI ke 80. Rasanya seperti anak TK yang pakai baju adat berkeliling kompleks perumahan. Innerchildnya seperti menari-nari di matanya. 

Bukan hanya jalan sehat, mereka pun membagi-bagikan sayur-mayur, bumbu dapur, dan buah-buahan kepada masyarakat yang mereka temui di sepanjang jalan.

Hati senang, badan sehat, dan masyarakat pun gembira mendapatkan sayuran dan lain-lain.

Semoga dengan bertambahnya umur, bangsa ini semakin maju dan jaya.

Bahagia



Kalau kata KBBI, bahagia adalah merasa senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan). 

Tapi setelah belajar di sana-sini, Emak jadi tahu definisi lain dari bahagia, yaitu: bisa merangkul segala rasa.

Maksudnya?
Bahagia adalah ketika kita bisa mindfulness, hadir di sini kini. Merasakan semua emosi yang ada pada diri, menyadari berada di mana dan sedang apa.

Dengan begitu kita bisa fokus dan bersyukur pada apa yang telah Alloh berikan dan tidak menyesali masa lalu serta khawatir tentang masa depan.

Sedih? Menangislah. Nikmati rasa itu secukupnya. Bahagia? Nikmatilah rasa itu secukupnya. Begitu juga dengan semua emosi lainnya. Sadari, nikmati, lalu kembalikan pada pemiliknya yaitu Alloh SWT.

Tidak ada rasa yang menetap selamanya. Sesusah-susahnya orang pasti ada celah bahagianya. Sesenang-senangnya orang, pasti ada susahnya. 

Semua rasa akan silih berganti datang dan pergi. Tapi kalau kita selalu kembalikan pada Alloh, insya Alloh pertolongan Alloh selalu datang dan kita merasa tenang dan bahagia karena dekat denganNya.

Barangkali nanti Emak menemukan lagi definisi bahagia yang lainnya. Siapa tahu?

Tentu saja: hanya Alloh yang tahu

بسم الله توكلت على الله لا حول ولا قوة الا بالله

Jumat, 22 Agustus 2025

Cinta Sejati

Cinta Sejati

"Cinta sejati itu hanya ada setelah menikah. Sebelum menikah kalau ada yang bilang itu cinta sejati, bohong!"

Kata itu diucapkan seorang bapak. Waktu itu Emak masih umur 20 an, belum kenal yang namanya cinta. Tertarik sama seseorang sih iya, tapi apakah itu cinta? Cinta monyet kali ya.

Balik ke ucapan bapak itu tadi, Emak merasakan kebenarannya setelah menikah puluhan tahun. Kalau di awal-awal nikah sih biasa lah ya. Masih adaptasi, masih nangis-nangis, masih egois. Mungkin masih mempertanyakan, ini barokah nggak sih? Tapi alhamdulillah apa pun permasalahannya selalu ada pertolongan Alloh.

Apakah waktu menikah Emak sudah mencintai Bapak? 

Belum.

Emak kenal Bapak, tahu kalau Bapak ganteng, sopan, dan tertib ibadahnya. Tapi belum tahu sifatnya. Belum tahu kebiasaannya. Modal sholat istikhoroh dan berprasangka baik pada Alloh saja yang membuat Emak mau menikah dengan Bapak. 

Seperti yang sudah Emak ceritakan tentang 4 maqodirulloh, dalam pernikahan itu juga ada kenikmatannya, ada musibahnya, ada cobaannya dan ada kesalahannya. Nano-nanolah pokoknya. Hanya dengan pertolongan Alloh, semua bisa dilalui Emak hingga saat ini.

Emak bersyukur Alloh memberikan Bapak sebagai jodohnya. Bapak yang mau terus belajar untuk menjadi suami dan ayah yang baik. Bapak yang mau menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan Emak. Bapak yang selalu mengusahakan yang terbaik untuk keluarga.

Emak pun merasa ikhlas dan ridho melakukan semua untuk Bapak dan anak-anak (kalau pas Alloh paring ikhlas dan ridho 🤭).

Intinya, ketika sudah menikah dan mengalami berbagai hal 4 maqodirulloh itu, Alloh menumbuhkan cinta sejati. Cinta yang karena Alloh. Cinta yang membuat masing-masing ingin membahagiakan, bukan menuntut untuk dibahagiakan. Cinta yang membuat suami-istri merasa aman dan nyaman dalam beribadah dan menjalani kehidupan bersama pasangannya.

Semua itu nggak lepas dari doa dan ridho orang tua. Yang orang tuanya masih ada mohon doa dan restu (ridho) keduanya, terutama ibu. Karena ibu yang lebih sering main perasaan. Padahal doa ibu itu nggak ada penghalangnya kepada Alloh SWT. Jangankan doa, ucapan atau krentek hatinya (kata2 dalam batin) bisa berpengaruh kepada anaknya.

Selalu dekati Sang Pemilik Hidup. Berdoa memohon yang terbaik, pasrah sepenuhnya kepada Alloh.

Bersiaplah, kepercayaan dan kepasrahan kepada Alloh insya Alloh mendatangkan keberlimpahan yang menakjubkan.

بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللَّهِ

Kamis, 21 Agustus 2025

Empat Maqodirulloh


Yang namanya manusia pasti mengalami empat Maqodirulloh, yaitu empat ketetapan/qodar Alloh dalam menjalani kehidupan ini.

1. Qadar Nikmat (merasakan kenikmatan), 
2. Qadar Musibah (tertimpa musibah),
3. Qadar Cobaan (mengalami cobaan),
4. Qadar Salah (melakukan kesalahan). 

Kayak Emak nih, suatu hari dia bisa makan enak di sebuah mal (qodar nikmat), eh, tahu-tahu pas minum Emak keselek (musibah). Udah gitu di dekat Emak ada embak-embak yang merokok. Emak benci sama asap rokok (qodar cobaan). Emak pun dengan berani menegur orang itu supaya tidak merokok.

"Mbak, bisa tolong matikan rokoknya? Asapnya mengganggu!" kata Emak mencoba sopan.

"Maaf, Bu, ini area khusus perokok. Ibu yang salah masuk ruangan!" jawab si embak dengan santainya.
(qodar salah).

Emak jadi gondok deh. Ternyata kalau sudah qodarnya pasti terjadi.

Oh, mungkin tadi Emak lupa. Kalau mendapat nikmat, harusnya disyukuri, biar nikmatnya tidak hilang dan semakin bertambah.

Kalau diqodar mendapat musibah, istirja': Innalillahi wa innailaihi roji'un. Allohumma'jurni fii mushibati waakhlifli khoiro minha. Supaya dapat pahala dan dapat ganti yang lebih baik.

Kalau mendapat cobaan, supaya sabar. Sabar itu maksudnya bukan diam saja, tapi tetap tabah dan bisa lebih mendekat kepada Alloh. Dalam kasus Emak, mending pergi dari sana aja kali ya.

Dan kalau diqodar salah, ya bertobat kepada Alloh dan berusaha tidak mengulangi kesalahannya lagi.

Apa kesalahan Emak? Bukan salah karena menegur perokok, tapi salah karena keliru masuk ruangan.

Gitu!

Parkir Gratis


Di sebuah minimarket warna biru merah kuning, di dinding lahan parkir tertulis "parkir gratis khusus konsumen saat berbelanja".

Emak senang, karena tidak harus keluar uang lagi buat parkir. Pas selesai belanja, ada mas-mas pakai rompi yang biasa dipakai kang parkir membantunya menarik ekor motor agar mudah keluar dari tempat parkir. Emak mengucapkan terima kasih dengan sopan. Si kang parkir bilang bayar dua ribu. Emak menunjuk tulisan parkir gratis, "Itu tulisannya parkir gratis!"

Si kang parkir pun diam dan membiarkan Emak pergi. Sebenarnya ada rasa bersalah karena tidak memberi uang. Cuma 2000 loh. Tapi Emak gak salah kan? Tulisannya parkir gratis. Emak juga gak minta dibantu pas keluar dari parkiran. 

Aneh gak sih? 🤔

Malas



Sebenarnya malas melakukan sesuatu itu karena apa?
Karena kondisi badan yang sedang tidak fit? Atau karena tidak menyukai pekerjaan yang harus dilakukan? Atau....

Mungkin banyak sebabnya. Tapi kalau sedang malas, cobalah untuk mengingat nikmat yang sudah Alloh berikan. Salah satu wujud syukur kepada Alloh adalah menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

Kerjakan tugasmu sakpol kemampuan. Soal hasil, Alloh yang menentukan. Ingatlah, Alloh tidak akan menyia-nyiakan usaha hamba-Nya.

Semangat! Bismillahi tawakaltu alalloh. Laa haula walaa quwwata illa billah.

🔥🔥🔥🔥